Pemilu 2019
Penyelenggara Pemilu Yang Meninggal Di Jatim Capai 9 Orang
Hingga Sabtu (20/4/2019), Komisi Pemilihan Umum (KPU Jawa Timur mencatat ada sembilan orang yang meninggal dunia.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Achmad Amru Muiz
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sejumlah petugas pemilu di Jawa Timur meninggal dunia saat menjalankan tugas. Hingga Sabtu (20/4/2019), Komisi Pemilihan Umum (KPU Jawa Timur mencatat ada sembilan orang yang meninggal dunia.
Para petugas yang meninggal tersebut tersebar di beberapa daerah. Di antaranya, Jombang, Blitar (Kab), Mojokerto (Kota), Malang (Kota), dan Sumenep (dua orang). Kemudian, Lumajang, Probolinggo (Kab), hingga Surabaya.
Mereka yang meninggal di antaranya bertugas sebagai Kelompok Panitia Pemilihan Suara (KPPS). Termasuk, juga tenaga pengaman.
Hal ini telah menjadi perhatian KPU Jatim. Sejauh ini, KPU Jatim telah memberikan santunan kepada keluarga mendiang. "Beberapa sudah kita berikan santunan," kata Ketua KPU Jatim, Choirul Anam ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (20/4/2019).
"Lainnya, sambil mengunggu perkembangan Insya Allah akan kita berikan santunan. Sementara, sambil menunggu update kab/kota lainnya," kata Choirul Anam.
Meskipun demikian, pihaknya memastikan bahwa hal tersebut tak menghambat proses pemungutan suara di daerah. "Sementara tidak (mengganggu)," katanya.
Nurul Amalia, Komisioner KPU Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data KPU Jatim menambahkan, pihaknya juga menerima laporan tak resmi adanya beberapa penyelenggara yang sakit. "Hampir di tiap kabupaten/kota ada," kata Nurul ketika dikonfirmasi terpisah.
"Setiap saya berkunjung ke daerah, selalu saja ada laporan soal petugas yang sakit. Misalnya saja karena kelelahan," katanya.
Banyak di antara petugas tersebut kelelahan akibat panjangnya proses pemilu. "Ada yang terpaksa memakai selang infus saat bertugas karena sakit. Penyebabnya, dia tidak mau digantikan karena merasa bertanggungjawab," katanya.
Bahkan, sebelum pemungutan suara saja banyak petugas yang kelelahan. "Sebab, persiapan itu kan lumayan panjang. Jadi, dari bimtek, menulis C6 (undangan pemberitahuan kepada pemilih), mengedarkan C6, kemudian persiapan TPS. Itu kan nggak bisa sehari," jelasnya.
Namun, sekali lagi pihaknya memastikan bahwa hal itu tak mempengaruhi kualitas pemilu kali ini. Para kelompok penyelenggara tetap bersikap profesional dengan menyelesaikan setiap tahapan sesuai dengan tugas masing-masing.