Kota Batu

Pasar Andhong Jajahkan Makanan Tempo Dulu

Adanya tempat wisata di kota Batu dimanfaatkan oleh warga untuk mengenalkan jajanan tempo dulu.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Sany Eka Putri
Pengunjung berebut membeli jajan tempo dulu menggunakan uang lama di tempat wisata De Berran, Desa Oro-oro Ombo, Minggu (17/2/2019). 

SURYAMALANG.COM, KOTA BATU - Adanya tempat wisata di kota Batu dimanfaatkan oleh warga untuk mengenalkan jajanan tempo dulu.

Seperti di tempat wisata De Berran, Desa Oro-oro Ombo, warga menjual berbagai makanan dan minuman tempo dulu, dalam kegiatan Selamatan Sumber Andhong De Berran Gondorejo, Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Minggu (17/2/2019).

Makanan ini masih bisa ditemui di pasar, seperti cenil, minuman dawet, klanting.

Menariknya warga membeli dengan uang zaman dahulu dengan nilai mata uang masih sen.

Adanya pasar Andhong ini menggugah masyarakat dengan mengenang saat tempo dulu.

Seperti yang dirasakan Aminah, warga Desa Oro-oro ombo.

“Jadi ikut merasakan kalau mau beli makanan dan minuman itu pakai uang kertas nilai mata uangnya masih sen. Serasa zaman dulu,” ungkapnya kepada SURYAMALANG.COM.

Harga per item beda-beda, semisal jajan cenil harganya 2 sen, dawet harganya 5 sen.

Warga begitu masuk sudah mendapatkan uang pecahan 3 sen, 5 sen, 2 sen. 

Adanya pasar ini ditempatkan di tempat wisata selain menarik wisatawan juga memberikan kesan agar tempat wisata itu menarik.

Ahmad Rifai masyarakat sekitar mengatakan gagasan Pasar Andhong ini memang baru pertama dibuat di tempat wisata.

Dengan tujuan meramaikan tempat wisata dan mengenalkan tempat wisata dengan berbagai macam kulinernya.

“Nanti ini gantian, di tempat wisata lainnya. Khususnya tempat wisata yang dikelola desa. Memberikan kesan khusus ke pengunjung,” imbuhnya.

Selain itu nanti wadah untuk makan dan minum tidak menggunakan barang pecah belah atau plastik, melainkan menggunakan dedaunan.

Selain ramah lingkungan, juga tidak terlalu banyak sampah yang dibuang.

Selain itu juga memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi sampah plastik.

“Nanti juga untuk pemberdayaan masyarakat sekitar di tempat lokasi. Masyarakat sekitar yang menyiapkan makanannya,” imbuhnya.

Sementara itu banyaknya tempat wisata baru di Kota Batu memberikan pilihan bagi wisatawan untuk memilih lokasi wisata yang akan dituju.

Namun disamping itu juga menuntut tempat wisata ini memiliki ciri khas, agar tidak memiliki catatan tempat wisata murahan.

Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko.

Ia mengungkapkan murahan itu seperti, wisata di Kota Batu dikenal tiket masuk yang murah. Sehingga jadi alternatif sampingan saja.

“Harus punya ciri khas, entah itu disisi kulinernya, sejarah tempat wisata.”

“Harus punya cerita seperti di De Berran ini, lokasi sumber air dikelola dan dimanfaatkan jadi tempat wisata,” kata Dewanti.

Sehingga, lanjutnya wisatawan juga menjadi penasaran dan berkunjung ke tempat wisata ini.

Selain itu ia juga meminta kepada Dinas Pariwisata agar menjadi leading sektor untuk semua tempat wisata di Kota Batu.

Dewanti juga meminta kepada tempat wisata mempersiapkan fasilitas.

“Kamar mandi jangan satu, harus minimal dua. Ads tempat kulinernya, makanan bakso dan sego empok harus ada. Karena lokasinya di desa ya harus ada ciri khas desa,” imbuhnya.

Dalam kegiatan ini juga dihadiri beberapa kepala dinas, seperti Dinas Kominfo, Dinas PUPR, BPBD Batu, Dinas Pariwisata, dan lainnya. Serta tim Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali (Sabers Pungli).

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved