Kabar Tuban
Ruang Konghucu di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban Dibuka, Pendeta Antonius Ong Mundur
Penilik Klenteng Kwan Sing Bio di Tuban, Alim Sugiantoro, menanggapi positif atas bukanya ruang lithang konfusiani, tempat kebaktian Konghucu.
Penulis: Mochamad Sudarsono | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, TUBAN - Penilik Kelenteng Kwan Sing Bio di Tuban, Alim Sugiantoro, menanggapi positif atas bukanya ruang lithang konfusiani, yang merupakan tempat kebaktian Konghucu.
Sebagaimana diketahui, ruang kebaktian tersebut ditutup atau disegel dengan menggunakan rantai oleh Koordinator Kebaktian Konghucu, Bambang Djoko Santoso.
Hal itu dikarenakan pendeta Antonius Ong, yang memimpin kebaktian dianggap tidak pantas saat memberikan pesan keagaaman.
Sehingga muncul konflik yang berujung penutupan ruang lithang.
"Mulai hari ini sudah dibuka untuk kebaktian, namun disayangkan para umat yang kemarin keras ingin lithang dibuka justru tidak ikut datang," kata Alim ditemui saat kebaktian, Jumat (8/2/2019), malam.
Alim menjelaskan, pada kebaktian awal tahun imlek ini setidaknya diikuti 35-40 umat Konghucu.
Sedangkan, yang tidak ikut kebaktian sekitar 15 orang, sebelumnya getol ingin lithang segera dibuka untuk kebaktian.
Awal kebaktian ini dipimpin oleh pendeta dari Mojokerto yaitu Jiaosen Rudi.
"Ya sangat disayangkan masih ada yang tidak ikut, saya berharap semoga umat Konghucu tetap bersatu, dan mengemban amanat Kongco secara baik," terangnya.
Alim juga menambahkan, jika Antonius Ong sudah mengundurkan diri tanpa diminta. Dia menyerahkan surat pengunduran diri dan sudah dibahas di pleno pengurus yang melibatkan penilik juga.
Para pengurus juga tidak ada yang mempermasalahkan. Sedangkan untuk Bambang selaku pihak yang berseteru dengan Antonius, juga masih menjabat sebagai Kordinator Kebaktian Konghucu.
"Intinya sekarang sudah tidak ada masalah, Antonius sudah mengundurkan diri. Kebaktian Konghucu sudah kembali berjalan lancar," pungkasnya.
Sementara itu, Antonius Ong saat dikonfirmasi terkait mundurnya sebagai pendeta membenarkan.
"Ya betul daripada ribut dan difitnah lebih baik mundur, Gusti mboten sare (Tuhan tidak tidur)," Jawabnya singkat.