Kabar Surabaya

Jeanne Wenas Berusia 70 Tahun, Pamerkan Bonsai and Suiseki di Hotel Zenna Surabaya hingga 4 Mei 2019

Pameran bonsai berlangsung Sabtu (27 April 2019) hingga 4 Mei 2019 di Hotel Zenna, Green Grow, Raya Prapen 22, Surabaya.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
ahmad zaimul haq
Jeanne Wenas (perempuan) sedang mengecek tanaman bonsainya yang akan dipamerkan Sabtu (27 April 2019) hingga 4 Mei 2019 di Hotel Zenna, Green Grow, Raya Prapen 22, Surabaya. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Kecintaan Jeanne Wenas pada teknik tanaman bonsai membuat dirinya mengoleksi puluhan jenis tanaman dengan teknik ala Jepang itu. Semua tanaman dia rawat sendiri dengan penuh sabar.

Perempuan yang hampir berusia 70 tahunan ini pun memutuskan untuk menggelar pameran solo 85 tanaman bonsai kesayangannya.

Rencananya pameran berlangsung Sabtu (27 April 2019) hingga 4 Mei 2019 di Hotel Zenna, Green Grow, Raya Prapen 22, Surabaya.

Ada berbagai jenis tanaman yang dipamerkan pada acara Solo Exhibition Bonsai and Suiseki bertajuk 'Woman Spirit' itu. Tiga di antaranya adalah pohon asam dan cemara udang, pohon endemik dari kawasan Madura, dan bonsai santigi.

Jeanne Wenas perempuan yang sedikit pemalu, dia tak banyak menyatakan keinginannya sehingga menyelenggarakan pameran bonsai dan suiseki atau batu yang terbentuk secara alami.

"Kalau pameran lukisan sudah biasa. Selama ini belum pernah ada pameran solo bonsai, apalagi untuk perempuan kecuali saya yang memang gila (sangat mencintai bonsai)," katanya singkat bernada bercanda, Jumat (26/4/2019).

Selain itu Jeanne mengaku sesuai tema pameran Woman Spirit, dia memberikan bukti perempuan juga memiliki keterampilan untuk menciptakan keindahan pada tanaman bonsai. Semangat merawat, menanam, dan mempelajari bonsai sebenarnya bisa dilakukan siapa saja.

Keindahan Bonsai

Jongky B Sulistio, pengurus Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) yang hadir pada persiapan pameran mengatakan keinginan Jeanne Wenas ini disambut baik oleh seluruh pecinta tanaman bonsai, khususnya di Surabaya.

Jongky menyebut pameran solo ini tentunya untuk menarik semangat para pengunjung pameran, supaya makin giat menanam bonsai mengingat keindahannya.

"Kalau bonsai bukan bicara unik tapi indah, cakep, mulai dari pengakarannya, cabang, ranting, cucuk ranting, keseimbangannya, mahkotanya, panjang - pendeknya, sudah jadi atau belum kematangannya dan lain-lain, itu yang kita cari," kata Jongki memberitahukan sisi keindahan bonsai, sambil menunjuk beberapa tanaman.

Pada pameran nanti, Jongki tidak tahu persis apa Jeanne akan menjualnya. Namun yang jelas soal mahal atau tidaknya harga bonsai tergantung dari indahnya bukan besar - kecilnya.

"Makanya kita di pameran biasanya kita buat lomba, dimana ada juri yang menilai sehingga kita bisa pilih yang terbaik untuk ukuran. Ukuran yang terbaik biasanya 30 senti, 40 senti, atau yang large (besar)nya satu setengah meter. Tapi sekali ini kita tidak kompetisi karena milik satu orang jadi terserah bu Jeanne nanti," tambahnya.

Keindahan bonsai juga tergantung bagaimana pemilik menerapkan teknik dan melakukan perawatan. Jongky menyebut untuk mendapatkan tanaman bonsai yang indah diperlukan waktu puluhan tahun, minim 15 sampai 20 tahun untuk membuatnya jadi pohon yang indah.

"Tergantung perawatannya, yang saya tahu hampir 15 sampai 20 tahun, misalnya ini jenis santigi dari laut, disampingnya ada pohon asam. Bentuknya tidak sama dengan pohon asam yang ada di alam, kita bentuk, kita kawatin jadi lumayan lama, relatif sulit," tambahnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved