Kabar Sumatera Selatan
Salah Tangkap, Kuli Batu Hampir Tewas Disiksa & Dipaksa Mengaku Memperkosa Bidan Y, Ada Kejanggalan
Salah Tangkap, Kuli Batu Harismail Alias Ujang Hampir Tewas Disiksa dan Dipaksa Mengaku Memperkosa Bidan Y, Ada Kejanggalan dalam Kasus ini
SURYAMALANG.COM, PALEMBANG - Kuli batu bernama Harismail alias Ujang (25) diciduk oknum polisi terkait dugaan pemerkosaan terhadap bidan Y.
Dari penangkapan terhadap kuli batu ini, kemudian terungkap fakta sebenarnya terkait dugaan bidan Y yang diperkosa lima orang secara bergiliran.
Bidan berusia 27 tahun, berinisial Y, diperkosa lima orang secara bergiliran di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Kabar terkini, kondisi Harismail alias Ujang (25) terus membaik pasca ditemukan tergeletak dengan kondisi tubuh babak belur dengan mata tertutup.
Korban dugaan salah tangkap tersebut saat ini sudah dapat turun dari atas tempat tidur dan melakukan beberapa aktivitas. Dia juga sudah merasa baikan.

"Dia (Ujang) udah sehat, udah bisa makan, mandi sendiri. Udah baikan dari kemarin-kemarin."
"Tangannya masih ada bekat (bekas), cuma udah gak sakit lagi," ujar Hayan (61), ayah dari korban di RS Bhayangkara Palembang, Senin (25/2/2019).
Sejak masuk rumah sakit Jumat, (22/2/2019) lalu, Harismail alias Ujang sudah dipindahkan dari ruang inapnya di Pavilun Cendana kelas 3 menjadi kelas 2.
Jika sebelumnya Haris bersama-sama 4 pasien lain kini dirinya sendirian di ruangan yang baru.
"Sudah dipindahkan oleh rumah sakit. Biar cepat sembuh. Sekarang Ujang di ruang sendiri," lanjutnya.
Ujang yang merupakan anak bungsu dari 5 saudara, kerap menjadi salah satu tulang punggung keluarga.
Dirinya bekerja sebagai sopir truk pengangkut batu dari Gasing ke proyek Tol Kayuagung.
"Iya anaknya suka bantu-bantu. Sepengetahuan aku gak ada masalah. Anaknya baik makanya kita kaget kalau dia ditemukan babak belur," ujarnya.
Fakta Baru
Polda Sumsel menyelidiki kasus Harismail, pria yang diikat selama satu jam dan dipaksa mengaku pemerkosa bidan Y.
Haris kemudian dilepas pasca ada bukti dari pemeriksaan Polda Sumsel lewat Labfor bahwa tiada jejak pemerkosaan.
Seperti diketahui, Kalabforcab Palembang, Kombes Pol I Nyoman Sukena SIK membenarkan pernyataan Kapolda Sumsel mengenai tidak ditemukannya bukti ilmiah hasil olah TKP Tim Forensik, Jumat (22/2/2019).
Menurutnya, dari hasil yang ada saat ini dari bukti-bukti yang sudah dikumpulkan tidak diketemukan petunjuk yang mengarah pada kasus pemerkosaan.
Pasca pengumuman inilah, tiba-tiba muncul Harismail alias Ujang (25) yang mengaku ditangkap pihak kepolisian, tangan diikat dan dipukuli dan ditemukan di Rambutan, Sabtu (23/2/2019).
Haris pun masih tampak lemas dan tak berdaya di tempat tidur rumah sakit.
Beberapa luka tampak menghiasi tubuhnya setelah dikabarkan dibawa dan disiksa beberapa orang, Kamis (21/2/2019) petang.
Harismail ditemukan warga di Kecamatan Rambutan, Banyuasin.
Saat ditemukan, ia tergeletak dengan mata tertutup lakban dan luka di sekujur tubuh. Warga langsung membawanya ke rumah sakit.
Ketika ditemui, Sabtu (23/2/2019) Haris hanya dapat menjawab dengan nada suara rendah sambil menahan sakit.
Matanya belum bisa dibuka akibat lebam menghiasi wajahnya. Namun bapak satu anak ini menceritakan dengan pelan-pelan bagaimana kasus yang menimpannya.
"Saya habis beli rokok, waktu mau pulang dicegat di depan warung teman saya. Saya lagi di sana. Di masukan ke dalam mobil," katanya menceritakan kejadian yang menimpa dirinya, Sabtu (23/2/2019).

Muncul beberapa fakta yang perlu diperhatian dari penangkapan Harismail, pria yang dipaksa mengaku memperkosa bidan Y
1. Dipaksa Mengaku Pemerkosa Bidan YL
Dalam perjalanan tersebut, dirinya dipaksa mengaku sebagai pelaku pemerkosa Bidan Y. Namun Haris terus membantah setiap tuduhan terhadap dirinya.
Akibatnya berbagai siksaan datang saat dirinya membantah setiap pertanyaan.
"Dipaksa ngaku aku. Aku bantah, jawab tidak. Ada sekitar sejaman lebih saya di dalam mobil tangan diikat," jelasnya.
Sementara keluarga Haris baru mengetahui kejadian sehari setelah korban dibawa pergi orang tidak dikenal.
Informasi tersebut didapat dari Kepala Desa, Kamal, Kecamatan Pumulutan Barat.
"Kata Kades saya ke Palembang karena Ujang di RS Bhayangkara sekarang, masuk rumah Sakit," ujar ibu Haris menirukan perkataan Kades.
Ibu Haris hanya lemas saat mengetahui anaknya menderita luka lebam di sekujur tubuh. Tangan, kaki, wajah serta matanya mengeluarkan darah.
"Babak belur Haris dipukulin. Saya tidak tahu siapa yang mukulin. Saya hanya minta kasus ini diusut," katanya saat ditemui di RS Bhayangkara.
Sementara saksi mata yang merupakan teman Haris, Krisna Murdani (25) melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana temannya itu dibawa secara paksa oleh beberapa orang.
Bahkan dua tembakan ke udara dan satu tembakan ke tanah membuat geger warga.
2. Haris Ditangkap Dipulang dari Kayuagung
Saat ditangkap Krisna menyaksikan teman satu profesinya tersebut dibawa beberapa orang. Dikatakan, saat ditangkap ada dua mobil dan tiga motor yang menjemput paksa Haris.
"Ada dua mobil, Innova warna telur bebek Avanza putih. Sisanya naik motor. Yang menyetop Haris ada dua orang naik motor RX King. Lalu dia (Haris) dimasukan ke mobil. Motor saya yang sedang dibawa sama Haris juga dibawa pergi," kata Krisna.
"Saya tanya mau dibawa ke mana. Dijawab ke Polda. Kami waktu itu baru saja pulang dari mengangkut batu dari Gasing ke Kayuagung," ujarnya.
Haris sempat meminjam motor milik Krisna untuk membeli rokok. Keduanya baru saja makan-makan di rumah Krisna. Kedua teman tersebut, belum lama pulang mengantar Batu split dari gasing ke proyek Tol Kayuagung.
"Kami berdua bekerja mengangkat batu. Kami ini sopirnya. Saya sopir pertama dan Haris sopir kedua. Kami sudah pergi sejak hari Sabtu (16/2/2019) dan berada Kayuagung baru kembali Kamis (21/2/2019). Waktu baru saja istirahat, ada kejadian dia (Haris) dibawa."
3. Tangan Diikat
Tangan diikat dan dimasukam dalam mobil," ujar Krisna. "Karena kejadian itu, motor aku jugo dibawak. Motor Revo BG 5719 JY," ujarnya.
Pihak keluarga hingga saat ini masih menunggu itikat baik pihak yang terlibat penculikan terhadap Haris.
"Kami ingin pihak yang terlibat bertanggung jawab. Tolong diobati, kami tidak bakal menuntut secara hukum kalau ada itikad baik. Kami sudah lapor ke Polda bahwa informasi awal diculik orang, Jumat (22/2/2019)," ungkapnya.
4. Propam Polda Kunjungi Korban
Sementara, kakak kandung korban Junaidi menerima kedatangan Tim dari Polda Sumsel untuk mengecek adiknya yang terbaring lemah di ruang rawat inap rumah Sakit Bhayangkara.
Menurut pegakuan Junaidi, pihak kepolisian datang memastikan kondisi kesehatan adiknya Haris.
"Tadi ada Polisi datang menanyakan kondisi adik saya. Ada dua kali yang datang," ujarnya.
Tidak lama kemudian tim dari Propam Polda Sumsel datang menjenguk korban guna memastikan kebenaran kejadian yang menimpa Haris.
"Yang kedua dari Propam Polda Sumsel sudah datang. Mereka berjanji akan mencari tau terlebih dahulu," ujarnya.
5. Dilepas Usai Hasil Labfor Umumkan
Seperti diketahui, Kalabforcab Palembang, Kombes Pol I Nyoman Sukena SIK membenarkan pernyataan Kapolda Sumsel mengenai tidak ditemukannya bukti ilmiah hasil olah TKP Tim Forensik.
Menurutnya, dari hasil yang ada saat ini dari bukti-bukti yang sudah dikumpulkan tidak diketemukan petunjuk yang mengarah pada kasus pemerkosaan.
"Sampai saat ini kita sudah melakukan olah TKP mencari alat bukti yang diperlukan. Seperti sperma atau bulu kemaluan, tapi tidak ditemukan. Hal itu penting untuk membuktikan secara sciencetifik," ujarnya.
Lanjutnya, pemeriksaan lain juga dilakukan untuk melihat sidik jari yang tertinggal. Apa lagi dari informasi yang didapat, korban mengaku didatangi lima orang.
"Kalau dari informasi ada orang Lima, namun hasil penyelidikan di pintu tidak ditemukan jejak sidik jari, dan bekas tempelan jejak kaki di rumah. Dari sprei juga tidak ditemukan bekas sperma," ujar Kalabfor.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adimegara menerima hasil labfor mengenai kasus pemerkosaan Bidan YL (27) yang bertugas di Pumulutan, Ogan Ilir.
Dari hasil penyelidikan tim labfor didapatkan fakta berbeda, jika sebelumnya korban mengaku diperkosa, hasil labfor tidak menunjukan adanya tanda-tanda korban diperkosa.
Hal tersebut didapat dari hasil pemeriksaan ilmiah di TKP.
"Tim forensik mengungkap, kami membangun asumsi melalui fakta peristiwa. Semua itu dibuktikan dengan fakta ilmiah. Tim sempat berdebat, karena dari puskesmas membawa sampel sperma, tim labfor mengatakan bukan,"
"Termasuk di kasur diperiksa tanda-tanda sperma yang tertinggal atau pun bulu-bulu halus," ujarnya saat ditemui di Polda Sumsel, Jumat (22/2/2019).
Nah setelah fakta itu mencuat, Sabtu (23/2/2019) Harismail kemudian ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di sebuah tempat di Kecamatan Rambutan, Palembang. Sekujur badan Harismail (25) itu penuh luka dan mulutnya ditutup lakban. Matanya belum bisa dibuka akibat mengalami luka lebam di wajahnya.
6. Segera Lakukan Penyelidikan
Hal serupa diungkap Direktur Reserse Umum Polda Sumsel, Kombes Pol Yustan Alpiani saat dikonfirmasi dugaan penculikan. Namun soal dugaan salah tangkap, ia enggan berspekulasi. Dirinya mengaku sudah mengecek keadaan korban di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
"Saya sudah cek dan menemui korban di Rumah sakit dan kedua orang tuanya. Dari hasil keterangan dia juga belum tahu siapa yg melakukan," jelasnya.
Lanjut Kombes Pol Yustan Alpiani, saat ininya bersama jajaran tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus yang menimpa Haris Mail (25).
"Kami masih melakukan lidik," ungkapnya.
7. Fakta Bidan YL mengaku Diperkosa 5 Orang
Seperti diberitakan sebelumnya, dugaan pemerkosaan disertai perampokan menimpa seorang Bidan Desa (Bides) Desa Simpang Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir (OI) berinisial Y (27).
Peristiwa terjadi Selasa (19/2/2019) sekitar pukul 00.30 dini hari, berlangsung di kamar korban Yl yang tinggal di kantor Puskesdes, Desa Simpang Pelabuhan Dalam.
Korban yang ditinggal suaminya pergi keluar daerah tersebut, tidak bisa berbuat banyak, tanpa bisa melakukan perlawanan.
Menurut Zainal, orang pertama yang ditemui korban, usai kejadian mengatakan, bahwa korban mengaku baru saja diperkosa dan dirampok oleh pelaku yang belum diketahui identitasnya itu.
Lalu Zainal menghubungi Kades Simpang Pelabuhan Dalam Nurdin Abdullah, kemudian keduanya mendatangi lokasi TKP, baru selanjutnya dilaporkan ke Polsek Pemulutan.
"Semalam ramai di sini, petugas dari Polsek Pemulutan sudah melakukan olah TKP,’’ kata Kades Nurdin, Selasa (19/2/2019).
Dari keterangan bidan Y kepada Kades, bahwa pelaku yang belum diketahui berapa jumlahnya, karena situasi gelap didalam rumah, pelaku masuk ke kamar tidurnya, dan membekap muka korban dengan bantal, lalu melilit leher korban dengan kain.
“Nah kemungkinan saat itulah korban diperkosa,’’ ujar kades yang mengaku korban Yl sempat shock dan pingsan akibat kejadian tersebut. Saat ini korban lagi dirawat di RS Muhammadiyah Palembang.
"Semalam kami mengantarkannya ke RS Muhammadiyah, karena selain diduga diperkosa, muka korban lembab akibat dipukul oleh pelaku, korban juga kehilangan uang Rp 500 ribu dan sebuah ponsel,’’ ujar Kades Simpang Pelabuhan Dalam Pemulutan.
Kapolres OI AKBP Ghazali Ahmad melalui Kasat Reskrim AKP Malik Fahrin membenarkan adanya seorang Bides di Simpang Pelabuhan Dalam menjadi dugaan korban pemerkosaan dan perampokan.
"Kasus ini dilaporkan ke Polsek Pemulutan, namun akan kami back-up,’’ kata AKP Malik Fahrin.

Berita Sebelumnya
Peristiwa kelam yang menimpa bidan Y ini terjadi pada malam hari, ketika ia sedang tidur kemudian tiba-tiba para pelaku menyelinap masuk ke tempatnya.
Tak hanya diperkosa oleh lima pelaku, bidan Y juga dianiaya hingga beberapa bagian tubuhnya mengalami luka-luka.
Tak berapa lama kemudian, seorang pelaku ditangkap oleh sejumlah orang yang mengaku polisi.
Namun, usut punya usut, belakangan diketahui bahwa orang yang ditangkap itu bukanlah pelaku pemerkosaan. Melainkan hanyalah korban salah tangkap.
Pria yang menjadi salah tangkap itu bernama Harismail alias Ujang, berusia 25 tahun.
Akibat salah tangkap ini, Harismail alias Ujang mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya.
Informasi yang dihimpun Kompas.com, kejadian bermula pada Sabtu (23/2/2019) Haris ditemukan warga dalam kondisi lemas dan mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya.
Setelah itu ia kemudian menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Dalam kondisi lemas, Haris mengaku sebelumnya ia dipaksa masuk ke mobil oleh sejumlah pria.
Di dalam mobil tersebut, pria yang bekerja sebagai kuli batu ini dipaksa untuk mengaku telah memperkosa seorang bidan berinisial Y.
Namun, Haris pun menolak tuduhan yang diberikan kepada dia hingga akhirnya dipukuli di dalam mobil.
"Saya bilang tidak, saya bantah, saya bukan pemerkosa bidan itu," kata Haris, Minggu (24/2/2019).
Tak hanya dipukuli, tangan Haris pun diikat sehingga tak melakukan perlawanan.
Di dalam mobil tersebut korban hanya bisa pasrah hingga akhirnya ditinggalkan di Kecamatan Rambutan.
"Waktu itu saya baru saja beli rokok di warung. Langsung dipaksa naik ke mobil, tangan saya diikat dipaksa ngaku," ujar korban.
Sementara itu, Krisna Murdani (25) yang melihat aksi penangkapan terhadap Haris mengatakan, ada dua mobil dan tiga motor ketika penangkapan rekannya itu berlangsung.
"Satu mobil Innova, satu mobil Avanza, sisanya naik motor langsung menghentikan Haris dan dimasukan dalam mobil," kata Krisna.
Krisna pun berujar jika sekelompok pria tersebut sempat mengeluarkan tembakan sebanyak tiga kali untuk membawa Haris.
Karena kebingungan, Krisna langsung menanyakan apa yang menimpa rekannya tersebut.
"Saya tanya mau dibawa ke mana Haris. Dibilang, ke Polda. Saya bingung, padahal kami baru pulang ngangkut batu di Kayuagung. Haris juga waktu beli rokok pakai motor saya," ujarnya.
Polisi selidiki dugaan salah tangkap
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara membenarkan jika Haris menjadi korban penganiayaan.
"Saya turut prihatin dengan ada orang yang ditemukan, dalam keadaan ditutup lakban, kata dia, ditangkap oleh oknum polisi tapi kami masih selidiki," ungkap Kapolda saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.
Kondisi Bidan Y Setelah Diperkosa 5 Orang
Nasib nahas menimpa bidan berinisial Y yang berusia 27 tahun. Bidan Y diperkosa lima orang di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Peristiwa kelam ini tidak sepantasnya dialami oleh Bidan Y. Pasalnya, Bidan Y dikenal sebagai perempuan yang baik dan suka menolong sesama.
Fakta bahwa Bidan Y adalah perempuan berhati baik diungkapkan oleh tetanggannya.
Menurut pengakuan tetangganya, Bidan Y rela bekerja selama 24 jam demi memberikan pelayanan kesehatan kepada siapa saja yang membutuhkan bantuannya.
Seorang warga yang bernama Sila, yang membuka warung dekat Puskesmas tempat Bidan Y bekerja mengatakan, Bidan Y sering keluar malam-malam untuk mengobati warga yang sakit.
“Ada warga demam dia datangi ke rumah. Mau sekali dia,” terang Sila, Rabu (20/2/2019).
Bidan Y yang menjadi korban pemerkosaan oleh lima orang pelaku saat ini masih menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (21/2/2019).
Kasubbid Yanmed Dokpol Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Dr Yunita mengatakan, Bidan Y masih kerap dibayang-bayangi kejadian pemerkosaan yang dialami korban.
Konsultasi dengan psikiater pun saat ini masih terus dilakukan untuk mengurangi trauma yang menimpa Bidan Y.
"Tadi konsul ke psikiater, mengurangi trauma secara psikis, saat ini dikeluhkan masih rasa ada takut terhadap malam. Menjelang malam sudah takut, takut memejamkan mata dan teringat kejadian itu waktu hendak tidur, dinyatakan reaksi stres akut," kata Dr Yunita saat, ditemui Kompas.com di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Palembang, Kamis (21/2/2019).
Meski begitu kondisi korban dinilai mulai membaik dibandingkan pada hari pertama.
Pada hari pertama menjalani perawatan, korban masih mengalami trauma berat dan enggan untuk bercerita.
Korban selalu menangis dan susah untuk dilakukan konsultasi.
Setelah hari kedua, kondisi mulai membaik dan korban akhirnya bisa berkomunikasi dengan para psikiater.
"Hari ini kondisi pasien secara fisik dilihat dokter, ada pendarahan di mata, tapi fungsi matanya masih baik.
Untuk rasa pusing, memang tidak ada lagi, tetapi korban sedikit susah menelan, karena bekas dicekik, besok akan dikonsulkan ke dokter," kata Dr Yunita.
Kronologi Bidan Y Diperkosa 5 Orang
Bidan Y yang bertugas di sebuah Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes) di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, menjadi korban perampokan disertai pemerkosaan oleh orang tak dikenal, Selasa dini hari (19/2/2019).
Pelaku yang lebih dari satu orang masuk dari jendela samping dengan cara mencongkel kunci jendela kantor, yang lokasinya berada di sisi jalan lintas timur Palembang-Ogan Ilir kilometer 13.
Setelah masuk, pelaku langsung membekap serta memperkosa korban yang tengah tidur.
Korban yang terbangun berusaha melawan sehingga membuat pelaku marah dan memukuli wajah korban hingga muka serta bagian mata bengkak.
Kondisi saat itu yang tengah hujan deras membuat perbuatan pelaku tidak diketahui tetangga sekitar.
Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa tersebut terjadi Selasa (19/2/2019) sekitar pukul 00.30 dinihari, berlangsung di kamar korban Y yang tinggal di kantor Puskesdes Simpang Pelabuhan Dalam.
Korban yang ditinggal suaminya pergi keluar daerah tersebut, tidak bisa berbuat banyak.
Lokasi Puskesmas Simpang Pelabuhan Dalam berada persis di pinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Palembang-Indralaya.
Karena lokasinya berada di pinggir jalan lintas, lanjut Sila, maka situasi di sekitar Puskesmas selalu ramai 24 jam oleh kendaraan yang melintas.
Bahkan lokasi Puskesmas hanya berjarak 100 meter dari Mapolsek Kertapati.
"Tapi walaupun ramai, tidak tahu juga saya kenapa bisa ada orang berani masuk ke Puskesmas dan melakukan itu," ucapnya.
Wanita paruh baya itu mengatakan, saat kejadian, dirinya sedang tertidur pulas.
Namun begitu ada keributan, ia langsung bangun dan melihat kerumunan warga dan petugas kepolisian di TKP.
"Kalau saya tidak tahu persis bagaimana kejadiannya. Tahu-tahu bangun karena ribut-ribut di samping rumah. Kan tidak jauh," ujarnya.
Sila juga mengaku sempat melihat wajah korban yang babak belur sesaat sebelum dibawa ke rumah sakit.
"Sempat lihat wajah korban waktu mau dibawa ke rumah sakit. Kayaknya bonyok begitu. Tidak bisa lihat dengan jelas karena rame orang," jelasnya.
Di mata Sila, sosok bidan Y merupakan bidan muda yang baik, santun dan bekerja sepenuh hati.
Ia tidak menyangka orang baik seperti Yl mengalami nasib apes menajdi korban kekerasan para pelaku kejahatan.
“Kaget saya begitu tahu si korban ini diapa-apakan orang. Karena anaknya baik, pendiam, suka belanja di warung saya,” beber Sila.
Meski tidak mengenal Y secara akrab, menurut Sila, ia tidak jarang melihat Y keluar malam sendiri atau bersama teman untuk melaksanakan tugas.
“Saya memang belum pernah berobat sama dia (Yl) sejak dia satu tahun bertugas di sini. Tapi kalau lihat dia kerja itu istilahnya itu kerja 24 jam,” kata Sila.
Suami Kerja di Kapal
Kesedihan mendalam saat ini benar-benar dirasakan oleh keluarga bidan Y (27), bidan desa yang diperkosa dan dirampok di rumah dinasnya Polindes Desa Simpang Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Paman bidan Y, Saropah (53) mengatakan semua keluarganya merasa lemas saat mendengar kabar buruk yang menimpa bidan Y.
"Kita semua merasa lemas. Bukan hanya pihak keluarga, teman-temannya juga merasa prihatin semua," kata dia saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Rabu (20/2/2019).
Saropah mengatakan saat ini suami korban sudah ada di RS Bhayangkara untuk menemani dan memberikan dukungan penuh pada istrinya yang tengah dirundung kesedihan mendalam itu.
"Suaminya kerja kapal. Entah sebagai anak buah kapal (ABK) atau kapten, saya juga kurang tahu. Kemarin saat kejadian suaminya sedang tugas ke Pekanbaru," kata dia.
Saat kejadian, Saropah mengungkapkan pelaku masuk ke rumah dinas dengan cara mencongkel pintu belakang.
"Warga yang datang ke tempat kejadian bilang kalau pintu belakang yang dicongkel," ungkapnya.
"Saat itu keponakan saya sendirian. Biasanya ada bibik (pengurus polindes) juga disana. Tapi saat kejadian kebetulan lagi pulang kampung. Jadi cuma ponakan saya sama anaknya saja yang di rumah," ungkapnya.
Sementara, saat ditanya status pekerjaan Y, Saropah mengungkapkan keponakannya tersebut saat ini masih berstatus sebagai tenaga honorer.
"Dia masih honor sekarang," ucapnya.
Keluarga berharap pihak kepolisian dapat mengusut kasus ini hingga tuntas dan pelaku segera diamankan.
"Kami tidak mengerti soal pasal-pasal hukum. Itu pihak kepolisian yang tahu. Tapi kami sangat berharap semua pelaku bisa ditangkap dan diberikan hukuman setimpal," tegasnya.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara memerintahkan penyidik dan Laboratorium forensik untuk melakukan olah tempat kejadian ulang.
Hal ini, diungkapkan jenderal bintang dua ini ketika ditemui di depan Masjid Assaadah Mapolda Sumsel, Rabu (20/2/2019).
"Saya sudah perintahkan penyidik dan Labfor untuk melakukan olah tempat kejadian perkara ulang.
Agar, bisa menemukan bukti-bukti lain," ujar Zulkarnain.
Selain itu, Kapolda juga meminta untuk melakukan visum terhadap korban.
Tak hanya itu saja, penyidik dan Labfor juga diminta untuk melihat secara detil lokasi kejadian.
Meski sudah dibersihkan, penyidik dan Labfor bisa menemukan bukti lain dengan tujuan bisa mengungkap kasus ini.
"Korban sudah di rawat di RS Bhayangkara dan sudah divisum. Nantinya, akan diadakan untuk memulihkan psikologis korban," ujarnya.
Bupati Ogan Ilir (OI) HM Ilyas Panji Alam juga menyempatkan diri untuk menjenguk keadaan bidan Y, Rabu (20/2/2019).