Rumah Politik Jatim
Pesan 'Capres' Nurhadi - Aldo Pada Milenial Surabaya : Jangan Ada Ketegangan, Cukup Ada Rangsangan
Capres Nurhadi- Aldo yang diusung koalisi tronjal-tronjol ini tak datang sendiri, melainkan hadir bersama komedian Uus.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Popularitas calon presiden dunia maya, Nurhadi, nyatanya juga terkenal hingga ke Surabaya.
Buktinya, tidak kurang sekitar 750 kalangan milenial rela berdesakan di Omah Jaman Now (OJN), untuk menyaksikan "orasi politik" Capres yang berpasangan dengan Cawapres Aldo, dengan akronim Dildo ini, Senin (28/1/2019) malam.
Ketua komunitas Omah Jaman Now (OJN), Evi Ratnasari pun dibuat kaget dengan banyak kalangan milenial yang datang ke acara ini.
"Kami awalnya hanya menargetkan 250 orang. Nyatanya, dua hari sebelum hari H, pendaftaran mencapai 750 orang. Akhirnya, terpaksa kami batasi karena memperhitungkan lokasi yang juga terbatas," kata Evi kepada SuryaMALANG.COM ketika dikonfirmasi, Selasa (29/1/2019).
• Ribuan Ojek Online atau Ojol Se Jawa Timur Akan Serbu PN Surabaya, Aksi Dukung Ahmad Hilmi
• Daftar Tarif Rawat Jalan BPJS Kesehatan yang Kini Tak Lagi Gratis, Ini 4 Syarat dan Ketentuannya
• Kronologi Musisi Bondan Prakoso Dikabarkan Meninggal Dunia, Fakta Asli Seperti Ini
Sebenarnya, even politik yang menyasar anak muda bukan kali ini saja digelar oleh komunitas ini.
Sebelumnya, forum yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pemilih di gelaran pemilu tersebut juga pernah dihelat OJN dengan mendatangkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
"Namun, baru kali ini anak muda yang datang begitu banyak. Kami sampai kaget. Terpaksa, beberapa ada yang berdiri di belakang karena memang lokasinya tidak cukup," kata Evi menjelaskan.
Berdasarkan pantauan SURYAMALANG.COM di Omah Jaman Now, di lokasi acara ini terlihat para anak muda harus berdesakan demi menyaksikan Nurhadi berorasi.
Apalagi, Capres yang diusung koalisi tronjal-tronjol ini tak datang sendiri, melainkan hadir bersama komedian Uus.
Kemasan acara ini pun dibuat menarik. Meski mengangkat tema politik, narasumber acara ini tetap menyuguhkan gaya vulgar, khas Nurhadi dan Uus yang juga dikenal "anti-mainstream" di kalangan pegiat media sosial.
"Kami kaget melihat antusias anak-anak muda yang lihat dari awal sampai akhir dengan serius banget. Ini menjadi butki bahwa anak muda itu sebenarnya nggak apolitis, tinggal bagaimana cara kita mengemasnya," kata Evi melanjutkan.
Apalagi, ditambah penampilan Nurhadi yang hadir bak Capres betulan.
Mengenakan kemeja putih dengan lengan yang dilingkis dia memasuki forum dengan dikawal dua ajudan bak Paspamres.
Nurhadi, sang pria asal Kudus pun cukup kaget ketika melihat tingginya animo anak muda yang menyambutnya.
"Saya kali pertama datang ke Surabaya sebagai Capres. Soal kemeja putih itu, itu pintar-pintarnya panitia saja," kata Nurhadi kepada Suryamalang.com, Senin (28/1/2019) masih dengan nada bercanda.
Baik sebelum hingga pasca acara, para anak muda tersebut berebut foto dengannya.
Meskipun terlihat lelah, Nurhadi tetap melayani permintaan foto tersebut satu persatu.
Meskipun cenderung vulgar dan dipenuhi istilah khas anak muda, diskusi ini tetap menyisipkan pesan soal pentingnya partisipasi kalangan milenial terhadap pemilu.
Hal ini disampaikan oleh para narasumber yang hadir.
Misalnya Nurhadi. "Hidup itu harus punya pilihan. Untuk bedakan baik atau buruk itu harus didasarkan pada agama. Bukan endas (kepala) kalian. Endas harus membedakan baik dan buruknya," kata Nurhadi di depan forum tersebut dengan disambut gelak tawa.
"Cara membedakan gimana? Jika orang baik pasti akan datang dengan kebaikan. Orang buruk dengan berita buruknya," kata Nurhadi Yang berprofesi sebagai tukan pijit ini.
"Siapa pun pemimpinnya, harus kita pilih. Sebab, pemimpin menentukan masa depan kita. Jadi harus nyoblos, kalau tidak nyoblos tidak ada yang lolos," kata Nurhadi masih dengan nada bercanda.
Tak lupa ia juga menyiratkan pesan untuk tidak terlalu fanatik apalagi hinga menimbulkan perdebatan dengan rekan yang berbeda pilihan.
Hal ini juga yang menjadi tema besar dalam talkshow bertajuk "Pilpres Selow Kolaborasi Tronjal-Tronjol" ini.
"Semuan harus pelan namun pasti, santai namun serius. Jangan ada ketegangan di antara kita, cukup ada rangsangan," katanya yang kembali disambut tawa peserta pertemuan.
Pun demikian pula dengan Uus. Uus bahkan memberikan beberapa kriteria untuk menentukan pilihan di Pilpres mendatang.
"Kalau aku, caranya meningkatkan partisipasi milenial ya tinggal nyoblos saja," kata Uus.
Menurutnya, dengan memberikan pilihan di pemilu, lebih fair untuk menuntut program andai pemilih tersebut terpilih di kemudian hari.
"Kita butuh orang-orang pilihan. Kalau ikut memilih, kalian punya kewenangan untuk menuntut hak," kata Uus.
"Beda halnya kalau golput. Sangat tidak relevan kalian golput, tapi kalian banyak nuntut ini-itu, apalagi ngotot," kata komika ini.
Uus lantas menjelaskan Capres yang pantas dipilih oleh kalangan milenial.
"Pemimpin di Indonesia harus survive ketika dihujat. Sebab, orang Indonesia jago banget kalau ngehujat," kata Uus.
"Apalagi, kita udah pernah dipimpin dari militer, sipil, tokoh agama, dan beberapa profesi lain. Jadi, pernah sama-sama ngerasiain. Dari sana bisa kita lihat, siapa yang paling kuat dihujat? Iya itu bisa pantas menjadi pemimpin," katanya.
Ia pun berharap kepada generasi milenial untuk tak asal dalam menentukan pilihan, namun dengan program-program yang baik.
Terakhir, Hasan Akhsari, perwakilan Omah Jaman Now pun juga mengajak anak muda untuk ikut memberikan pilihan.
"Kenapa anak muda harus berpolitik? Sebab, politik itu menyusun aturan. kita harus memilih, mana yang mendukung mayoritas kepentingan. Misalnya, yang mendukung ekonomi kreatif anak muda dan eksistensi anak muda. Maka itulah yang harus kita pilih," kata Hasan.