Surabaya
Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Surabaya Buat Replikas 15 Robot dari Sampah Plastik
Masa Orientasi Mahasiswa (Mastama), Ordik dan Expo UKM (MOX) 2018 Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) berlangsung meriah.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Masa Orientasi Mahasiswa (Mastama), Ordik dan Expo UKM (MOX) 2018 Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) berlangsung meriah.
Kegiatan yang dikenal dengan Opspek ini memiliki berbagai rangkaian acara. Selain mengenal seluk beluk kampus, mahasiswa baru juga diajak untuk berkreasi sesuai dengan motto UMS, Kampus Sejuta Inovasi.
Salah satu yang cukup menarik dari rangkaian ospek atau MOX 2018 UMS kali ini adalah mahasiswa diajak untuk membuat kreasi robot dari sampah plastik.
2232 mahasiswa UMS dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 30 anak, mengerjakan satu robot ukuran besar atau minimal sepinggul manusia.
Tantangannya adalah, para mahasiswa harus mencari semua bahan atau sampah plastik hasil kegiatan selama ospek di lingkungan kampus.
"Kami mengumpulkan sampah sejak kemarin, dan ditambah lagi sampah botol minum usai acara Run for Peace tadi pagi. Saat cari sampah tadi kami juga temukan cat sisa, akhirnya dipakai juga untuk hias. Total untuk satu robot kelompok kami menggunakan 20 botol besar, 50 botol tanggung," terang Muhammad Ilham Aziz (18), Mahasiswa Fakultas Agama Islam Al Qhwalul Syakhsiyah, Jumat (14/9) usai merangkai robot.
Butuh waktu satu setengah jam untuk merangkai robot dari sampah plastik, yang sebelumnya sudah mereka desain sejak pertama mendapat tugas.
"Awalnya bingung mau buat apa, terus kepikiran buat robot bentuk manusia aja lengkap tangan dan kaki. Kemudian tadi kami tambah untuk aksesoriesnya menggunakan Virtual reality (VR), karena tadi kebetulan ada pemecahan rekor muri mahasiswa baru dance bersama menggunakan VR," tambah Aziz.
"Pokoknya bikin sebagus mungkin biar sampah plastik tidak seperti sampah," sergah Emelyana Maghfirah (21), Mahasiswa baru S1 Keperawatan.
Indra (21) mahasiswa baru jurusan S1 PAUD asal Kalimantan Barat mengatakan ini adalah kali pertama bagi dia membuat kreasi dari sampah plastik.
Menurutnya, pengalaman berharga ini membuatnya semakin yakin jika sebenarnya sampah pun bernilai, jika dimanfaatkan dengan baik.
"Gak kepikiran sebelumnya membuat kreasi dari sampah. Tapi waktu uda dikerjakan, dan lihat hasil kreasi dari teman-teman luar biasa bagus dan bisa untuk pameran," katanya heran.
Para mahasiswa ini mengambil pelajaran berharga di hari perkenalan arau ospek di kampus mereka, khususnya soal pengelolaan sampah.
Para mahasiswa pun tahu betul, bagaimana pemerintah kota Surabaya sebagai lokasi kampus mereka berada serius menangani pengelolaan sampah.
Mulai bayar transportasi bus menggunakan sampah plastik, OTT Sampah bagi mereka yang buang sampah sembarangan, hingga tersedianya bank sampah di kampung-kampung hijau Surabaya.
"Jadi kami sebagai mahasiswa memang tidak boleh diam. Yang bertanggung jawab dalam pengolaan sampah ini seharusnya bukan hanya pemerintah kota atau negara saja, tapi kami mahasiswa dan warga Indonesia juga harus turut serta melakukannya," tambah Aziz.
Ospek Kampus sudah Meninggalkan Kekerasan
Junaidi, Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni mengatakan konsep ospek dua tahun terakhir di Kampus UMS memang sudah berubah, dan menerapkan konsep menjaga lingkungann
"Selain menjaga lingkungan, mahasiswa baru diajak untuk belajar kreatif. Setelah ini karya akan dinilai, dan pemenang akan mendaptkan hadiah sebagai apresiasi. Robot plastik ini juga akan kami pamerkan sebagai bagian dari kreatifitas mahasiswa," tutupnya.