Tsunami Tanjung Lesung
Update Tsunami Tanjung Lesung Banten, Pihak BNPB Klarifikasi Soal Tsunami Susulan dan Jumlah Korban
Update Tsunami di Tanjung Lesung Banten, Pihak BNPB Klarifikasi Soal Tsunami Susulan dan Jumlah Korban
Penulis: Fakhri Hadi Pridianto | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com - Kabar tsunami lanjutan di sekitar wilayah perairan Selat Sunda kembali beredar.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tidak ada peringatan tsunami lanjutan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG).
"Tidak ada warning (tsunami lanjutan) dari BMKG. Adanya sirine tsunami di Teluk Labuhan, Kecamatan Labuhan, Kabupaten Pandenglang yang tiba-tiba bunyi sendiri bukan dari aktivasi BMKG atau BNPB.
Kemungkinan ada kerusakan teknis sehingga bunyi sendiri," papar Sutopo saat dikonfirmasi, Minggu (23/12/2018).
"Banyak warga mengungsi mendengar sirine. Shelter tsunami juga penuh oleh pengungsi," kata dia.
• Komedian Aa Jimmy Jigo Dikabarkan Meninggal Dunia Karena Tsunami Banten, Ini Unggahan Terakhirnya
• Komedian Aa Jimmy Meninggal Dunia Diterjang Tsunami Banten, Begini Pengakuan Ifan Seventeen
• Tahun 2018, Angka Kriminalitas di Kabupaten Malang Meningkat, Tapi Angka Kecelakaan Menurun
• Warga Panik Karena Kabar Tsunami Susulan di Selat Sunda, Ternyata Ini yang Terjadi Sebenarnya
Di sisi lain, data terakhir BNPB menunjukkan korban meninggal dunia akibat tsunami yang melanda wilayah pantai sekitar Selat Sunda bertambah menjadi 62 orang.
Sementara korban luka-luka menjadi 584 orang dan 20 orang belum ditemukan.
"Data dampak tsunami sampai dengan 23 Desember 2018 pukul 10.00 WIB, data sementara jumlah korban meninggal 62 orang meninggal dunia, korban luka 584, hilang 20 orang," kata Sutopo dalam keterangan persnya.
Kemudian 430 unit rumah dan 9 unit hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat. Sutopo memperkirakan data ini akan terus bertambah mengingat ada wilayah-wilayah yang belum didata secara menyeluruh.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tak beraktivitas di sekitar kawasan Selat Sunda di wilayah pesisir pantai maupun kawasan Gunung Krakatau.
"Kita tunggu update status anak (gunung) Krakatau apakah ada peningkatan (aktivitas vulkanik). Kalau ada peningkatan ya tentunya kita harus kita waspadai," kata Rahmat dalam konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta, Minggu.
• Tsunami Banten, Inilah Identitas Korban Meninggal Dunia yang Berhasil Diidentifikasi Tim Medis
• Tsunami Banten, Staf Puskesmas Carita : Hingga saat Ini Total Sudah 50 Korban Meninggal
• Pemain Bass Grup Band Seventeen, Bani, Meninggal Dunia Diterjang Tsunami saat Manggung di Banten
• Sehari Sebelum Tsunami Banten, Gunung Anak Krakatau Erupsi Level Waspada, Ini Kronologi Versi BMKG
Rahmat mengingatkan, potensi gelombang tsunami lanjutan bisa saja terjadi.
Sebab, saat ini BMKG memantau adanya aktivitas vulkanik anak gunung Krakatau dan gelombang tinggi akibat cuaca di perairan Selat Sunda.
Sehingga masyarakat harus mewaspadai dua hal tersebut.
"Yang pasti berbeda (tsunami) yang diakibatkan gempa bumi. Kalau gempa bumi, tsunami susulan dalam sejarahnya tidak ada. Tapi karena ini berbeda, letusan kan bisa saja awalnya (erupsi) kecil, kemudian (erupsi) besar.