Malang Raya

Ada Jejak Kota Era Kerajaan Mojopahit di Bawah Proyek Tol Malang -Pandaan, Ini Kata Sejarawan

Jejak kota yang diduga dari era Majapahit di proyek tol Malang-Pandaan itu berupa susunan batu-bata yang mirip seperti tangga.

Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Dyan Rekohadi
ISTIMEWA
Sebuah pusaka yang diduga cermin masa lalu yang ditemukan di lokasi penemuan struktur bangunan yang diduga jejak kota era kerajaan Majapahit di bawah proyek tol Malang -Pandaan 

SURYAMALANG.COM, PAKIS - Sebuah struktur bangunan yang diduga peninggalan sejarah kerajaan Majapahit ditemukan di lokasi pembangunan Tol Malang - Pandaan di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Jejak kota yang diduga dari era Majapahit itu berupa susunan batu-bata yang mirip seperti tangga.

Jejak struktur bangunan jaman Majapahit itu ditemukan usai pengerukan tanah yang rencananya akan dibangun Tol Malang – Pandaan.

Salah seorang warga Sekarpuro, Supriatno, yang ditemui di lokasi menyebut baru pertama kali melihat struktur bangunan yang diduga sisa peninggalan masa lalu.

Hidup Billy Syahputra Diprediksi Berubah Drastis, Denny Darko: Salah Satu Pihak Akan Terima Karma

Diunfollow Syahrini, Hotman Paris Pamer Foto Luna Maya & Sindir Soal Rebutan, Aisyahrani Beri Respon

Beda Cara Sungkeman Syahrini dan Reino Barack, Berikut Deretan Foto Haru Pernikahan Keduanya

Warga lain kata dia, belum pernah menumukan struktur bangunan serupa.

“Kalau setahu saya belum pernah warga sini (Sekarpuro) nemu bangunan begini. Saya juga baru lihat,” ucap Spriatno, Rabu (6/3/2019).

Supriatno dan anaknya sengaja melihat bangunan yang diduga sisa era kerajaan Majapahit itu karena penasaran.

Sebelumnya, penemuan ini telah viral di media social facebook dan mengundang komentar warganet, “Penasaran karena viral di Facebook. Jadi ini lihat,” ucap dia.

Sejarawan Kota Malang, Dwi Cahyono, saat melihat struktur bangunan yang diduga peninggalan bersejarah.
Sejarawan Kota Malang, Dwi Cahyono, saat melihat struktur bangunan yang diduga peninggalan bersejarah. (Aminatus Sofya)

Sejarawan Kota Malang, Dwi Cahyono, menilai struktur bangunan yang ditemukan adalah sebuah tangga rumah tinggal. Model batu-bata yang digunakan, mirip dengan bangunan pada masa kerajaan Majapahit.

“Kalau dilihat dari batu-batanya mirip era Majapahit,” kata Dwi.

Dugaan Dwi juga diperkuat dari temuan lain yakni koin, cermin dan guci. Menurut dia, struktur bangunan tersebut diperkirakan sebuah rumah rumah tinggal milik bangsawan pada masanya.

“Tidak mungkin pada zaman itu orang biasa pakai cermin. Guci dan koin itu juga produk impor. Artinya disini (lokasi penemuan) bukan sebuah desa kecil tapi bisa jadi pusat peradaban atau kota besar,” ucapnya.

Adanya temuan itu kata Dwi, bisa menjadi petunjuk peradaban yang terbangun di kawasan Malang bagian Timur. Sebelum pusat peradaban di Malang berada di Malang Tengah (daerah Kecamatan Klojen).

“Kawasan Malang bagian Timur ini kan cenderung tetinggal dari tengah dan barat. Padahal pada masa lalu Malang timur ini sempat menjadi sentra perdaban di Malang yang kemudian di geser ke Malang tengah,” ucap dia.

Sejarawan Kota Malang, Dwi Cahyono, meminta struktur bangunan yang ditemukan di lokasi pembangunan Tol Malang  - Pandaan di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang perlu ditindaklanjuti dengan melakukan eskavasi. 

“Jadi biar Balai Besar Pelestarian Cagar Budaya Trowulan ini melihat dulu sampai ditemukan seperti apa strukturnya,” kata Dwi ketika ditemui di lokasi penemuan, Rabu (6/3/2019).

Ia mengatakan jika melihat dari model batu-bata yang digunakan, strukturnya mirip dengan batu-bata era Kerajaan Majapahit.

Jika dari struktur bangunan, ia menduga bangunan itu adalah sebuah tangga rumah tinggal.

“Kalau dilihat dari batu-batanya mirip di era Majapahit,” kata dia.

Argumentasi Dwi bahwa struktur bangunan tersebut adalah rumah tinggal diperkuat dengan ditemukannya benda lain seperti guci, koin dan pusaka emas.

Menurut dia, lokasi struktur bangunan itu bisa jadi masuk dalam Desa Pamintihan yang wilayahnya cukup luas meliputi Lesanpuro.

Dalam prasasti Pamintihan, Desa Pamintihan (di Madyopuro) ditetapkan sebagai Desa Perdigan dan dipimpin oleh Aryya Surung.

Saat itu, wilayah Malang merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit.

“Bisa jadi kawasan ini dulunya kawasan padat. Karena ditemukan guci dan koin yang adalah barang impor dari pedagang china,” katanya.

Dwi juga prihatin pada pembangunan Tol Malang-Pandaan yang tidak mencantumkan analisa dampak lingkungan (Amdal) sosial budaya.

Padahal, kawasan pembangunan Tol Malang-Pandaan melewati kota kuno mulai dari Lawang, Singosari, Kedungkandang hingga Pakis.

“Penemuan ini juga bisa menjadi petunjuk tentang teka-teki peradaban di wilayah Malang Timur,” pungkasnya.

(TribunJatim.com - Aminatus Sofya)

Fakta Lain Wanita yang Ajak Pacar Berhubungan Intim Tapi Ditolak, 5 Temuan Terungkap Usai Menikah

Satpol PP Sumenep Temukan Tiga Pasang Cewek-cowok Dalam Kamar Kos

Pria Beristri Karyawati Bank Tepergok Bersama Janda 33 Tahun, Ngakunya Sudah Kawin Sirri

Pria Beristri dan Janda asal Surabaya Sekamar di Sumenep, Sama-sama Pegawai Dinas Koperasi

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved