Biodata & Profil Jenderal TNI Andika Perkasa yang Dilantik sebagai KSAD Kamis 22 November 2018

Biodata Jenderal TNI Andika Perkasa, perwira tinggi TNI AD juga Menantu Hendropriyono yang saat ini menjabat Jabat KSAD

Penulis: Tri Mulyono | Editor: Adrianus Adhi
Dok Pribadi
Jenderal TNI Andika Perkasa 

SURYAMALANG.com - Biodata Jenderal TNI Andika Perkasa, perwira tinggi TNI AD juga Menantu Hendropriyono yang saat ini menjabat Jabat KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono pada Kamis 22 November 2018.

Jenderal Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D.  menjabat Jabat KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono setelah dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis 22 November 2018.

Andika Perkasa terpilih di antara empat kandidat yang diajukan TNI kepada Presiden sebagai panglima tertinggi TNI.

Andika Perkasa yang lahir di Bandung, 21 Desember 1964 langsung menyandang pangkat bintang empat alias jenderal penuh pada saat dilantik di Istana Negara, Jakarta.

Menantu Jenderal (Purn) Hendro Priyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), tersebut mempersilakan apabila ada pihak mengomentari penunjukkan dirinya sebagai KSAD.

"Monggo (silakan) mau ngomong apa,  kondisi saya ya begini. Dari dulu juga begini,  nggak ada yang saya komentari lagi, terserah," kata Andika Perkasa  ketika ditemui seusai dilantik sebagai KSAD seperti dilansir SURYAMALANG.com dari SURYA.co.id.

Dikutip dari Tribunnews (grup SURYAMALANG.com) rekam jejak militernya Andika Perkasa dimulai ketika lulus Akademi Militer (Akmil) tahun 1987.

Setelahnya Andika Perkasa menjalani pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000).

Andika Perkasa kemudian bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Karir Andika Perkasa di Korps Baret Merah sangat cemerlang.

Ia pernah menjabat sebagai Komandan Peleton (Danton) Grup 2/Para Komando Kopassus (1987), Komandan Unit 3 Grup 2/Para Komando Kopassus (1987) hingga Komandan Tim 3 Sat Gultor 81 (1995).

Karir militer Andika Perkasa sangat panjang dan cemerlang hingga terakhir dirinya menjabat sebagai Pangkostrad.

Jenderal TNI Andika Perkasa mengenyam pendidikan tinggi Strata-1 (Sarjana Ekonomi) di dalam negeri dan meraih 3 gelar akademik Strata-2 (M.A., M.Sc., M.Phil.,) serta 1 gelar akademik Strata-3 (Ph.D) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat.

Andika Perkasa pernah mengenyam pendidikan tinggi luar negeri di The Military College of Vermont, Norwich University (Northfield, Vermont, USA).

National War College, National Defense University (Washington D.C., USA).

Harvard University (Massachusetts, USA).

The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University (Washington D.C., USA).

Namun ada satu prestasi operasi militer amat cemerlang yang dilakukan oleh Andika Perkasa.

Dikutip SURYAMALANG.com dari bbc.co.uk, pada tahun 2002 salah satu letnan Al-Qaeda yang merupakan tangan kanan Osama bin Laden, Omar al-Faruq merencanakan pemboman kedutaan Amerika Serikat (AS) di berbagai negara.

Faruq yang sudah dilatih menjadi teroris sejak tahun 1990 di Afghanistan dan menjadi orang kepercayaan Osama bin Laden menyatakan akan memerangi AS dimanapun, kapanpun.

"Saya katakan kepada Amerika ... kami akan memerangi mereka ... di Irak dan di negara mereka," kata Faruq

"Mereka tidak akan mampu menghentikan pawai jihad ... dengan pos-pos pemeriksaan, pasukan, mesin, peralatan canggih.

Tidak peduli seberapa kuat atau lengkapnya mereka, mereka tidak akan mengalahkan Yang Mahakuasa," teriak Omar al-Faruq.

Sasaran al-Faruq ialah mengebom kedutaan AS di Asia Tenggara.

Sialnya, Kedutaan AS di Indonesia dipilihnya sebagai debut teror al-Faruq.

Entah dengan cara apa Omar al-Faruq berhasil masuk ke Tanah Air dan sudah merancang serangan ke kedutaan AS di Jakarta.

Untung aparat keamanan Indonesia termasuk TNI berhasil mencium kegiatan teroris ini.

TNI segera merespons cepat dan berhasil mengetahui keberadaan Omar Al Faruq.

Lalu, dibentuklah tim Buru Sergap yang dipimpin oleh Andika Perkasa mengingat dirinya pernah jadi Komandan Tim 3 Sat Gultor 81.

Operasi penangkapan segera dilakukan sebelum semuanya terlambat.

Tim buru sergap TNI ini bergerak cepat ke tempat persembunyian Omar al-Faruq di Bogor.

Tanpa kesulitan berarti, tim berhasil meringkus al-Faruq di Masjid Jami' Bogor pada 5 Juni 2002.

Usai diamankan, al-Farouq diserahkan ke pihak AS dan dikirim ke fasilitas penahanan Bagram di Irak.

Namun al-Faruq berhasil kabur dari Bagram pada Juli 2005.

Hingga akhirnya pada 25 September 2005, 200 personel pasukan komando Inggris menyatroni persembunyian al-Faruq di al-Tuninnah Basra, Irak.

Sempat terjadi baku tembak hingga akhirnya al-Faruq tewas setelah tersambar peluru. (Seto Aji/Grid.ID)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved