Kabar Bali

Dagang Kopi Cantik (Dakocan) Modus PSK Beri Layanan Bercinta ke Pelanggan dengan Tarif Murah Meriah

Dagang Kopi Cantik alias Dakocan menjadi modus sejumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk menawarkan layanan hubungan intim atau bercinta

Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Mohammad Erwin
Dagang Kopi Cantik alias Dakocan modus PSK tawarkan layanan hubungan intim atau bercinta kepada pelanggan (ILUSTRASI). 

SURYAMALANG.COM, DENPASAR - Dagang Kopi Cantik alias Dakocan menjadi modus sejumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk menawarkan layanan hubungan intim atau bercinta kepada pria hidung belang.

Dalam praktiknya, bisnis prostitusi berkedok Dakocan ini memasang tarif yang sangat terjangkau alias murah meriah.

Untuk sekali kencan, para PSK mematok harga cuma senilai Rp 50 ribu kepada pria hidung belang alias pelanggan di Denpasar, Bali.

Terkait bisnis prostitusi Dakocan, Satpol PP Denpasar menciduk lima PSK di Jalan Bung Tomo, Denpasar, Bali.

Viral TKW Cantik Indonesia Jadi Youtuber, Punya 3 Ribu Subsciber, Tak Pernah Disuruh Masak Majikan

KABAR TERBARU AUDREY - Begini Kondisi Selaput Darah pada Organ Intim, Dada dan Keseluruhan Tubuhnya

Tatapan Tajam Vanessa Angel pada Jaksa yang Diduga Mendorongnya saat Jalan, Ucap Doa & Kekecewaan

Kasatpol PP Denpasar, Dewa Gede Anom Sayoga mengatakan lima wanita penghibur ini akan disidang tipiring di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.

Sayoga mengatakan banyak wanita penghibur di Denpasar .

Dalam menjalankan bisnis haram ini, para wanita tersebut berkedok Dagang Kopi Cantik (Dakocan).

"Kami angkat mereka dari lembah hitam ke posisi yang sebenarnya."

"Kami memberi ceramah agar mereka kembali ke peran wanita yang sebenarnya," kata Sayoga.

Satpol PP menggelar razia di lokasi tersebut usai mendapat keluhan dan pengaduan dari masyarakat.

Selain itu, daerah tersebut termasuk pemukiman padat.

Makanya Satpol PP rutin memantau kawasan tersebut.

Menurutnya, mayoritas wanita penghibur yang ditangkap berasal dari Jawa Timur (Jatim), khusunya dari Jember, dan Banyuwangi.

"Kami wajib ingatkan, dan kami tahu tidak ada seorang kelak saat dewasa bercita-cita jadi wanita penghibur."

"Kami tidak ke arah tindakan represif. Tapi, kami ke tindakan pembinaan untuk pencegahan," katanya.

Wanita penghibur yang ditangkap Satpol PP Denpasar dari Jalan Bung Tomo, Denpasar, Selasa (9/4/2019).
Wanita penghibur yang ditangkap Satpol PP Denpasar dari Jalan Bung Tomo, Denpasar, Selasa (9/4/2019). (Tribun Bali/Putu Supartika)

Lima wanita penghibur ini ditangkap saat menunggu pelanggan.

Seorang wanita penghibur mengaku sudah setahun tinggal di Bali.

Wanita yang tidak mau menyebut namannya ini tinggal di Batubulan, Gianyar.

Dia biasa mangkal di Jalan Bung Tomo mulai pukul 20.00 WITA.

Wanita ini memasang tarif sebesar Rp 50 ribu untuk sekali kencan.

Total biaya ini dipotong untuk sewa kamar sebesar Rp 10 ribu.

Jadi wanita penghibur itu mendapat bagian sebesar Rp 40 ribu untuk sekali kencan.

"Saya kerja sendiri (tanpa mucikari). Hanya cuma mendapat Rp 40 ribu untuk satu pelanggan," kata perempuan asal Lombok ini, Selasa (9/4/2019).

Ilustrasi PSK
Ilustrasi PSK (Tribun Batam)

PSK Masih Tetap Perawan Meskipun Sering Layani Pelanggan

PSK masih tetap perawan meskipun sering layani pelanggan, ternyata pakai ramuan belut saat bercinta.

Aktivitas curang dalam jual beli PSK ini terjadi di Xuzhou, Provinsi Jiangsu, Tiongkok atau China.

Kecurangan ini dilakukan pihak penyedia PSK untuk meraup keuntungan yang besar, sebab PSK yang perawan laku dijual dengan harga mencapai Rp 20 juta.

Bisnis prostitusi menyediakan PSK perawan palsu ini pun akhirnya dibongkar oleh kepolisian setempat.

Jaringan penyedian PSK perawan palsu ini beroperasi menjebak beberapa pria dengan menawarkan sejumlah gadis yang disebut masih perawan.

Menurut situs berita China News, jaringan ini mencari pelanggan dengan menggunakan pesan singkat telepon genggam atau lewat aplikasi WeChat, QQ, dan MoMo.

Lewat berbagai saluran itu, jaringan ini mengunggah pesan dari beberapa gadis 'perawan' yang mencari sejumlah uang untuk biaya pengobatan ibu mereka yang sakit di desa.

Setelah mendapatkan laporan dari masyarakat, seorang polisi melakukan penyamaran dan berhasil menjalin kontak dengan PSK bernama Liu lewat aplikasi WeChat.

Saat keduanya bertemu, polisi langsung menahan Liu.

Di hadapan polisi, perempuan kelahiran 1990-an itu mengatakan bahwa dia diperkenalkan dengan jaringan ini oleh seorang teman dari kampung halamannya di Chongqing.

Liu menambahkan, setidaknya terdapat 10 orang asal Chongqing yang terlibat dalam operasi penipuan itu.

Tak hanya menangkap Liu, polisi juga menciduk tersangka pemimpin jaringan ini, Zhang, dan belasan orang lainnya.

Seorang perwira polisi, Hao Pengfei, mengatakan bahwa jaringan penipu dan prostitusi ini beroperasi di berbagai kota di China, termasuk Chongqing, Zhengzhou, Lainyungan, dan Shanghai.

"Jaringan ini sangat terorganisasi dengan baik, dan tiap anggota memiliki tanggung jawab spesifik."

"Saat mereka berada di lokasi baru, maka pemimpin jaringan akan membeli data personal secara ilegal," kata Pengfei.

"Selanjutnya, dua tersangka lainnya, Rang dan Zhang, mengirimkan pesan lewat nomor sementara. Lalu Chen mengirimkan PSK ke lokasi yang dituju, tempat konsumen setuju untuk bertemu," tambah Pengfei.

Selanjutnya, para PSK yang juga menjadi tersangka, yaitu Sun, Liu, dan Li, lanjut Pengfei, menggunakan darah belut yang sudah diserap dalam spon untuk dipalsukan sebagai darah perawan mereka.

"Harga layanan untuk para gadis itu bervariasi antara 2000 yuan (Rp 4 juta) hingga 10000 yuan (Rp 20 juta). Sejauh ini, kelompok tersebut sudah mengantongi ratusan ribu yuan," kata Pengfei.

Kantor berita Xinhua mengabarkan, delapan tersangka kini ditahan, sementara 12 orang lainnya mendapatkan hukuman administratif.

Jessica (nama samaran) PSK di Tretes Pasuruan yang mengisap sabu-sabu demi menambah nafsu saat melayani pelanggan.
Jessica (nama samaran) PSK di Tretes Pasuruan yang mengisap sabu-sabu demi menambah nafsu saat melayani pelanggan. (suryamalang.com/Galih Lintartika)

Cara Unik PSK Bangkitkan Nafsu

Pekerja Seks Komersial (PSK) di Pasuruan yang masih berusia 19 tahun, ditangkap polisi karena diduga sebagai pemakai narkoba jenis sabu-sabu.

Jessica, sebut saja namanya demikian, mengaku mengisap sabu-sabu untuk membangkitkan nafsunya saat memberikan layanan esek-esek kepada pelanggannya di kawasan wisata Tretes, Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Wartawan SURYAMALANG.COM melaporkan, Jessica ditangkap jajaran anggota Satresnarkoba Polres Pasuruan, Kamis (17/1/2019) dinihari.

Jessica ditangkap polisi di tempat kosnya, di Pesanggrahan, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Dari tangan tersangka, polisi berhasil mengamankan satu peralatan sabu-sabu, dan sabu-sabu seberat 0,24 gram.

Dari hasil pemeriksaan sementara, terungkap bahwa tersangka ini pengguna sekaligus pengedar.

Saat ini, yang bersangkutan masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut di ruang penyidikan Satresnarkoba Polres Pasuruan.

“Biar meningkatkan nafsu saja. Soalnya, kalau tidak pakai itu, terkadang tidak nafsu saat melayani tamu. Dan ketika saya tidak nafsu, selalu ada komplain, service ke tamu kurang memuaskan,” kata Jessica.

Per hari, ia pun mengaku bisa melayani dua sampai empat tamu. Dan kata dia, kecenderungan, biasanya tidak nafsu.

Jadi, kata dia, setelah memakai sabu-sabu, pandangan ke tamu itu bernafsu.

“Yang awalnya pertama melihat tamu itu tidak nafsu, kalau setelah pakai sabu, langsung bernafsu. Saya juga heran, tapi ini kenyataan,” urai ibu satu anak ini.

Dia mengaku, awal mula memakai sabu-sabu ini diajak teman-temannya. Selanjutnya, ia merasakan khasiatnya.

Kata dia, sabu-sabu membuatnya lebih semangat dan bergairah. Ia sudah merasakan enak-enaknya sekarang setelah rutin menggunakan sabu.

“Saya beli dari teman saya. Ya bervariasi, kadang kalau lagi ada uang ya beli dua sampai empat paket hemat (pahe). Persediaan itu bisa cukup untuk kebutuhan seminggu. Saya nyabu juga tidak setiap hari, saat ingin saja,” tambah perempuan asal Kediri ini.

Kasat Narkoba Polres Pasuruan AKP Nanang Sugiyono menjelaskan, tersangka ini bukan hanya pengguna, tapi juga pengedar.

Ia juga pengedar kelas kecil-kecilan. Per pahe, ia bisa mengambil untung Rp 50 ribu. Biasanya, ia menjual sabu ke kalangan teman-temannya PSK yang sedang membutuhkan.

“Ini masih kami kembangkan lagi. Kami juga akan menangkap pengguna sabu lainnya. Mudah-mudahan kami bisa terus mengungkap semua kasus penyalah-gunaan sabu-sabu di Pasuruan,” kata Nanang, sapaan akrab Kasatresnarkoba Polres Pasuruan ini.

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved