Rumah Politik Jatim

Pakar Komunikasi Unair: Pidato Prabowo Terlalu Ofensif Dan Minim Gagasan Baru

Seharusnya pidato ofensif sebaiknya juga diimbangi dengan gagasan, dan inovasi baru supaya pesan menbawa perubahan bisa tersampaikan.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Achmad Amru Muiz
surabaya/fatimatuz zahro
Pakar komunikasi Unair Surabaya, Suko Widodo 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pidato politik calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Jakarta Convention Center, Senin (14/1/2019) mendapatkan sorotan dari pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo.

Pidato yang dinamai Prabowo sebagai pidato Indonesia Menang itu, menurut Suko Widodo, justru lebih banyak memuat penyataan-pernyataan menyerang namun tidak diimbangi dengan tawaran gagasan baru.

Padahal, seharusnya pidato ofensif sebaiknya juga diimbangi dengan gagasan, dan inovasi baru supaya pesan menbawa perubahan bisa tersampaikan.

"Dalam pidatonya, Prabowo lebih banyak ofensif ketimbang menawarkan gagasan baru," kata Suko Widodo usai menonton pidato Prabowo.

Sayangnya, pidato Prabowo yang ofensif alias menyerang itu juga tidak diimbangi dengan data statistik yang riil dan makro. Hal tersebut menjadi poin kurang pas dalam pidato politik yang ditonton oleh masyarakat luas.

Tidak hanya itu, Suko Widodo juga mengkritisi cara dan gaya pidato Prabowo yang sangat lama durasinya. Yaitu lebih dari satu jam yang menurutnya kurang efektif dan juga tidak begitu relevan dengan kondisi kebangsaan saat ini.

"Prabowo dalam pidatonya tadi saya menyimak dia menggunakan paradigma naratif, bercerita soal penderitaan orang-orang kecil, tidak menggunakan data statistik yang makro. Meski begitu narasinya tanggung, tidak cukup detail mengambil contoh, sepotong sepotong demi membentuk pesan utama," tambah Suko Widodo.

Dengan gaya pidato semacam itu, Suko Widodo menduga, pidato itu tidak mengena pada publik. Khususnya di luar pendukung Prabowo.

"Dugaanku tidak berpengaruh pada orang di luar kelompok, lebih kuat pesannya untuk menguatkan soliditas internal karena secara substantif tidak kuat-kuat amat," jelasnya.

Meski begitu, dari pidato tersebut Suko Widodo mengambil satu kesimpulan yang merupakan keunggulan dari Prabowo. Yaitu Prabowo konsisten dari tone menyampaikan pesan dari awal hingga akhir.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved