Pilpres 2019

Wartawan Indonesia Dilarang Ambil Bagian, Terjadi saat Prabowo Mengundang Wartawan Media Asing

Wartawan Indonesia Dilarang Ambil Bagian, Terjadi saat Prabowo Subianto Mengundang Wartawan Media Asing di Kediamannya.

Editor: eko darmoko
Tribunnews
Prabowo Subianto 

SURYAMALANG.COM - Wartawan Indonesia dilarang ambil bagian, terjadi saat Prabowo Subianto mengundang wartawan media asing di kediamannya.

Prabowo Subianto mengundang sejumlah wartawan media asing di kediamannya di Jl Kertanegara, Jakarta Selatan.

Namun, wartawan dalam negeri justru tidak diperbolehkan mengikuti pertemuan ini.

Calon presiden nomor urut 02 yang berpasangan dengan calon wakil presiden Sandiaga Uno itu menggelar pertemuan atau press briefing dengan sejumlah wartawan media asing.

Menurut jadwal yang diterima Kompas.com, pertemuan digelar di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019) pukul 16.00 WIB.

Sekitar pukul 15.50 WIB, sejumlah wartawan asing yang terdaftar sebagai tamu undangan terlihat memasuki kediaman Prabowo.

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) meninggalkan lokasi seusai menghadiri aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5/2019). Aksi peringatan May Day yang digelar Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) itu untuk menyuarakan kesejahteraan buruh serta demokrasi jujur dan damai.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) meninggalkan lokasi seusai menghadiri aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5/2019). Aksi peringatan May Day yang digelar Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) itu untuk menyuarakan kesejahteraan buruh serta demokrasi jujur dan damai. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Kalimantan Timur Jadi Lahan Cocok untuk Ibu Kota Negara yang Baru, Ini Penjelasan Presiden Jokowi

Viral di Medsos, Pria Pukul Emak-emak Karena Belok Tak Nyalakan Lampu Sein, Pelaku Diduga Selebriti

Ibu Guru Digaji Ratusan Juta Meski Bolos 7 Tahun dan Pura-pura Mati, Skenario Licik Akhirnya Terkuak

Sementara wartawan dari media nasional tidak diperbolehkan mengikuti pertemuan.

Dua petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga direncanakan hadir dalam pertemuan.

Keduanya, yakni Anggota Dewan Penasihat BPN Rizal Ramli dan Direktur Kampanye BPN Sugiono.

Adapun tema yang dibahas dalam pertemuan itu adalah "Pemilu 2019: Bukti Kecurangan dan Artinya Bagi Demokrasi di Indonesia."

Kompas.com sudah mencoba meminta penjelasan soal agenda tersebut kepada Direktur Kampanye BPN Sugiono, namun belum ada respons.

Hillary Clinton dan Prabowo Subianto
Hillary Clinton dan Prabowo Subianto (Business Insider / Tribunnews)

Terkait Hasil Quick Count, Prabowo Subianto Diminta Mencontoh Sikap Hillary Clinton

Prabowo Subianto calon presiden nomor urut 02 yang sering mengklaim kemenangan dalam Pilpres 2019, membuat TKN Jokowi-Maruf Amin melontarkan pernyataan.

Prabowo Subianto beberapa kali mengklaim bahwa suaranya menang atas calon presiden nomor urut 01 dalam Pilpres 2019 ini.

Bahkan Prabowo Subianto melakukan sujud syukur dan deklarasi kemenangan, padahal hasil resmi dari KPU belum keluar.

Sejauh ini, perolehan suara Pilpres 2019 masih diketahui dari hasil quick count dan hasil real count KPU sementara.

Direktur Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Usman Kansong meminta calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bersikap seperti tokoh dunia dalam menghadapi hasil quick count.

Dia memberi contoh sikap pada Hillary Clinton, John McCain, hingga Mitt Romney pada Pemilihan Presiden di Amerika Serikat.

"Kalau kita lihat ke belahan dunia lain, pada tahun 2008 misalnya John McCain itu langsung memberi ucapan selamat kepada Barack Obama setelah hasil hitung cepat mencapai 80 persen," ujar Usman di Posko Cemara, Jalan Cemara, Selasa (30/4/2019).

Pada Pilpres 2012 di Amerika, rival Obama saat itu yaitu Mitt Romney juga langsung mengucapkan selamat setelah mengetahui hasil quick count.

Hal yang sama terulang lagi ketika pertarungan antara Hillary Clinton dan Donald Trump dalam pemilu.

"Bahkan ada cerita begitu quick count sudah mencapai angka stabil, Hillary menghubungi Obama menyampaikan begini 'saya besok akan menyampaikan pidato kekalahan saya' kira kira begitu," ujar Usman.

"Lalu Obama bilang 'tidak perlu besok, sekarang Anda menyatakan itu'. Akhirnya menyatakan kekalahan dengan mengucapkan selamat kepada Trump," tambah dia.

Menurut Usman, Prabowo sebenarnya orang yang rasional.

TKN Jokowi-Maruf Amin juga yakin bahwa Prabowo mengetahui bahwa quick count merupakan metode ilmiah yang akurat.

TKN Jokowi-Maruf Amin berharap orang-orang di sekitar Prabowo tidak memanasi capres tersebut.

"Jangan memanasi. Coba kita lihat sejarah quick count bagaimana pemimpin dunia mengucapkan selamat kepada rivalnya hanya berdasarkan quick count," kata dia.

Sandiaga Uno
Sandiaga Uno (kompas.com)

Prabowo Menjamu Wartawan Media Asing di Kediamannya, Tapi Wartawan Indonesia Dilarang Ikut

Ini yang Dilakukan Pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno Setelah Pilpres 2019

Pascapemilu 2019, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno bersama capres Prabowo Subianto berjanji akan kembali merajut persatuan bangsa Indonesia yang sempat terkotak-kotak karena Pemilu.

"Kita harus rajut lagi persatuan bangsa dan umat setelah ini," kata Sandiaga, di sela-sela acara syukuran bersama relawan Prabowo-Sandi di Kantor DPD Gerindra Sumatera Barat, Rabu (1/5/2019).

Sandiaga mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus untuk mengawal penghitungan suara sampai adanya penetapan resmi Pemilu dari KPU RI.

Untuk itu, pihaknya meminta para relawan dan pendukung Prabowo-Sandi berjuang mengawal suara sampai titik darah penghabisan, apalagi di daerah basis Prabowo-Sandi di Sumbar.

"Kita harus kawal suara kita. Masyarakat Sumbar terbukti ingin perubahan. Dukungan ke kami adalah bukti kuatnya. Makanya, saya berharap semua relawan dan pendukung mengawal suara," kata Sandi.

Sandi menyebut, suara Prabowo-Sandi di Sumbar mengalami kenaikan yang sangat signifikan di Pilpres 2019 ini jika dibandingkan tahun 2014 lalu.

Pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa mendapatkan 76,9 persen di Sumbar. Sementara di Pilpres 2019, suara Prabowo-Sandi sudah mendekati angka 90 persen.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved