Jendela Dunia

Akhir Kisah Pendeta yang Mengaku Punya Mujizat Bisa Menghidupkan Orang Mati, Videonya Bikin Panik

Akhir Kisah Pendeta yang Mengaku Punya Mujizat Bisa Menghidupkan Orang yang Sudah Mati, Videonya Viral

Editor: eko darmoko

Akhir Kisah Pendeta yang Mengaku Punya Mujizat Bisa Menghidupkan Orang Mati, Videonya Bikin Panik

SURYAMALANG.COM - Inilah akhir nasib pendeta bernama Alph Lukau di Afrika Selatan yang mengaku bisa menghidupkan orang yang sudah mati.

Video pengakuan pendeta menghidupkan orang mati ini menjadi viral dan membuat netizen yang melihatnya merasa panik dan cemas.

Akibatnya, paguyuban pengelola pemakaman di Afrika Selatan kebakaran jenggot oleh aksi pendeta yang mengaku bisa menghidupkan orang mati tersebut.

Sang pendeta kini harus berurusan dengan gugatan hukum setempat karena pengakuan bisa menghidupkan orang mati.

Fakta Lain Pendeta yang Mengaku Bisa Menghidupkan Orang Mati, Pria di Peti Ternyata Sewaan

3 Fakta Foto Yamaha NMAX 2019 Terbaru yang Viral di WhatsApp (WA) dan Medsos, Awas Terkecoh!

Panggilan Khusus Ariel Noah untuk Alleia Anata Irham, Pakai Diksi Umum Tapi Bermakna Dalam

Video Perdana Penampilan Syahrini & Reino Barack Usai Akad Bocor, Gala Dinnernya Ditaksir 16 Miliar

Foto-foto Luna Maya Berhijab setelah Galau Ditinggal Nikah Mantan Kekasih, Senyum Bahagia saat Umroh

Pendeta bernama Alph Lukau di Afrika Selatan yang mengaku bisa menghidupkan orang yang sudah mati.
Pendeta bernama Alph Lukau di Afrika Selatan yang mengaku bisa menghidupkan orang yang sudah mati. (YouTube)

Dilansir dari kompas.com, pada Kamis (28/2/2019) lalu, beredar video yang memperlihatkan Pendeta Alph Lukau berteriak "bangkitlah" ke seorang pria yang terbaring di dalam peti mati.

Lantas setelah Lukau berteriak, pria di dalam peti mati itu terbangun.

Sorak sorai umat sang pendeta pun pecah melihat kejadian ini.

Geram mengetahui hal ini, pengelola pemakaman di Afrika Selatan mengatakan video ini hanya tipuan semata.

Bahkan aksi pendeta ini malah menjadi bahan olok-olokan masyarakat setempat.

"Tak ada yang namanya mujizat," demikian pernyataan Komisi untuk Promosi dan Perlindungan Budaya, Agama, dan Komunitas Linguistik (CRL Right Commission) Afrika Selatan.

Maia Estianty Pulang Kampung ke Surabaya Naik Jet Pribadi Bareng Dul Jaelani, Jenguk Ahmad Dhani?

Reaksi Ariel Noah saat Video Nonton Bareng Pevita Pearce diungkit Judika, Rossa Bongkar Fakta Lain

"Semua ini hanya rekayasa untuk mendapatkan uang dari ketidakberdayaan warga," tambah lembaga resmi pemerintah Afrika Selatan itu.

Tiga perusahaan pengelola pemakaman kini mengambil langkah hukum karena menilai aksi ini merusak reputasi mereka.

Ketiganya ialah Kingdom Blue, Kings & Queens Funeral Service, dan Black Phoenix mengatakan, para perwakilan gereja telah menipu mereka.

Hal ini karena ada stiker Black Phoenix dan Kings & Queens Funeral Service milik pengelola pemakaman di salah satu mobil di dalam video yang seakan-akan peristiwa itu melibatkan mereka.

Sementara, peti jenazah yang digunakan disewa dari perusahaan pengelola pemakaman Kingdom Blue.

Ketiga pengelola pemakaman itu menilai hal tersebut bisa mencoreng reputasi mereka.

Sementara itu gereja Alleluia Ministries International pimpinan pendeta Lukau belum memberikan komentar.

Namun, situs berita The Sowetan mengabarkan sejak adanya gugatan ini ,Pendeta Lukau mencoba menepis klaim "membangkitkan orang mati" itu.

Gereja itu mengatakan, pria dalam peti jenazah sebenarnya "sudah hidup kembali" saat dibawa ke Kramerville, lokasi gereja Pendeta Lukau.

"Pendeta Lukau hanya melengkapi keajaiban yang sudah terlebih dulu dilakukan Tuhan," demikian Alleluia Ministries seperti dikutip The Sowetan.

Ilustrasi.
Ilustrasi. (www.nydailynews.com)

Kisah Tuhan, Pencari Rumput yang Taat Menyembah Tuhan dan Rahasia Pilihan Politiknya

Demi bertemu Tuhan, reporter SURYAMALANG.COM, Sri Wahyunik, harus menunggu sekitar 1,5 jam, Rabu (27/2/2019) sore.

Tuhan berusia 68 tahun itu adalah laki-laki yang tinggal di Jl Manyar Lingkungan Krajan RT 01 RW 06 Kelurahan Slawu Kecamatan Patrang, Jember.

"Bapak baru datang dari sawah, sebentar kemudian berangkat lagi ngarit (mencari rumput)," ujar istri Tuhan, Misnati.

Memang begitulah rutinitas pria bernama Tuhan itu sehari-hari.

Berangkat ke sawah pukul 06.00 Wib, pulang ke rumah saat waktu Salat Dzuhur, kemudian berangkat lagi ke sawah, lantas pulang sore hanya untuk Salat Ashar dan berangkat lagi mencari rumput.

Menjelang Maghrib, lelaki dua anak itu pulang dari mencari rumput.

"Kalau nggak kerja ke sawah ya gimana bisa makan," tutur Misnati.

Suaminya bukanlah pemilik sawah, namun hanya menjadi buruh harian lepas. Dia kerja di sawah milik orang lain.

PRIA BERNAMA TUHAN - Lelaki berusia 68 tahun itu tinggal di Jl Manyar Lingkungan Krajan RT 01 RW 06 Kelurahan Slawu Kecamatan Patrang, Jember.
PRIA BERNAMA TUHAN - Lelaki berusia 68 tahun itu tinggal di Jl Manyar Lingkungan Krajan RT 01 RW 06 Kelurahan Slawu Kecamatan Patrang, Jember. (sri wahyunik - suryamalang.com)

Tuhan memelihara dua ekor sapi. Itu pun bukan milik sendiri namun milik orang lain yang dipelihara Tuhan dengan sistem gaduh (kerjasama pengembangan ternak).

Beberapa hari terakhir rumah Tuhan didatangi wartawan. Kehadiran awak media ke rumah tersebut, sempat menimbulkan tanda tanya dari keluarga, termasuk dari Tuhan sendiri.

Dan untuk mencari rumah Tuhan terbilang sulit, jika bertanya kepada warga setempat di mana rumah orang bernama 'Tuhan' atau juga 'Tohan'. Bagi lidah warga etnis Madura, kata Tuhan terucap menjadi Tohan. Meskipun bertanya di mana rumah Tuhan ataupun Tohan, warga sekitar tidak mengetahuinya.

Hal ini juga dialami Surya ketika mencari rumah Tuhan. Padahal bertanya kepada warga yang tempat usahanya tidak jauh dari rumah Tuhan. Namun ketika SuryaMalang.com menyebut nama Pak Farid, orang tersebut langsung mengenali dan menunjukkan arah ke rumah Tuhan.

"Orang sini memang tidak tahu nama daging (asli) bapak. Tahunya Pak Farid, diambil dari Farida, anak sulung kami," lanjut Misnati.

Bagi orang keturunan Madura, orang tua kerap dipanggil dengan nama anak sulung mereka. Hal itu lumrah sebagai panggilan sehari-hari. Nama Tuhan akan terpampang jelas, saat melihat namanya di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Pukul 17.00 Wib lebih, Tuhan pulang dari mencari rumput. Lelaki berambut keriting itu, tertawa lebar saat mengetahui ada orang dari luar lingkungannya kembali mendatangi dirinya.

"Kenapa ya, tidak ada apa-apa kan? Kemarin saya kaget karena sampai disusul ke sawah. Katanya ada Ita dan orang yang cari saya," kata Tuhan.

Ita yang dia sebut adalah petugas KPPS di TPS (Tempat Pemungutan Suara) 12 di lingkungan rumahnya. Tuhan tercatat sebagai pemilih di TPS 12 Kelurahan Slawu Kecamatan Patrang.

Tuhan menuturkan dirinya hanyalah orang kecil.

