Malang Raya
Guru, Petugas UKS, dan Wali Murid Diberi Penyuluhan Penanganan Kegawatdaruratan di Sekolah
Guru, petugas UKS, dan wali murid dari lembaga SD dan SMP diberi penyuluhan penanganan kegawatdaruratan di sekolah
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Guru, petugas UKS, dan wali murid dari lembaga SD dan SMP diberi penyuluhan penanganan kegawatdaruratan di sekolah oleh tim pengabdian masyarakat dari Departemen Kesehatan Ilmu Anak FK Universitas Brawijaya (UB) Malang bekerja sama dengan RS Saiful Anwar (RSSA), Rabu (16/1/2019).
Kegiatan dilangsungkan di aula Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Malang dengan tema ‘Bantuan Dasar dan Kegawatandarutan Di Lingkungan Sekolah’.
Ketua Panitia, dr Saptadi Yuliarto SpA (K) menyatakan perlu mengadakan ini karena mungkin saja di sekolah terjadi.
“Memang kasusnya tidak banyak di sekolah. Namun jika terjadi, bisa saja tidak siap petugas UKS atau gurunya untuk melakukan apa.”
“Padahal kegawatdaruratan harus segera ada penanganan cepat agar tidak fatal pada siswa,” jelas Saptadi kepada SURYAMALANG.COM.
Selain penyuluhan juga ada praktik penanganan misalkan ada siswa tidak sadar ternyata memiliki masalah pada jantung.
Beberapa hal yang mungkin terjadi pada siswa sekolah yang perlu penanganan segera seperti demam tinggi, muntah-muntah, kejang-kejang atau cidera jatuh.
Untuk itu peserta diberi pre dan post test untuk melihat kemanfaatannya penyuluhan.
“Misalkan sekolah butuh pelatihan terkait kegawatdaruratan, mungkin kita bisa bergerak ke sekolah-sekolah nantinya,” jelas Saptadi.
Karena kadang pelatihan dalam jumlah besar kurang efektif.
Dalam penyuluhan itu, disampaikan sejumlah penyakit yang biasanya menerpa anak. Misalkan diare.
“Perlu diwaspadai jika ada perubahan BAB pada biasanya atau peningkatan dalam jumlah. Misalkan bentuk BAB jadi cair. Itu diare,” jelas dr Kurniawan Taufik Kadafi SpA (K) M Biomed, narasumber.
Juga disampaikan penanganan pada anak yang mimisan. Penyebabnya bisa karena faktor genetik.
Untuk penanganan jangan menengadah karena darah yang keluar akan tertekan paru-paru.
“Hentikan pendarahan dengan menekan hidung selama 10 menit,” jelasnya.