Malang

Fakta-fakta Setengah Rumah Ambrol di Malang, Penyebab Hingga Penanganan

Setengah rumah ambrol di Malang pada Jumat 1 Februari 2019, berikut fakta-faktanya.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: eko darmoko
hayu yudha prabowo - suryamalang.com
AMBROL - Kondisi rumah Abdul Syukur yang kamar depan dan kamar mandinya ambrol akibat pondasi rumah terkikis air sungai di Jalan Kedawung Gang IX, Kelurahan Tuluresjo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Sabtu (2/2/2019). Dalam laman webnya, BPBD Kota Malang menyebutkan selama Januari 2019 terjadi 19 bencana di Kota Malang yang mengakibatkan kerugian material sebesar Rp 191 juta. 

"Dari kesaksian warga sekitar, kejadian ambrolnya plengsengan itu malam hari sewaktu hujan deras.

Plengsengan yang baru selesai bulan Mei 2018 itu,  menurut kesaksian warga kondisi kontruksinya memang kurang baik.

Hal itu bisa dilihat dari posisi kemiringan plengsengan yang menurut sebagian warga posisinya kurang miring.

"Pondasinya memang kurang kuat jika dilihat dari konsturksi bangunan. Warga juga menyebut bahwa kejadian ini yang kedua kali setelah seminggu sebelumnya plengsengan telah ambrol juga di sisi yang lain," ucapnya.

AMBROL - Kondisi plengsengan yang ambrol akibat tergerus aliran sungai di jembatan Klayatan Gang 1, Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun, Kota Malang, Kamis (31/1/2019). Ambrolnya plengsengan yang belum satu tahun dibangun setelah hujan deras yang mengguyur Kota Malang pada kamis (31/1/2019) dini hari ini mengancam sejumlah rumah di kawasan ini.
AMBROL - Kondisi plengsengan yang ambrol akibat tergerus aliran sungai di jembatan Klayatan Gang 1, Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun, Kota Malang, Kamis (31/1/2019). Ambrolnya plengsengan yang belum satu tahun dibangun setelah hujan deras yang mengguyur Kota Malang pada kamis (31/1/2019) dini hari ini mengancam sejumlah rumah di kawasan ini. (hayu yudha prabowo - suryamalang.com)

Namun, Jumat 1 Januari 2019, Plengsengan yang ambrol ini sudah mulai diperbaiki.

Adityo, seorang rekanan yang mengerjakan proyek itu mengatakan, proses perbaikan diprediksi selesai sebulan. Nantinya, bangunan baru yang dibuay bentuknya berbeda dari yang lama.

"Jadi bangunan baru nanti akan menempel di dinding tanah," ujar Adityo, Jumat (1/2/2019).

Dijelaskan Adityo, faktor longsor karena air yang masuk ke plengsengan. Air itu berasal dari saluran warga dan saat hujan deras terjadi.

Banyaknya air yang mengalir ke plengsengan masuk ke dalam celah-celah tanah. Oleh sebab itu, bangunan baru nanti akan ditempel di tembok lereng. Sebelumnya tidak ditempel mepet di ditembok lereng.

Dijelaskan Adityo, komponen yang digunakan untuk mrmbangun sudah sesuai. Mulai dari besi, semen, pasir hingga batu.

"Campurannya sesuai, batu juga bagus dari Lumajang. Semennya Semen Gresik. Secara teknis dan volume memenuhi," katanya.

"Proses perbaikan lebih ketat dan batu yang dipakai lebi besar untuk nemperkuat. Kalau batunya kecil, kemungkinan air masuk lebih besar," paparnya.

Sementara itu, Paini (63) warga yang rumahnya berada tepat di atas lahan mengatakan air terlihat meninggi saat hujan deras terjadi. Selain tinggi, aliran air juga sangat deras.

"Airnya mengalir ke bawah. Di depan itu seperti laut kalau sudah hujan," jelasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved