Kediri

Tahwa, Makanan Siap Saji Berbahan Sari Kedelai dari Kediri

Saya sudah dua kali mencoba dan rasanya enak banget. Apalagi dicampur kuah jahe yang hangat jadi obat masuk angin.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: yuli
didik mashudi
Satu lagi makanan siap saji dari bahan kedelai diperkenalkan kepada masyarakat di Kediri. Makanan yang cocok untuk menu sarapan ini diberinama Tahwa. Menu ini diperkenalkan oleh Gatot pengusaha UMKM dengan label GTT. 

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Satu lagi makanan siap saji dari bahan kedelai diperkenalkan kepada masyarakat di Kediri. Makanan yang cocok untuk menu sarapan ini diberinama Tahwa. Menu ini diperkenalkan oleh Gatot pengusaha UMKM dengan label GTT.

Menu sarapan Tahwa ini sejak sebulan terakhir sudah bisa dijumpai setiap hari Minggu di salah satu kios di kawasan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Hanya saja penjualnya masih belum banyak karena masih dalam taraf sosialisasi kepada konsumen.
Tahwa sendiri diadopsi Gatot karena menjadi menu yang sangat populer di Jepang dan China. Bentuk teksturnya yang lunak sangat cocok untuk perut orang Indonesia.

"Tahwa ini terbuat dari sari kedelai yang kental, kemudian diberi penggumpal dengan GDL yang kami datangkan dari Jepang. Di Indonesia Tahwa masih termasuk makanan yang langka," ungkap Gatot.

Bentuk Tahwa sendiri agak mirip dengan campuran jenang atau godir. Karena dari bahan sari kedelai warnanya menjadi putih saat menggumpal. Gatot menyajikan Tahwa dengan kuah jahe hangat.

Diungkapkan, kalau ada yang sudah mampu memasak Tahwa, pembuatnya biasanya masih tertutup karena tidak ingin mendapatkan saingan. "Kami ingin masakan Tahwa ini semakin memasyarakat sehingga kami siapkan untuk pelatihannya," jelasnya.

Sejauh ini Gatot mengaku masih belum ada promosi kepada masyarakat. Karena dua penjual menu Tahwa yang ada di kawasan Monumen SLG baru sebatas menjual saja.

Dari pertimbangan kesehatan Tahwa merupakakan menu masakan yang menyehatkan. Sehingga sangat bermanfaat untuk tubuh dan cocok dikonsumsi baik pagi, siang maupun malam. Kalau di Jepang dan China biasa menjadi menu sarapan.

"Sekarang saya masih memikirkan adonan sirup yang cocok untuk Tahwa. Karena kalau memakai sirup jahe kurang disukai oleh anak-anak," ungkapnya.

Untuk planing ke depan Gatot berencana membuat jaringan mirip gerobak waralaba untuk memasarkan Tahwa. Karena dari kios yang diuji coba untuk pemasaran mendapat sambutan konsumen.

"Responnya sangat bagus sekali. Namun kami belum melakukan sosialisasi yang lebih intens," ujarnya.

Proses pengolahan Tahwa juga sangat simpel, kedelai dicuci bersih kemudian direndam 6 - 8 jam. Selanjutnya digiling lembut serta memisahkan sari dengan ampasnya.

Kemudian direbus selama 15 menit hingga mendidih dan dipindah tempatnya di panci yang telah diberi GDL. Perbandingannya setiap setengah kg kedelai cukup diberi 5 gram GDL. "Setelah ditunggu sekitar 10 menit sari kedelai telah menggumpal dan menjadi Tahwa," jelasnya.

Gatot juga telah menguji Tahwa hasil produksinya ke salah satu laboratorium. Hasilnya Tahwa aman bagi kesehatan dan masuk makanan halal.

Sementara Erlina Wulan Sari, salah satu konsumen yang mencoba Tahwa mengaku rasanya enak dan gurih karena terbuat dari sari kedelai asli. "Ini sangat rekomendet untuk makanan sehat di pagi hari," ungkapnya.

Apalagi saat penyajian dalam kondisi hangat dengan dituang kuah jahe. "Saya sudah dua kali mencoba dan rasanya enak banget. Apalagi dicampur kuah jahe yang hangat jadi obat masuk angin," tuturnya.

Tags
Kediri
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved