Tulungagung
Gara-gara Dituduh ISIS, Probo Sutejo Warga Tulungagung Tinggal & Sholat di Pohon Selama 3 Hari
Probo Sutejo Warga Tulungagung Tinggal dan Sholat di Pohon Selama 3 Hari, Ternyata Gara-gara Dituduh ISIS
Penulis: David Yohanes | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Setelah tiga hari di atas pohon jati setinggi 20 meter, Probo Sutejo (53), warga Desa Plandaan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung akhirnya mau turun, Kamis (22/11/2018) pukul 17.00 WIB.
Sebelumnya petugas Basarnas, BPBD Tulungagung dan polisi akan melakukan upaya paksa untuk menurunkan Probo.
Jaring sudah dibentangkan di bawah pohon. Bahkan warga juga memasang kasur di area yang tidak tertutup jaring.
Saat petugas dari Basarnas Kantor SAR Trenggalek menyiapkan peralatan keselamatan, tiba-tiba Probo Sutejo minta bicara ke Kapolsek Ngantru, AKP Maga Fidri Isdiawan.
Maga kemudian membujuk Probo agar mau turun. Maga berjanji akan menjaga dan memastikan Probo aman.
“Sudah jangan takut, ayo turun. Saya yang akan amankan,” ujar Maga.
Pelan-pelan Probo turun dari satu dahan ke dahan lain yang lebih rendah. Kakinya kemudian memijak tangga yang sudah disiapkan.
Probo kemudian dibawa masuk ke rumahnya, tidak jauh dari makam Desa Plandaan tempatnya memanjat pohon. Namun Probo tidak bisa diajak bicara.
Dituding ISIS
Menurut kakaknya, Dibyo, adiknya mengalami kondisi ketakutan setelah dituding anggota ISIS.
Dibyo mengungkapkan, saat itu Probo tengah main catur di warung. Tiba-tiba ada orang yang datang dan menyebutnya sebagai anggota ISIS.
“Sebelumnya juga waktu dia memanen mangga di tetangga, ada orang yang menudingnya sebagai anggota ISIS," ujar Dibyo.
Sejak itu Probo merasa ketakutan, seolah ada orang yang mengejarnya hingga membuatnya nekat naik pohon.

Baca: Probo Sutejo Bikin Heboh Tulungagung, Nekat Tinggal & Sholat di Pohon Dekat Kuburan Selama 3 Hari
Warga yang tinggal di dekat kuburan di Desa Plandaan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung dihebohkan dengan ulah Probo Sutejo (53) yang beraksi di atas pohon.
Pria yang dikaruniai satu anak ini memanjat pohon jati di dekat makam desa setempat, sejak Selasa (19/11/2018) malam.
Probo Sutejo menolak untuk turun. Jika dipaksa turun, Probo Sutejo nekat hendak menjatuhkan diri.
Selama tiga hari ia bertahan di salah satu dahan, dengan ketinggian sekitar 20 meter.
Mengenakan baju batik dan celana jeans, Probo Sutejo terlihat mengantuk.
Kepalanya bersandar di dahan, sambil matanya terpejam.
Diduga Probo mengalami tekanan jiwa.
"Dulu memang sempat stress," ucap seorang warga bernama Suryanto, Kamis (22/11/2018).
Berulang kali para tetangga membujuknya turun, namun Probo justru naik ke dahan paling tinggi.
Selama ini Probo bekerja sebagai pengangkut buah di Pasar Ngemplak, Tulungagung.
Pada Rabu (21/11/2018) tim BPBD dan polisi akan mengevakuasi.
Namun dibatalkan karena Probo Sutejo nyaris menjatuhkan diri.
Saat ini keluarga masih menunggu tim dari Basarnas, yang rencananya membawa jaring.
"Dia merasa takut dengan orang. Tidak pernah ada masalah sebelumnya," tambah Suryanto.
Berbagai upaya juga dilakukan untuk membawa Probo turun, seperti memanggilkan guru spiritualnya.
Namun Probo tetap cuek dan enggan turun.
Berulang kali Probo juga sudah mengaku lemas.
"Aku sudah lemas, tidak kuat turun," ujarnya kepada tetangga yang ada di bawahnya.
Namun saat tetangga itu akan menjemputnya ke atas pohon, Probo Sutejo menolak.
Lagi-lagi ia mengancam naik lebih tinggi.
Warga akhirnya memasang jaring pengaman dari terpal. Sebab dikhawatirkan Probo terjatuh karena kehabisan tenaga.
Saat ditanya lebih jauh, Probo mengaku ketakutan karena merasa ada orang yang mengejarnya.
Probo mulai naik pohon jati ini sejak Selasa (19/11/2018) sore. Diduga laki-laki yang biasa jualan mangga ini mengalami tekanan jiwa.
Angin bertiup kencang di sekitar makam Desa Plandaan, Kecamatan Kedungwaru.
Angin ini menggoyangkan pohon jati setinggi sekitar 20 meter di sisi makam, dimana Probo Sutejo (53) ada di atasnya.
Kerasnya angin membuat tubuh Probo terombang-ambing, mengikuti gerak pucuk pohon.
Probo melepas kemeja batik yang dipakainya, dan diletakkan di kepala untuk melawan terik matahari.
Tiba-tiba dari masjid berkumandang azan asar.
Probo terlihat kebingungan mengubah posisi tubuhnya di atas pohon.
Sejenak ia mengenakan kembali kemejanya, kemudian menghadap ke kiblat.
Tangannya kemudian melakukan gerakan tayamum, pengganti wudu karena tidak ada air.
Probo kemudian melakukan gerakan sholat, masih tetap di atas pohon. Probo memang dikenal relijius.
"Sejak kemarin dia selalu sholat kalau mendengar azan," ucap Kasi Humas Polsek Kedungwaru, Aiptu Muhaji yang berjaga di lokasi.