Ada Teman Kamu yang Suka Berbohong? Kemungkinan Doi Mengidap Penyakit Ini
Gemar berbohong ternyata bisa menjadi indikasi menderita penyakit, bagaimana penjelasannya?
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Dyan Rekohadi
Tak hanya itu, penderita cenderung tak merasa bersalah dengan kebohongan yang mereka buat itu.
Pasalnya kebohongan mereka ini adalah salah satu bentuk usaha mereka untuk lari dari kenyataan yang tak dapat mereka terima.
Baca: Potret Suporter Sepakbola Galang Dana Untuk Korban Gempa & Tsunami di Sulteng, Ada BCS & Snex
Baca: Sutoyo Dosen Universitas Negeri Malang Buronan Kejaksaan, Beginilah Rekam Jejak Tabiatnya
Lalu kenapa seseorang dapat menderita mitomania?
Biasanya awal mula gangguan ini bisa disebabkan dari kegagalan demi kegagalan yang dialami penderita.
Penderita mereka tak mampu menghadapi kenyataan tersebut sehingga membuat kebohongan untuk melarikan diri dari kenyataan.
Biasanya kegagalan keluarga, studi, pekerjaan, masalah hidup maupun asmara bisa menjadi sumber penyebat gangguan patologis ini.
Biasanya penderita Mitomania cenderung terdorong dan terbiasa untuk berbohong pada lawan bicaranya.
Namun bedanya, ketika kebohongannya ketahuan, penderita Mitomania tidak akan terlihat salah tingkah ataupun panik.
Baca: Jaksa Malang Tahan Notaris Natalia Christiana Terkait Kasus Aset Lahan di Oro-oro Dowo
Baca: Sutiaji Ingin Kota Malang Punya Sport Center, Idealnya Ada Lahan 32 Hektare
Dia justru akan memutarbalikan cerita dan membuat kebohongan baru hingga akhirnya lawan bicara percaya dengan yang diucapkannya.
Semakin tersudut, akan semakin berbelit-belit ceritanya dan kebohongannya akan semakin menjadi-jadi.
Jika bertemu dengan penderita mitomania, jangan terburu-buru menghakimi mereka.
Sesungguhnya penderita mitomania ini adalah korban dari kenyataan hidup yang tak mampu mereka tanggung.
Selain itu, enyakit ini bukanlah penyakit yang tak dapat disembuhkan, dengan terapi bersama ahli jiwa yang tepat, mitomania dapat dikurangi bahkan disembuhkan.