Daftar 17 Lagu yang Harus Diputar di ‘Jam Dewasa’ di Jawa Barat, Termasuk Lagu Agnez Mo

SURYAMALANG.COM, BANDUNG - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat membatasi pemutaran 17 lagu berbahasa Inggris, baik dalam bentuk lagu atau video klip.

Sebab, lirik dalam lagu tersebut menjurus pada tema kehidupan dewasa.

17 lagu itu hanya dapat disiarkan atau diputar di lembaga penyiaran di Jawa Barat dalam klasifikasi waktu dewasa, yaitu pukul 22.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB.

Ketua KPID Jawa Barat, Dedeh Fardiah mengatakan kemungkinan  jumlah lagu yang waktu penanyangannya dibatasi itu bakal bertambah seiring bertambahnya jumlah pelaporan dan pengajuan.

Jadi kemungkinan tidak hanya 17 lagu berbahasa Inggris yang dilampirkan dalam surat edaran 480/215/IS/KPID-JABAR/II/2019 tersebut.

“Berdasar hasil rapat dengar pendapat ahli, ahli bahasa dan sebagainya, kami melakukan rapat pleno komisioner untuk memutuskan surat edaran itu.”

“Dari 86 lagu hasil pemantauan dan audiensi, mengerucut jadi 17 lagu yang betul-betul secara vulgar menayangkan muatan s3ks.”

“Sehingga kami anggap itu bisa disiarkan hanya di jam dewasa,” kata Dedeh Fardiah, Selasa (26/2/2019).

Menurutnya, pembatasan penyiaran 17 lagu barat tersebut berdasar perilaku standar pada pedoman siaran.

Hal ini menyatakan program siaran dilarang menyajikan lagu dan video klip yang menampilkan lagu dengan judul atau lirik bermuatan s3ks, cabul, atau mengesankan aktivitas s3ks, di luar jam dewasa.

“Ini berlaku untuk radio dan televisi di Jabar. Kalau melanggar, bisa sesuai mekanisme.”

“Kami bisa memberi sanksi, bisa berupa imbauan, bisa teguran pertama, dan kedua. Bisa dipindahkan jam tayangnya dan disiarkan jadi jam malam. Atau potong durasi jam siar atau pemberhentian jam siar,” ujar Dedeh Fardiah.

Dedeh mengatakan banyak laporan mengenai lagu berbahasa Inggris atau lagu berbahasa Indonesia yang bermuatan p0rnografi.

Namun, pihaknya harus melakukan pengkajian dan pembatasan jam siar secara bertahap.

“Dengan banyaknya aduan tentang ini, menunjukkan masyarakat semakin aware, dan akhirnya juga mereka dapat mengadukan hal serupa.”