Jendela Dunia
Setelah Dibully, Siswa Madrasah Ini Dibakar Temannya Hingga Tewas, Ada Dugaan Pelecehan Seksual
Seorang siswa madrasah dibakar orang temannya hingga tewas, 80% tubuh jenazah terbakar.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.com - Seorang siswa madrasah dibakar orang temannya hingga tewas, 80% tubuh jenazah terbakar.
Peristiwa siswa madrasah dibakar temannya ini terjadi di Bangladesh.
Diketahui siswa yang tewas dibakar empat orang temannya ini bernama Nusrat Jahan Rafi (18).
Nusrat yang bersekolah di sebuah Madrasah di Feni, Bangladesh ini pun meregang nyawa usai dibakar empat orang temannya.
Berikut kronologi siswa Madrasah dibakar temannya di Bangladesh, dilansir SURYAMALANG dari Dailymail.
1. Disiram Minyak Tanah
Melansir dari The Daily Star, Nusrat merupakan salah satu murid Madrasah di daerah Feni, Bangladesh.
Nusrat dibakar oleh empat orang tak dikenal di sekolahnya dengan cara menuangkan minyak tanah pada tubuh Nusrat, Rabu (10/4/2019) lalu.
Sayangnya belum diketahui apakah alasan teman-teman Nusrat tega melakukan hal keji tersebut.
2. Hanya Wajah Nusrat yang Masih Utuh

Nusrat mengalami luka bakar cukup parah. Sebanyak 80 persen tubuhnya terbakar, hanya tersisa wajahnya yang utuh.
Pihak sekolah yang mengetahui kejadian tersebut kemudian lantas menghubungi keluarga Nusrat, Mahmudul Hasan, dan keluarga kemudian datang ke sekolah Nusrat.
3. Nusrat Kerap Dibully
Sebelumnya pada (6/4/2019), Nusrat juga telah dibully oleh para teman-temannya.
Bahkan disinyalir, empat pelaku yang membakar Nusrat kerap melakukan kekerasan seksual pada Nusrat.
Sayangnya, Nusrat tak bisa bertahan lebih lama.
Karena luka bakar cukup serius yang dialaminya, Nusrat akhirnya meninggal dunia.
4. Keluarga Meminta Keadilan

Pihak keluarga tak bisa menyembunyikan kesedihan akibat kehilangan Nusrat, terlebih sang ibu Shirin Akter.
"Mereka (pelaku) bunuh anak saya, sekarang kami menuntut keadilan," ujar sang ibu.
Hasan, sang adik juga meminta keadilan kepada PM Bangladesh Sheikh Hasina atas apa yang menimpa kakaknya.
"Ini bukan bullying tapi pembunuhan tingkat keji," ujar Hasan.
Pihak kepolisian lantas menahan empat pelaku dan tiga orang guru, termasuk kepala sekolah yang dinilai teledor mengawasi muridnya.
Jasad Nusrat diantar ke peristirahatan terakhir oleh ribuan pelayat.
Tak Tahan Di-Bully, Pria Jombang Ini Tega Bunuh Teman Akrabnya
Polisi berhasil mengungkap kasus pembunuhan Bayu Adi Santo (21) yang mayatnya ditemukan di tepi sungai Desa Bongkot, Kecamatan Peterongan, Jombang.
Polisi telah menangkap Huda (30) yang diduga membunuh Bayu.
Pria asal Desa Ngrandu Lor, Kecamatan Peterongan, Jombang ini membunuh Bayu karena sakit hati dan dendam kepada korban yang merupakan teman dekatnya tersebut.
Tersangka merasa sering di-bully alias diolok-olok oleh korban.
“Saya sering diejek dia. Selama setahun berteman, saya kerap di-bully.”
“Bahkan saya pernah juga diludahi. Saya sakit hati,” kata Huda kepada SURYAMALANG.COM di Polres Jombang, Kamis (28/2/2019).
Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Azi Pratas Guspitu menjelaskan Huda dan Bayu Adi Santo adalah teman akrab.
Namun, Bayu sering berlaku keterlaluan kepada Huda.
Tersangka kerap disuruh, diperintah, diumpat, diolok, bahkan pernah diludahi.
Karena sering dihina itulah Huda sakit hati, dendam, dan diam-diam merencanakan pembunuhan terhadap teman karibnya tersebut.
Kemudian tersangka menjemput korban di rumahnya pada Sabtu (23/2/2019) malam.
Tersnagka mengajak Bayu dengan dalih menemui cewek di tanggul sungai di Desa Bongkot, Peterongan.
Kemudian mereka berangkat. Namun, mereka terlebih dulu mampir di rumah tersangka.
Saat itulah Huda mengambil sabit, dan diselipkan di pinggang.
Kemudian mereka berboncengan berangkat menuju lokasi.
Ketika tiba di tanggul sungai Desa Bongkot, korban kecewa karena tidak ada cewek sebagaimana yang dijanjikan tersangka.
Merasa dibohongi, Bayu marah, dan memukul Huda.
Tersangka yang sudah dendam langsung mengeluarkan sabit yang sudah disiapkan di pinggang.
Senjata tajam itu disabetkan ke leher korban. Darah segar mengucur dari leher Bayu.
Korban langsung roboh. Mengetahui korban tidak berdaya, Huda menyeret tubuh rekannya, dan dimasukkan dalam kubangan bekas pembuatan bata merah di bibir sungai.
Sebelum pergi, tersangka mengambil ponsel dan kalung emas milik korban.
Tersangka juga membawa kabur motor Honda Mega Pro nopol S 4858 WL milik korban.
“Tersangka sempat kabur ke Surabaya. Kemudian dia kembali ke Jombang, dan sembunyi di rumah kerabatnya di Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito.”
“Tapi tangkap tersangka di situ,” kata Azi.
Mayat korban ditemukan warga tiga hari kemudian, yakni pada Selasa (26/2/2019).
Saat ditemukan, kondisi tubuh korban sudah membusuk. Tidak ada identitas di tubuh korban.
Satu-satunya petunjuk adalah tato bergambar manusia bersayap di punggung.
Akhirnya keluarga korban datang ke kantor polisi. Identitas korban pun terungkap.
“Tersangka mengaku bahwa sabit yang dipakai untuk membunuh korban dibuang di sungai.”
“Kami masih mencari sabit itu,” terang AKP Azi Pratas Guspitu.