Malang Raya
Kurangi Penggunaan Plastik, Begini Imbauan PHRI Terhadap Sejumlah Hotel Di Kota Malang
PHRI telah memberikan imbauan tersebut ke sejumlah pengelola Hotel dan Restoran yang ada di Kota Malang.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Achmad Amru Muiz
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang mulai mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik.
Ketua PHRI kota Malang, Dwi Cahyono mengatakan, pihaknya telah memberikan imbauan tersebut ke sejumlah pengelola Hotel dan Restoran yang ada di Kota Malang.
Imbauan tersebut diantaranya ialah mengurangi penggunaan sedotan dan mengurangi penggunaan kantong plastik atau tas kresek.
"Dalam pengurangan plastik ini kami sudah berkoordinasi dengan menajemen hotel dan restoran. Untuk saat ini upaya tersebut masih proses dan akan kami lakukan secara pelan-pelan," kata Dwi Cahyono, Sabtu (9/3/2019).
Sejak Februari lalu, menurut Dwi Cahyono, PHRI telah gencar melakukan kampanye untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Salah satunya dengan menggelar acara yang mendatangkan pembicara guna membahas pentingnya untuk menjaga lingkungan.
"Sedotan itu kecil dan banyak yang menganggapnya sepele. Tapi jika tidak dikurangi mulai dari sekarang, maka akan memberikan dampak yang besar bagi lingkungan," ucapnya.
Kata Dwi, dalam sehari sekitar 10-15 persen hotel-hotel telah mulai mengurangi penggunaan plastik. "Seperti sedotan, nanti penyajiannya tidak disajikan dengan menggunakan sedotan. Bisa pakai sendok atau diganti dengan yang lainnya," ujarnya.
Meskipun demikian, kata Dwi, program ini tidak serta merta dilakukan oleh sejumlah hotel yang ada di Malang. Hal itu dikarenakan beberapa hotel telah bekerja sama dengan supplier dalam mendatangkan kantong plastik ataupun tas kresek.
"Kami tidak melarang, kami hanya mengurangi saja. Karena hotel-hotel ini sudah bekerjasama dengan supplier. Jadi biarkan kresek itu dihabiskan terlebih dahulu sembari mengurangi penggunaan plastik ini," ujarnya.
Di sisi lain, PHRI juga mulai bekerja sama dengan pihak-pihak terkait terutama dalam mengelola masalah pembuangan sampah ataupun limbah. Tiap akhir bulan, PHRI melakukan pemilihan sampah dan limbah sesuai dengan prosedur yang ada.
"Jadi tiap bulan kami selalu menggelar pertemuan dengan mengadakan evaluasi mengenai pengelolaan dan pembuangan sampah ini," ujarnya.
Dwi berharap, dengan program pengurangan penggunaan plastik ini nantinya bisa berdampak dengan dengan meningkatkan pendapatan di sektor pariwisata.
"Jika lingkungan kumuh, wisatawan tidak banyak yang datang ke sini (Kota Malang), maka dari itu, kami harus memulai dari sekarang demi menjaga dan melestarikan lingkungan di sekitar kita," imbuhnya.
Sementara Ketua Earth Hour Malang, Calista Amalia mengatakan, dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik sendiri sangatlah banyak bagi lingkungan. Selain proses penguraiannya membutuhkan waktu yang sangat lama, sampah plastik juga berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
"Lebih baik, sampah ini dikubur di dalam tanah, meskipun membutuhkan waktu penguraian yang cukup lama, dari pada di bakar malah berpotensi menganggu kesehatan manusia karena asap yang dihasilkan," tuturnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/sedotan-plastik-sedotan-minum.jpg)