Fakta Lain Kasus Audrey Pontianak, Mulai Pinjam Uang 500 Ribu Hingga Misteri Kondisi Alat Vital
Inilah fakta lain dibalik peristiwa tragis yang dialami Audrey, siswi SMP di Pontianak dari masalah pinjam uang, pelaku diancam mati dan hasil visum
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM – Berikut ini merupakan beberapa fakta lain dan kabar terkini terkait Audrey, korban pengeroyokan di Pontianak oleh 12 orang pelajar SMA.
Kabar pengeroyokan yang dialaminya menyita perhatian nitizen Indonesia, hingga tagar #JusticeforAudrey menjadi trending topic di twitter pada Selasa 9 April 2019
Selain itu petisi untuk Audrey juga telah ditanda tangani sebanyak lebih dari 2 juta partisipan.
Hingga saat ini banyak informasi yang telah beredar terkait kasus ini.
Berikut SURYAMALANG.com himpun sejumlah fakta lain terkait peristiwa pengeroyokan Audrey
1. Orang Tua Terduga Pelaku sempat Pinjam Uang pada Korban
Dilansir dari artikel TribunPontianak.co.id dengan judul Fakta-fakta Baru Kasus Dugaan Pengeroyokan Siswi SMP Pontianak, Pernah Pinjam Uang pada Rabu (4/10/2019).
Bahwa salah satu dari orang tua terduga pelaku pernah meminjam uang 500 ribu rupiah pada korban.
Pinjaman tersebut telah dilunasi oleh namun kerap diungkit.
2. Tidak Ada Pembengkakan di Otak Maupun Robek di Alat Kelamin

Audrey hingga saat ini masih menjalani pengobatan medis di RS Pro Medika Pontianak.
Ia menjalani beberapa pemeriksaan terkait luka yang dialaminya akibat pengeroyokan.
Hasil visum pun telah dikeluarkan oleh pihak rumah sakit pada Rabu 10 April 2019.
Dilansir dari sumber yang sama, Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir memberikan penjelasan terkait hasil visum Audrey bahwa tidak ada pembengkakan di kepala korban pada Rabu (10/4/2019).
Tidak ditemukan pula memar di mata korban dan penglihatannya pun normal.
Selanjutnya tidak ditemukan darah pada organ THT dan keadaan dada, jantung dan paru-paru kondisi normal.
"Kemudian dada tampak simetris tak ada memar atau bengkak, jantung dan paru dalam kondisi normal," jelasnya.
"Kemudian organ dalam, tidak ada pembesaran," lanjut Kapolri.
Kombes M Nasir juga menyampaikan perihal hasil visum terkait organ vital korban.
Ia menjelaskan bahwa tidak ada luka robek maupun memar dalam organ vitalnya. Hasil ini diungkapkan dua kali olehnya.
"Saya ulangi, alat kelamin selaput dara tidak tampak luka robek atu memar,"
"Hasil diagnosa dan terapi pasien, diagnosa awal depresi pasca trauma," jelas M Anwar Nasir.
3. Pelaku Diancam Mati, KPPAD, Pelaku juga Dilindungi Hak nya

Terkait peristiwa ini, nampaknya para pelaku mengalami trauma dan ketakutan.
Dilansir dari TribunPontianak.co.id dengan judul KPPAD Kalbar Ancam Tindak Tegas Penyebar Foto Terduga Pelaku Pengeroyokan dan Korban pada Rabu (4/10/2019).
KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati mengatakan bahwa pelaku dan korban sama-sama berhak mendapat perlindungan dari KPPAD sesuai Undang-undang yang berlaku.
"Karena dalam Undang-undang menjelaskan, pelaku juga memiliki hak dilindungi di sini. Itu yang sedang kita rundingkan," katanya.
Pihaknya juga menambahkan bahwa pelaku pengeroyokan menerima ancaman dari orang tak dikenal yang terus mereka terima, sehingga mengakibatkan trauma berat.
"Sangsi sosialnya sampai ada yang mengancam ingin menusuk kemaluan mereka. Ada yang ingin membunuh, ada yang ingin menyekap, ancaman itu bertubi-tubi mereka terima. Jadi dalam hal ini mereka ingin meminta perlindungan yang sama," kata Eka.
Dirinya juga ancam untuk menindak tegas bagi siapapun yang menyebarkan identitas para pelaku pengeroyokan.
"Mengingat ini adalah anak bawah umur, tolonglah yang kepo, ingin tahu, membuka akunnya si korban, sampai-sampai di mana korban ini berhijab tapi begitu akunnya dibuka oleh orang ada foto yang terbuka rambutnya, gara-gara netizen tidak bertanggung jawab akhirnya auratnya tersebar," Ungkap Eka.
"Jangan sampai kami menindak tegas kalian yang sudah menyebarkan foto-foto korban dan pelaku secara tidak bertanggung jawab," lanjutnya.
Selanjutnya ia juga berusaha agar peristiwa ini tidak masuk ranah hukum mengingat pelaku dan korban merupakan anak dibawah umur dan peristiwa ini murni kenakalan remaja.
4. Keluarga Batasi Pembesuk

Akibat viralnya peristiwa ini, banyak aktivis dan selebriti Indonesia mengungkapkan kegeraman dan rasa prihatinnya di sosial media.
Beberapa bahkan rela terbang ke Pontianak untuk menjenguk langsung Audrey di rumah sakit, seperti Ifan Seventeen.
Sangking banyaknya orang yang ingin membesuk, pihak keluarga korban terpaksa membatasi kunjungan dan hanya pihak keluarga saja yang dapat menjenguk.
Hal ini disampaikan oleh aktivis bernama Resty Purwaningrum dilansir dari TribunPontianak.co.id dengan judul Aktivis Hingga Artis Tunjukkan Simpati Jenguk Au, Keluarga Terpaksa Batasi Kunjungan.
“Dia bilang, untuk saat ini apapun kegiatan yang berkaitan dengan Audrey sebaiknya ditahan dulu, kita mau biar kondisinya tu kondusuif dulu. Mungkin setelah ini kawan-kawan bisa datang lagi. Intinya dia maunya mungkin fokus ke pemulihan audrey dulu. Intinya sih gitu, termasuk kawan-kawan media,” kata Resti.
5. Korban Tidak Ingin Wajahnya di Blur

Informasi tersebut disampaikan oleh Ifan Seventeen saat menjenguk Audrey.
Dalam unggahan foto dan videonya bersama Audrey, Ifan Seventeen menuliskan caption berikut.
“Audrey yang meminta agar mukanya tidak diblurkan, Audrey pengen semua orang tau kalo Audrey kuat, MasyaAllah barakallah Audrey anak cantik jadi pembela buat anak2 yang lain.” tulis Ifan.
6. Kronologi
Peristiwa terjadi akibat adanya percekcokan di media sosial yang melibatkan kakak sepupu Audrey berinisial P.
Audrey kala itu dijemput oleh salah satu pelaku untuk diminta antarkan bertemu dengan P.
Audrey yang tidak mengenal pelaku, menyetujui permintaan korban dan mengantarkannya bertemu dengan P.
Keduanya diajak ke suatu tempat yang sepi dan ternyata terdapat teman pelaku lainnya.
Terjadilah perkelahian dimana P, terlibat baku hantam dengan pelaku berinisial D sementara Audrey dianiaya oleh tiga orang rekan lainnya.
Tindak kekerasan yang terjadi antara lain, kepalanya dibenturkan ke aspal, dada dan perut ditendang hingga disiram air berkali-kali.
Organ intim Audrey juga dilukai.
Setelah dianiaya, kedua korban ditinggalkan begitu saja oleh para pelaku.
Selain ditangani oleh pihak kepolisian setempat, Wali Kota Pontianak juga turut andil menyelesaikan persoalan pengeroyokan siswa SMP di Pontianak.