Nasional

Fakta-fakta Sosok Pelaku Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Kediri, Lakukan Hal-hal Tak Wajar Ini

Sosok pelaku pembunuhan mayat dalam koper di Kediri kini semakin terkuak, ia disebut sosok pria yang lemah gemulai oleh warga sekitar.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
TRIBUN JATIM/LUHUR PAMBUDI
Foto Terbaru Kedua pelaku pembunuhan mutilasi guru honorer Kediri. Aris Sugianto (jaket putih duduk di kursi), dan Ajis Prakoso (duduk di lantai), Ruang Penyidik Subdit Jatanras Polda Jatim di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum, pukul 23.40 WIB, Jumat (12/4/2019). 

SURYAMALANG.com - Sosok pelaku pembunuhan mayat dalam koper di Kediri kini semakin terkuak, ia disebut sosok pria yang lemah gemulai oleh warga sekitar.

AS (34) sosok pelaku pembunuhan Budi Hartanto (28) mayat dalam koper yang ditemukan tanpa kepala akhirnya tertangkap, pelaku tercatat sebagai warga Blitar.

Ibu AS, N(55) membeberkan sikap-sikap anaknya sebelum ditangkap, menurutnya sang anak sempat melakukan tindakan tak biasa belakangan ini.

Berikut ini fakta-fakta sosok pelaku pembunuhan Budi Hartanto atau mayat dalam Koper di Kediri berdasarkan Informasi yang dihimpun SURYAMALANG.

1. Kelakuan Tak Biasa Pelaku

N, sang ibu mengungkapka bahwa belakangan ini sang anak sering melakukan hal-hal tak biasa.

Dikatakan N, belakangan AS sering berkata-kata kasar, termasuk kepada dirinya.

AS juga sering mengumpulkan teman-teman prianya di rumah.

"Kalau kumpul di rumah, tertawanya keras-keras," katanya. 

Foto Terbaru Kedua pelaku pembunuhan mutilasi guru honorer Kediri. Aris Sugianto (jaket putih duduk di kursi), dan Ajis Prakoso (duduk di lantai), Ruang Penyidik Subdit Jatanras Polda Jatim di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum, pukul 23.40 WIB, Jumat (12/4/2019).
Foto Terbaru Kedua pelaku pembunuhan mutilasi guru honorer Kediri. Aris Sugianto (jaket putih duduk di kursi), dan Ajis Prakoso (duduk di lantai), Ruang Penyidik Subdit Jatanras Polda Jatim di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum, pukul 23.40 WIB, Jumat (12/4/2019). (TRIBUN JATIM/LUHUR PAMBUDI)

2. Mengaku Menjual Koper

N juga berkisah tentang tas koper yang jadi tempat pembuangan mayat korban pembunuhan mutilasi, Budi Hartanto.

Saat ditemukan, mayat korban ternyata dimasukkan tas koper milik N, ibunda AS saat ditemukan di pinggir sungai Desa Karanggondang Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. .

N mengatakan AS sempat meminta maaf kepadanya soal koper itu.

Awalnya, AS mengaku koper miliknya telah dijual. Itu diungkapkan AS ke N pada Rabu (3/4/2019) pagi, bertepatan dengan penemuan jasad korban.

"Waktu itu, saya baru pulang salat subuh dari masjid. Dia tiba-tiba langsung minta maaf ke saya.

Dia bilang, mak, saya minta maaf, kopere kula sade, payu Rp 200.000 (bu, saya minta maaf, kopernya saya jual, laku Rp 200.000. (Uangnya) saya buat tambahan modal," kata N menirukan ucapan AS.

N sempat diperlihatkan foto koper berisi mayat yang ditemukan di pinggir sungai.

"Ketika ditunjukkan foto koper, dalam hati saya bilang itu koper milik saya.

Tapi saya belum sadar soal itu karena anak saya bilang kopernya dijual," ujarnya kepada wartawan, termasuk SURYAMALANG.COM.

3. Sempat Bakar Baju di Depan Rumah

Pada hari itu juga, sekitar pukul 07.00 WIB, N juga melihat AS membakar pakaian di depan rumah.

Tetapi, N tidak tahu pakaian siapa yang dibakar anaknya di depan rumah.

Ada dugaan, pakaian yang dibakar AS di depan rumah merupakan pakaian korban.

Dua hari setelah itu, N baru mendengar kabar ada penemuan mayat dalam koper di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. 

Kotak hitam berisi kepala korban mutilasi, Budi Hartanto, menjelang pemakaman di Kelurahan Tamanan, Kota Kediri, Jumat (12/4/2019).
Kotak hitam berisi kepala korban mutilasi, Budi Hartanto, menjelang pemakaman di Kelurahan Tamanan, Kota Kediri, Jumat (12/4/2019). (didik mashudi)

4. Profesi Pelaku

Meski tercatat sebagai warga Blitar, AS sehari-hari berjualan nasi goreng di warungnya Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019).

Pelaku diamankan polisi pada Kamis (11/4/2019) malam di warungnya.

AS masih belum lama membuka usaha berjualan nasi goreng.

Karena masih baru warga setelah juga belum mengenalnya secara akrab.

"Sejak datang orangnya berjualan nasi goreng. Dia tinggal sendirian," ungkap Sujirah, yang rumahnya bersebelahan dengan warungnya.

"Baru sekitar 10 hari buka nasi goreng di desa kami," ujarnya.

Warga menyebutkan penjual nasi goreng ini orangnya seperti kebanci-bancian.

Termasuk rekan-rekannya juga banyak dari komunitas yang sama.

5. Sempat Menjadi TKI

Selain itu, AS rupanya pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Perilaku AS disebut berubah bak perempuan sejak sepulang jadi TKI di Malaysia.

"Dia pulang dari merantau di Malaysia baru sekitar dua tahunan ini. Lalu buka usaha sendiri," kata Ketua RT 2 RW 1 Dusun/Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Hadi, Jumat (12/4/2019).

Hadi mengatakan AS memang asli warga Desa Mangunan.

Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Tapi, orangtuanya sudah bercerai.

Orangtua laki-laki AS tinggal di Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

Sedangkan ibunya tinggal di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Dua saudara AS tinggal bersama ayahnya di Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

Pelaku Pembunuhan Budi Hartanto Ditembak

Dua pelaku pembunuhan disertai mutilasi Guru Honorer asal Kediri telah tiba di Ruang Penyidik Subdit Jatanras Polda Jatim di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum, pukul 23.40 WIB, Jumat (12/4/2019).

Mereka adalah, AS pelaku yang tertangkap Kamis sore, (11/4/2019), Jakarta.

Pelaku kedua yakni AP yang ditangkap di Kediri di hari yang sama pada malam harinya, pukul 20.00 WIB.

Sesaat usai turun dari mobil penyidik Polda Jatim yang baru tiba di halaman utama gedung Reskrimum Polda Jatim.

Keduanya langsung digiring masuk ke Ruang Penyidikan Subdit Jatanras.

Kedua betis kaki sebelah kiri mereka berdua tampak dibalut perban.

Perban itu terbilang baru, rembesan cairan pekat warna merah tampak menyeruak melalui pori-pori permainan yang terbilang tak begitu rapat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJatim.com (Grup SURYAMALANG.COM), luka pada betis kaki sebelah kiri mereka merupakan bekas luka hasil tembakan timah panas pistol petugas.

Akibatnya, cara berjalan keduanya, seakan tampak kompak, berjalan secara pincang dan melompat-sesekali terdengar rintihan kesakitan.

Ruangan seluas 5 x 5 meter yang sempat haram dimasuki oleh awakmedia beberapa jam lalu, akhirnya dinyatakan halal dimasuki kerumunan awak media.

Di dalam ruangan itu dua pelaku duduk di posisi yang berbeda.

Aris Sugianto duduk di kursi yang letaknya berhadapan dengan meja interogasi penyidik. 

Sedangkan, Ajis Prakoso duduk di lantai tanpa alas. 

Rumah salah satu pelaku pembunuhan guru honorer asal Mojoroto, Kota Kediri, di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jumat (12/4/2019).
Rumah salah satu pelaku pembunuhan guru honorer asal Mojoroto, Kota Kediri, di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jumat (12/4/2019). (suryamalang.com/Samsul Hadi)

Keduanya berperilaku sama, merintih kesakitan seraya memegang betis kaki kirinya.

Di dalam ruangan itu terdapat enam orang penyidik berpakaian preman.

Satu diantara penyidik melakukan proses interogasi pada kedua pelaku.

Mendengar sekelebatan dialog antar mereka, pokok pembahasan yang tengah mereka percakapan seputar proses mutilasi yang dilakukan kedua pelaku.

Mengingat ada beberapa etik interogasi dari kepolisian yang tak boleh diekspose ke publik.

Selain itu, pihak penyidik tidak berwenang dalam menyebarkan informasi hasil penyidikan, selain Kabid Humas Polda Jatim.

"Secara jelas besok (Sabtu, 13/4/2019) akan diulas bersama Pak Kabid Humas Polda Jatim," lugas seorang penyidik yang mengenakan hem berwarna abu-abu itu.

Seiring ditangkapnya dua pelaku ini, potongan kepala korban pembunuhan dan mutilasi guru honorer Kediri juga telah ditemukan dan dimakamkan.

Polisi juga telah mengungkap kronologis berikut lokasi pembunuhan yang ternyata dilakukan di sebuah warung kopi di Kediri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved