Tulungagung
Postingan Terakhir Suami TKW Tulungagung yang Pilih Mati Daripada Dicerai, Isinya Bikin Trenyuh
Inilah postingan terakhir suami TKW Tulungagung yang pilih mati daripada berpisah dengan istrinya
Penulis: David Yohanes | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com, Tulungagung - Kematian Trimulat Hadi Rencono (36), seorang seniman campursari asal Tulungagung mengejutkan banyak orang.
Akun facebook Trimulat Hadi Rencono yang bernama Singo Maruto itu dipenuhi ucapan bela sungkawa.
Kepergiannya juga dikabarkan ke sejumlah grup Facebook dan menjadi viral.
Lantas siapakah Trimullat Hadi Rencono sebenarnya?
Berikut SURYA Malang sarikan dari sejumlah pemberitaan yang ada.
Baca: Komentar Mbah Mijan soal Wanita Misterius Muncul di Konser Sheila On 7, Penampakannya Seperti ini
Baca: Foto Jeremy Thomas Cium Sophia Latjuba Jadi Sorotan, Ina Thomas: Kan kasihan juga Dibilang Pelakor
Trimulat Hadi Rencono adalah warga Dusun Dawuhan, Desa Podorejo, Kecamatan Sumbergempol.
Dia merupakan pemain musik campursari dan biasa bermain keyboard.
Informasi yang SURYA Malang terima, Trimulat Hadi Rencono biasa dipanggil Nono.
Nono sudah menikah. Istrinya merupakan seorang TKW.

Kabarnya sang istri baru pulang dari Taiwan.
Kapolsek Sumbergempol, AKP Sukirno menambahkan sang istri baru pulang ke Indonesia 4 hari lalu.
Sukirno menambahkan Nono tubuh Nono tergantung di kamar tengah rumah mertuanya.
Yang membuat warga trenyuh, jeritan anaknya saat melihat tubuh Nono.
Mertua Nono yang kemudian memutus tali yang mengikat lehernya, namun Nono sudah dalam kedaaan meninggal dunia.
“Saat ditolong dia memang sudah dalam keadaan meninggal dunia. Tidak ada tanda-tanda kekerasan lain,” kata Sukirno.
Postingan di Facebook
Belum ada yang mengetahui pasti penyebab Nono melakukan tindakan nekat itu.
Satu-satunya petunjuk yang bisa mengungkap itu adalah postingan Trimulat Hadi Rencono dalam facebooknya.
Konon postingan itu ditulis Nono sebelum ditemukan gantung diri.
Dalam tulisannya Nono mengungkapkan, istrinya menekan agar bercerai. “Apa ada orang lain?” keluh Nono.
Masih menurut Nono, anak laki-laki semata wayangnya sempat merengek minta dikeloni ayah dan ibunya.
Namun istrinya menolak. Sikap itu dinilai telah melukai perasaan anak mereka.
Bahkan Nono menuding istrinya telah kehilangan naluri seorang ibu.
Kepulangan istrnya bukan membawa kebahagiaan, namun kekecewaan yang amat berat.
“Kenapa harta membuatmu berubah?” tulis Nono.

Nono juga sempat minta maaf kepada teman-temannya.
Ia menilai perjuangan dan pengorbanannya tidak ada artinya.
Di akhir curhatnya Nono menulis pesan, “kutepati janjiku, daripada bercerai lebih baik mati.”
Masih menurut Kapolsek Sumbergempol, sebelumnya Nono memang mengancam akan bunuh diri jika diajak bercerai.
Ancaman itu diucapkan tiga kali. Ancaman itu benar-benar dilakukan, Nono ditemukan tergantung dua jam setelah ia menulis pesannya di Facebook.
Polisi menemukan tali sepanjang 2 meter.
Kemudian di atas dipan kamar ditemukan sebuah kursi dan jeriken untuk tumpuan kaki.
Polisi juga sempat memasang garis polisi untuk melakukan olah TKP.
“Korban kami mintakan visum ke RSUD dr Iskak untuk memastikan memang tidak ada tanda kekerasan lain,” pungkas Sukirno.
Nono selama ini dikenal sebagai seorang seniman campursari.
Laki-laki berambut gondrong ini mempunyai spesialisasi alat musik keyboard.
Kepergiannya yang nekat membawa duka mendalam di hati rekan-rekannya. (*)