Kista Cokelat di Rahim Bisa Jadi Sebab Tak Kunjung Hamil

Usia pernikahan sudah tahunan, tapi tak kunjung hamil kadang membuat pasangan suami istri khawatir.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
pipit maulidiya
Dokter Relly Yanuari Primariawan, SpOG(K) (tengah) bersama dr. Hari Nugroho, SpOG, dan dr. Henky Mohammad M., SpOG 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Usia pernikahan sudah tahunan, tapi tak kunjung hamil kadang membuat pasangan suami istri khawatir.

Dokter Henky Mohammad, spesialis kebidanan dan kandungan dari GMITS (Gynecologic Mynimal Infasive Treatment Surabaya) mengatakan, pasangan sebaiknya terlebih dahulu melakukan pemeriksaan untuk menghilangkan kekhawatiran.

Dokter Henky melanjutkan ada beberapa faktor kemandulan (tak kunjung hamil), salah satunya bisa dikarenakan pasangan wanita yang terkena endometriosis atau dalam bahasa medis kista cokelat.

Kista cokelat merupakan benjolan jinak yang umumnya terjadi di dalam rahim dan bersifat kronis progresif. Artinya jika dibiarkan akan terus bertumbuh seiring berjalan waktu.

Penyakit ini hanya terjadi para perempuan karena dipicu oleh kelainan genetik berupa ketidakstabilan hormon estrogen.

"70 persen pasien yang menderita kemandulan biasanya memiliki penyakit ini di rahimnya," katanya, Senin (11/3/2019).

Endometriosis yang memicu kemandulan terjadi ketika sudah mulai menyerang indung telur dan saluran telur, sehingga menggnggu kesuburan.

"Indung telur kan pabrik kalau dia ada kista, dia tidak bisa menghasilkan sel telur dengan baik. Kalau menyerang saluran telur, dia menyebabkan kebuntuan atau perlengketan, jadi bisa menghalangi pertemuan telur dan sel sperma," terangnya.

90 persen keluhan endometrosis lanjut dokter Henky adalah nyeri haid. Meski sebagian kecil ada juga pasien yang tidak merasakan nyeri sama sekali.

Nyeri biasanya terjadi begitu hebatnya meski sudah minum obat pereda nyeri haid. Apalagi terjadi sebelum, selama dan sesudah haid, maka hal ini perlu diwaspadai.

Endometriosis digolongkan dalam tiga kategori, ringan, sedang, dan berat. Ringan ketika dilakukan pemeriksaan hanya ditemukan bercak-bercak, seukuran milimeter. Sedang, saat sudah ada bentuk kista yang disebut kista endometrosis dan kategori berat adalah ukuran besar lebih dari 5 centimeter.

Penyakit ini terjadi selama masa reproduktif, mulai haid hingga menjelang menopous. Setelah menopous, biasanya penyakit akan menghilang dengan sendirinya.

Lantas bagaimana penanganannya? Dokter Henky mengatakan penanganan penyakit endometrosis harus dilakukan secara progresif.

Mulai dari yang ringan dengan pemberian obat anti nyeri dan obat hormonal, untuk menekan hormon. Namun jika ditemukan kista yang besar, terapi selanjutnya adalah dengan operasi.

"Meskipun oprasi juga harus dilakukan berkesinambungan karena tidak bisa sekali hilang, bisa timbul lagi," katanya mengingat endometrosis ini merupakan penyakit genetik, maka penyebaran dan kesembuhan totalnya tidak dapat dilakukan secara sempurna.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved