Travelling

Harus Lewat 1.000 Anak Tangga Menuju Air Terjun Dolo di Gunung Wilis, Kediri

Mata air pegunungan yang jernih menjadi daya tarif pengunjung menikmati panorama alam di kawasan Lereng Gunung Wilis Kabupaten Kediri.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: yuli
didik mashudi
Air Terjun Dolo banyak dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati jernihnya mata air di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Kediri. 

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Air Terjun Dolo sudah menjadi destinasi bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Kediri.

Mata air pegunungan yang jernih menjadi daya tarif pengunjung menikmati panorama alam di kawasan Lereng Gunung Wilis Kabupaten Kediri.

Hendrik dan rekannya Herlan terlihat puas setelah membasuh mukanya di bawah air terjun Dolo di Desa Jugo Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Pengunjung asal Sidoarjo ini sengaja berpelesir ke air terjun setelah melihat di sosial media.

Meski perjalanan menuju lokasi air terjun melalui 1.000 anak tangga tidak membuatnya kelelahan.

Perjalanan yang telah menguras tenaga itu terbayar dengan menikmati segarnya sumber mata air yang sangat jernih.

"Lumayan capek, meski ada tangganya, tapi jalannya sangat menurun. Naiknnya pasti lebih menguras tenaga. Airnya sangat jernih dan menyegarkan," ungkap Hendrik setelah membasuk mukanya dengan mata air Dolo.

Air Terjun Dolo banyak dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati jernihnya mata air di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Kediri.
Air Terjun Dolo banyak dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati jernihnya mata air di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Kediri. (didik mashudi)

Rasa capek pun terasa hilang berganti dengan udara sejuk dan suara kicauan burung dan gareng pung yang bersahutan menambah nuansa alam khas pegunungan. Nuansa pegunungan dan hutan menjadi warna saat menuju ke lokasi air terjun.

Hendrik mengaku mengetahui air terjun Dolo dari sosial media rekannya yang pernah berkunjung. Dari foto dan rekaman vidio terlihat panorama alamnya sangat indah.

Sementara Herlan juga terlihat puas meski harus berjalan meniti anak tangga yang cukup ekstrim. "Hanya pengunjung yang benar-benar sehat yang dapat sampai ke lokasi air terjun ini," tuturnya.

Hendrik dan Herlan merupakan dua petualang backpaper yang biasa mengunjungi lokasi wisata. Perjalanan dari rumah ke lokasi dilakukan berboncengan naik sepeda motor.

Lokasi air terjun Dolo memang menjadi jujukan wisatawan dari luar daerah. Pengunjungnya mayoritas anak-anak muda sehingga kuat berjalan menuju ke lokasi air terjun.

Menurut Zaenal, petugas penjaga air terjun Dolo sebenarnya kalau ditarik garis lurus, jarak dari lokasi parkir dengan air terjun hanya sekitar satu kilo meter. Namun karena jalannya menurun dan menanjak terasa sangat jauh.

"Saat turun biasanya tak banyak kendala. Namun perjalanan balik naiknnya butuh stamina ekstra. Sehingga mayoritas yang datang anak-anak muda," tuturnya.

Di lokasi juga sudah banyak masyarakat yang membuka warung berjualan makanan mie instan dan nasi tiwul goreng yang merupakan menu khas lereng Gunung Wilis. Juga ada kopi wilis yang telah banyak dibudidayakan masyarakat.

Rata-rata pengunjung yang datang saat liburan hari Minggu. "Hari libur yang datang sampai ratusan, kalau hari biasa hanya puluhan saja," ungkapnya.

Lokasi air terjun Dolo ini berada dekat dengan sumber mata air. Debit pada musim penghujan mengalami peningkatan, pada saat kemarau hanya sedikit mengalami penurunan.

Sementara Hudin al Soni, dari Komisi Konservasi Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas menyebutkan, air sumber Dolo masuk kawasan konservasi Lereng Gunung Wilis yang harus diamankan dari potensi kerusakan.

Sumber mata air Dolo telah menghidupi masyarakat di wilayah Kediri, Tulungagung, Nganjuk dan Madiun. "Kawasan sumber air Dolo juga berpotensi dikembangkan menjadi tujuan wisata alam yang luar biasa di kawasan Lingkar Wilis," ungkapnya.

Soni mengungkapkan, pihaknya telah mengantisipasi pembangunan Lingkar Wilis agar tidak berdampak pada kerusakan mata air sumber Dolo. Sehingga kawasan sumber air di Dolo sebagai kawasan konservasi juga harus diamankan.

"Sebagai kawasan konservasi alam, pengunjung yang boleh masuk harus dibatasi sesuai kemampuan kapasitas jalan. Karena jalan masuknya tidak terlalu besar, kalau dipaksakan malah membahayakan," jelasnya.

Dengan kondisi jalan anak tangga yang sempit kapasitasnya juga sangat terbatas. "Pengunjung yang naik dan turun jika terjadi senggolan sedikit saja dikhawatirkan ada yang ambruk sehingga malah membahayakan," ungkapnya.

Soni juga mengingatkan para penjaga untuk memeriksa barang bawaan pengunjung yang mau turun ke lokasi air terjun. Karena barang bawaan seperti bekas botol air minum dan bungkusan plastik tidak boleh dibuang sembarangan sehingga dapat meminimalisir sampah.

Termasuk kalau ada yang merokok harus diberi tempat untuk sisa puntung rokoknya. Sehingga puntung rokok tidak boleh dibuang sembarangan. Selama ini ketentuan itu masih belum ada pengaturan sehingga banyak sampah dibuang sembarangan di kawasan konservasi.

Supaya memudahkan pengunjung ke lokasi air terjun, sudah saatnya dibuatkan fasilitas jalan untuk sepeda listrik. Karena tidak semua pengunjung mampu melewati trab ratusan anak tangga. Termasuk akses untuk warga difabel juga harus disiapkan sehingga air terjun dapat dinikmati semua warga masyarakat.

Sementara untuk pemanfaatan sumber air sudah waktunya dipikirkan lokasi tempat penampungan air berupa kolam besar atau embung. Sehingga airnya dapat dimanfaatkan petani untuk pertanian saat musim kemarau. Apalagi debit sumber Dolo cukup besar.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved