Jember
Menristekdikti Ancam Cabut Tunjangan Dosen Jika Malas Publikasi Hasil Riset
Tunjangan dosen akan saya cabut saja jika tidak mau melaksanakan kewajibannya, antara lain mempublikasikan risetnya di publikasi internasional.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, JEMBER - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI M Nasir mengancam bakal mencabut tunjangan dosen dan guru besar yang tidak mau mempublikasikan hasil risetnya secara internasional.
Hal ini ditegaskan Nasir di sela-sela acara groundbreaking pembangunan laboratorium terpadu dan kompleks Agrotechnopark Universitas Jember, Kamis (27/9/2018).
"Tunjangan dosen akan saya cabut saja jika tidak mau melaksanakan kewajibannya, antara lain mempublikasikan risetnya di publikasi internasional," ujar Nasir.
Menurutnya salah satu parameter sumber daya manusia di pendidikan tinggi adalah publikasi internasional untuk riset dosen. Dari data yang dipaparkan Nasir, terjadi lompatan tinggi terkait publikasi internasional untuk riset dosen Indonesia.
Tahun 2015, publikasi internasional untuk hasil riset dosen Indonesia hanya sebanyak 5.400 hasil riset, sangat jauh di bawah Thailand apalagi dengan Singapura dan Malaysia.
Kemudian sampai 5 September 2018, jumlah riset yang sudah dipublikasi secara internasional mencapai 18.450 judul. Jumlah ini, kata Nasir, sudah di atas Thailand dan Singapura.
"Kalau kita memiliki banyak hasil riset yang dipublikasi secara internasional, maka reputasi pendidikan kita akan semakin baik. Dunia akan percata. Para publisher internasional akan tertarik menerbitkan hasil riset dosen-dosen Indonesia," tegas Nasir.
Banyaknya hasil risel, lanjutnya, juga menunjukkan kualitas sumber daya pendidikan tinggi Indonesia. Pemerintah, kata Nasir, terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Salah satunya, proyek kerjasama dengan Islamic Development Bank (IsDB) yang memberikan proyek 4 in 1 di empat perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Proyek 4 in 1 senilai Rp 2,2 triliun itu dirupakan dalam bentuk pembangunan yang disesuikan dengan konsentrasi masing-masing PT.
Proyek itu diberikan kepada Universitas Jember (Unej), Universitas Mulawarman, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan Universitas Negeri Malang.
Proyek 4 in 1 di Unej dalam bentuk Laboratorium Bioteknologi Terpadu dan kompleks Agrotechnopar. Kamis (27/9/2018), Menristekdikti M Nasir memimpin acara groundbreaking pembangunan tersebut.
"Contoh proyek 4 in 1 ini, yang dirupakan dalam bentuk gedung laboratorium terpadu ini untuk meningkatkan sumber daya manusia di pendidikan tinggi. Bagaimana bangunan ini menunjang riset para dosen," tegas Nasir.
Pihaknya bakal memantau proyek tersebut. Saat ini pemantauan di proyek pembangunan gedung. Setelah dua tahun bangunan selesai dan terpakai, Kemenristekdikti bakal memantau sejauh mana SDM PT yang bersangkutan memanfaatkan laboratorium tersebut, terutama untuk hasil riset.
"Kami pantau, sesuai tidak dengan projek yang diberikan. Kalau tidak sesuai tentu ada sanksi," lanjutnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Jember M Hasan mengharapkan bangunan laboratorium terpadu dan kompleks Agrotechnopark itu bisa selesai dalam waktu cepat.
'Dan semoga ini bisa kami manfaatkan secara maksimal, bisa menunjang riset di Unej terutama pengembangan bio-teknologi," tegas Hasan.