"Saya hanya orang kecil, tidak tahu apa-apa. Soal Pemilu ya pokoknya tiap ada coblosan saya ikut memilih, tidak pernah absen. Dari dulu begitu. Saya orang kecil, ikut yang punya kuasa saja," kata Tuhan.

Ketika ditanya apakah dia sudah punya pilihan, Tuhan menjawab diplomatis. "Soal pilihan itu nanti, rahasia saya," ujarnya sambil terkekeh.

Tuhan yang memiliki gangguan pendengaran itu secara terbuka bercerita perihal namanya. Ia menegaskan, namanya memang Tuhan. Nama itu pemberian orang tuanya dan tidak akan diubah.

Selama ini juga tidak ada masalah dengan nama tersebut. Apalagi, tidak banyak orang mengetahui nama aslinya.

"Kalau di tempat asal di Gebang Kedawung (Kelurahan Gebang) sana, itu rumah asli saya, nama panggilan saya Pocit. Kalau di sini, setelah menikah dan punya anak, saya dipanggil Pak Farid. Nama Tuhan itu asli pemberian orang tua," tutur Tuhan.

Menurutnya, saat kecil, dirinya bingung dengan namanya sendiri. Namun dia percaya kalau orang tuanya menyematkan nama Tuhan padanya setelah tertera di KTP.

Tuhan asal Kelurahan Slawu ini memiliki dua anak yang telah menikah semuanya. Tuhan bersama sang istri, dan adik iparnya tinggal di rumah tembok yang sederhana. Rumah tembok itu tanpa kulitan, dan lantai rumah itu tanah.

Tuhan asal Slawu ini termasuk dalam enam orang bernama Tuhan yang masuk di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 di Kabupaten Jember.

Seperti diberitakan SuryaMalang.com, ada enam orang bernama Tuhan masuk di Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019 di Jember.

Menurut Komisioner KPU Jember Ahmad Hanafi, bukan kali ini saja nama Tuhan ini masuk di DPT. Keenam orang bernama Tuhan itu sudah masuk sejak Pemilu 2014 lalu.

"Memang namanya Tuhan, dan di pemilihan sebelumnya sudah terdata. Rupanya sampai di Pemilu 2019 ini masih terdata sebagai pemilih dan nama mereka sudah masuk DPT," kata Hanafi kepada SuryaMalang.com, Kamis (21/2/2019).

Keenam orang itu berasal dari lima kecamatan yakni Arjasa, Balung, Kencong, Patrang, dan Sumberbaru. Ada dua orang bernama Tuhan yang berasal dari Kecamatan Sumberbaru.

Berdasarkan data dari KPU Jember, mereka sudah diketahui akan menyalurkan di masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Warga bernama Tuhan asal Arjasa terdata bisa menyalurkan pilihannya di TPS 014 Desa Kemuninglor Arjasa. Kemudian Tuhan asal Kecamatan Balung tercatat sebagai pemilih di TPS 022 Desa Tutul.

Lalu Tuhan ketiga yang berasal dari Kecamatan Kencong tercatat bisa menyalurkan aspirasi di TPS 079 Desa Kencong.

Lalu warga Patrang yang bernama Tuhan terdata di TPS 012 Kelurahan Slawu. Dan dua orang bernama Tuhan asal Kecamatan Sumberbaru tercatat sebagai pemilih di TPS 011 Desa Pringgowirawan, dan TPS 013 Desa Karangbayat.

Hanafi menegaskan, tidak ada yang perlakuan beda bagi pemilih bernama Tuhan itu. "Sama dengan yang lain, nama mereka sudah terdata di TPS dan bisa menyalurkan hak pilihnya di TPS yang sudah tercatat," lanjutnya.

Sementara itu, jumlah DPT di Jember untuk Pemilu 2019 mencapai 1,8 juta orang. Mereka terbagi di 7.666 TPS untuk menyalurkan hak pilihnya. TPS ini terbagi di 248 desa dan kelurahan di 31 kecamatan se-Kabupaten Jember.

Bagi sejumlah telinga, nama Tuhan mungkin unik. Apalagi beberapa waktu lalu, juga sempat viral sejumlah nama-nama unik di Indonesia, salah satunya orang bernama Tuhan.

Fakta Lain PSK Gunakan Belut Untuk Palsukan Keperawanan, Bisa Raup Keuntungan Puluhan Juta

PSK Masih Tetap Perawan Meskipun Sering Layani Pelanggan, Ternyata Pakai Ramuan Belut saat Bercinta

Sepasang ABG Suka Berhubungan Intim, Video Disebar Agar Cinta Tak Kandas, Ending Kisah Malah Sakit

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved