Kabar Lumajang
Siasat Kapolres Lumajang Perang Melawan Para Maling Sapi
#LUMAJANG - Kapolres Lumajang AKBP M Arsal Sahban terus menyatakan perang melawan para maling sapi.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - Kapolres Lumajang AKBP M Arsal Sahban terus menyatakan perang melawan para maling sapi.
Pencurian sapi benar-benar menjadi momok bagi warga Kabupaten Lumajang.
Jika mengacu pada data dari Polres Lumajang, pencurian sapi ini merupakan salah satu tindak pidana yang cukup menonjol di Lumajang.
Berdasarkan data dari Polres Lumajang, selama tiga bulan di akhir tahun 2018 (Oktober - Desember) terjadi 36 kasus pencurian sapi di Kabupaten Lumajang.
Kapolres Arsal Sahban mengaku geram dengan kasus pencurian sapi itu. Karenanya, dia melakukan sejumlah cara dan mengajak banyak pihak untuk menekan angka pencurian sapi sampai ke titil nol (zero pencurian hewan ternak).
Arsal mengatakan, tidak hanya polisi mengamankan wilayah hukumnya dari kasus pencurian hewan ternak, namun juga diperlukan partisipasi aktif warga. Menurut Arsal, warga bisa melakukan tiga lapis pengamanan untuk mengantisipasi pencurian hewan ternak.
“Perlu diketahui, ada tiga lapis pengamanan yang akan kami gulirkan terus untuk mengantisipasi pencurian sapi. Lapis pengamanan ini bisa dilakuka oleh masyarakat," kata Arsal, Rabu (9/1/2019).
Lapis pertama, merupakan pengamanan yang bersifat perorangan atau tanggungjawab tiap pemilik sapi. Pengamanan di lapis pertama ini bisa memakai rantai sapi dari besi. Rantai sapi dari besi dicor ke pengait sehingga lebih aman dan lebih lama bagi maling yang beraksi mencuri sapi. Rantai sapi dari besi ini sedang diterapkan wilayah hukum Polsek Gucialit (Kecamatan Gucialit). Rantai sapi besi yang diinisiasi oleh Kapolsek Gucialit Iptu Rudi itu berupa rantai sapi yang fleksibel tapi sangat kuat, yaitu besi dengan tebal 10 mm, panjang 80 cm dan lingkar kepala yang mudah ditekuk supaya tidak sulit saat mengalungkan ke kepala Sapi, sedangkan ujung lainnya digembok di besi atau cor yang ditanam.
Pengamanan lapis kedua melalui Gaster (Garasi Ternak). Gaster, atau sebuah kandang sapi besar yang mampu menampung banyak sapi, dan pengamanan dilakukan secara berkelompok dan bergiliran. Pengamanan ini dilakukan secara swadaya kelompok masyarakat desa. Gaster ini sedang diujicobakan di Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko.
kemudian lapis ketiga dengan pembentukan Satgas Keamanan Desa, yang berfungsi mengamankan desa dalam skala yang lebih luas. "Satgas Keamanan Desa merupakan sistem pengamanan secara menyeluruh, bukan hanya mengantisipasi tindak kriminalitas seperti begal dan pencurian sapi tapi sampai kepada 'problem solving' maupun konflik sosial antar warga di desanya,” tegas Arsal.
Selain lapis pengamanan dari masyarakat itu, tegas Arsal, pihaknya secara intensif meningkatkan pengamanan ke seluruh wilayah hukum Polres Lumajang. Polres Lumajang secara berkala menerjunkan tim pemburu begal. Anggota masing-masing Polsek juga melakukan patroli di wilayah hukum masing-masing.
Bahkan kepada anak buahnya, Arsal secara tegas memerintahkan untuk menembak pelaku kejahatan yang membahayakan warga dan petugas.