Nasional
Biodata Raja Judi John Juanda Asal Medan, Penguasa Poker di Amerika, Demi Dirikan Pengobatan Gratis
Biodata raja judi John Juanda asal Medan - Sumut, penguasa poker di Amerika yang berhasil bawa uang Rp 28 miliar demi dirikan pengobatan gratis
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Biodata raja judi John Juanda alias JJ seorang pria asal Medan yang jadi penguasa poker di Amerika untuk mendirikan pengobatan gratis ternyata bukan sosok sembarangan.
Dari biodata raja judi John Juanda alias JJ, diketahui pria asli Sumut itu memiliki prestasi luas biasa dan menjuarai 5 kali World Series of Poker (WSOP) di Amerika.
Untuk lebih lengkapnya langsung saja simak biodata raja judi John Juanda alias JJ yang SURYAMALANG.com himpun dari Nakita.Grid dan berbagai sumber berikut ini:
Sosok John Juanda alias JJ lahir pada 8 Juli 1971.
• Akhir Kisah ABG yang Melahirkan di Jalan Pakai Gunting Kuku, Dihamili Pria Baru Kenalan di Facebook
• Penampakan Rumah Nikita Mirzani Seharga Rp 10 Miliar, Shower Saja Rp 36 Juta, Niki: Biar Sombong Aja
• Penampakan Perut Buncit Syahrini Manggung di Medan Bikin Salfok, Reino Barack: Setiap Hari Saya Doa

• Tatapan Tajam Vanessa Angel pada Jaksa yang Diduga Mendorongnya saat Jalan, Ucap Doa & Kekecewaan
• Putra Tiri Mayangsari Gelar Syukuran Mewah di Villa de Leon Amerika, Lokasi Syuting Artis Hollywood
John Juanda mulai mengenal permainan poker saat dia menempuh perjalanan ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan S1 pada 1990.
Di atas pesawat, teman sebangkunya mengenalkan permainan yang menggunakan kartu remi tersebut.
Setelah menamatkan pendidikan S1 di Oklahoma State, dia kemudian melanjutkan S2 di Seattle University.
Setelah mendapatkan gelar MBA pada 1996, Juanda memilih poker sebagai mata pencariannya.
Tahun 1996 John Juanda menamatkan pendidikan S2 di Seattle University, Amerika Serikat.
Semasa kuliah S2 itulah John Juanda mengisi waktu luang kuliahnya untuk berjudi poker di kasino yang berlokasi tidak jauh dari kampus Seattle University.

Pada tahun 1999, John Juanda mengikuti kejuaraan WSOP pertamanya, saat itu dia berhasil menduduki peringkat kesembilan dan mendapatkan hadiah uang sebesar USD 1.500.
Berawal dari sanalah, pria kelahiran 48 tahun ini memutuskan untuk menjadi penjudi profesional.
Nama John Juanda di dunia Poker sangat disegani, bahkan dalam World Series of Poker (WSOP) yang berlangsung di Inggirs tahun 2008 silam, dalam semalam John bisa mendapatkan uang senilai Rp 19 miliar, sebuah pencapaian yang bikin iri para penjudi-penjudi profesional lainnya.
Bagi pria asal Medan, Sumut, yang pernah menjadi ikon poker dunia tersebut, judi bisa jadi profesi bila dilakukan dengan profesional.
Nama John Juanda pada tahun 2014 lalu pernah menjadi pembicaraan hangat lantaran prestasinya menjuarai World Series of Poker (WSOP).
Menurut Pokernews.com, John Juanda tak hanya sekali menjuarai WSOP tapi sudah lima kali, yaitu pada tahun 2002, 2003, 2008, 2011, dan terakhir 2014.
Dari prestasinya menjuarai lima kali WSOP, John mendapatkan hadiah total USD 2.330.926 atau sekitar Rp 28 milliar.
Jauhi alkohol
Kartu remi dan permainan poker sudah membekas di ingatan John Juanda sejak kecil.
Sebab, sulung dari empat bersaudara ini sering melihat ayahnya bermain berjudi.
Seperti dikutip Goldsea.com, hal yang paling diingatnya adalah kebiasaan ayahnya yang selalu menenggak minuman beralkohol ketika sedang berjudi.
Akibatnya, sang ayah kerap menelan kekalahan.

Kenangan buruk tersebut membuat Juanda tidak pernah meminum alkohol saat bertanding poker.
Uniknya, meskipun tidak minum, pria yang memiliki sebutan ‘JJ’ ini tetap memesan minuman.
Minuman tersebut kemudian diberikan kepada lawannya.
Turnamen profesional
John Juanda tercatat mulai mengikuti turnamen poker profesional sejak 1999. Pada saat itu, dia mencatatkan namanya di urutan ke sembilan turnamen World Series of Poker (WSOP) di Amerika.
Di turnamen yang telah dimenangkannya sebanyak lima kali tersebut, Juanda berhak atas juara sebesar USD 15.000
Empat bulan kemudian, di turnamen yang sama, dia finish di urutan ke tujuh dan berhak atas hadiah USD 399.600.
Selama musim panas tahun 2000, Juanda menjadikan dirinya sebagai rising star dalam turnamen poker profesional saat dia berhasil finish sebanyak enam kali.

Pada turnamen US Poker Championship di Kota Atlantic, dia berhasil finish di urutan kedua dan berhak atas uang tunai sebesar USD 159 ribu.
John Juanda mengakui jika semua kemenangannya di turnamen poker seluruh dunia tidak lepas dari campur tangan Tuhan.
Karena itu pula, sebagai bentuk terima kasih, dia berencana menyediakan perawatan medis gratis bagi masyarakat saat dirinya pensiun bermain poker nanti.
Rencananya, uang yang didapatkan bisa membantu sesama umat manusia yang membutuhkan bantuannya terutama soal pengobatan gratis.
Dewa judi dunia orang Kalimantan
Berbicara dunia perjudian, selain sosok John Juanda ada juga sosok dewa judi yang berasal dari Pulau Kalimantan bernama Paul Phua.
Meski berasal dari Kalimantan, Phua bukan orang Indonesia, melainkan Malaysia.
Phua disebut sebagai salah satu bandar taruhan terbesar di dunia, dan selama bertahun-tahun ia telah memberikan pengaruh besar pada perjudian dunia.
Melansir dari ESPN, Phua adalah sosok yang sederhana selama berkecimpung di dunia judi, ia telah mendirikan kerajaan perjudian di Hong Kong, Las Vegas, London dan Melbourne.

Awal mulanya ia hanyalah seorang pekerja kontruksi, namun ketika ia hidup dengan perjudian kecil di Kuala Lumpur ia menemukan lingkungan yang menguntungkan.
Dikatakan ia telah menghasilkan kekayaan sebesar 400 juta dolar AS (sekitar Rp6 Triliun). Awalnya ia hanyalah seorang operator jamuan makan VIP di Macau.
Pada 2006 ia bekerja dengan Steve Wynn dan membuka Whynn Macau dan memperluas bisnis tersebut dan menjadi pemain poker.
• Ratna Listy Tulis Soal Santet Jin, Ternyata Ini Kabar Suami Rey Utami, Pablo Benua Usai Pengobatan
• Gus Ipin Mengembalikan Dompet Yang Diterima Saat Ulang Tahun Ke UPG Trenggalek
• Komentar Melaney Ricardo Soal CLBK Ariel Noah dengan Luna Maya: Gila sih Kalau Balik Lagi
Pada 2010, permainan judi Las Vegas mulai bergerak ke Macau, pemain seperti Tom Dwan, Phil Ivey, Chau Giang, Patrik Antonius, dan John Juanda pun pindah ke sana.
Pada 2011, pemain poker profesional lainnya telah bergabung di Macau. Phua juga ikut bermain pada pertandingan ini pada tahun 2012. Phua memasuki World Series of Poker 2012 sebesar 1.000.000 dolar AS (sekitar Rp15 miliar) Big One untuk satu acara Drop.
Pada 2012, Phua memenangkan Aspers 100 ribu poundsterling (sekitar Rp1,9 miliar) High Roller.
Di London setelah mengalahkan Richard Yong ia mendapatkan uang terbesarnya, sebesar sekitar Rp24 miliar.

Selama pertandingan uang tunai di Milies Aussie 2014, Phua terlibat dalam pot senilai 991 ribu dolar AS (sekitar Rp15 milliar) melawan sesama pemain poker Macau, Lo Shing Fung.
Namun pada 2014 dirinya menjadi salah satu buruan FBI karena sepak terjangnya yang membahayakan.
Pada 5 Agustus 2014, Paul Phue berada di podium ruang sidang, saat dirinya diadili.
Ia diadili oleh Departemen Kehakiman karena ia, bersama tujuh orang lainnya, menjalankan perusahaan ilegal dalam taruhan Piala Dunia tahun 2014.
Tapi sama seriusnya dengan melanggar hukum game AS, kasus Phua lebih dari sekadar taruhan dalam pertandingan sepakbola.
Pasalnya aktivitas Phua merupakan indikasi meningkatnya kekhawatiran pemerintah AS tentang bagaimana, dan dari mana, uang mengalir ke Las Vegas dan sistem keuangan AS.
Namun, setelah penangkapan tersebut ia tidak benar-benar diadili karena FBI mengumpulkan bukti tanpa memperhatikan perlindungan konstitusi Paul Phua.
Dengan kata lain mereka tidak memiliki surat perintah untuk menangkap Phua, alhasil ia berhasil membuktikan keridakbersalahannya.
Namun, dalam keterangan lain ada campur tangan pemerintah yang membuatnya bisa lolos dari jerat hukum.
• Ayu Ting Ting & Shaheer Sheikh Diramal Tak Berjodoh Meski Saling Cinta, Denny Darko: Ada Penghalang
• Remaja 18 Tahun Ajak Gadis Hubungan Badan di Tempat Wisata, Rekaman Pribadi Jadi Senjata
• 5 Fakta Persidangan Vanessa Angel, Bersitegang dengan Jaksa & Tampil Full Makeup Disambut Penggemar