Kesehatan
Hotman Paris Divonis Menderita Penyumbatan Jantung, Kenali Gejala & Tanda-tandanya Sebelum Terlambat
Pengacara kondang Hotman Paris divonis mengidap penyakit mematikan, yaitu penyumbatan jantung, ini tanda-tandanya
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.com - Pengacara kondang Hotman Paris divonis mengidap penyakit mematikan, yaitu penyumbatan jantung.
Penyakit mematikan Hotman Paris ini diketahui dari acara the Hotman Paris Show yang tayang 17 Mei 2019 lalu.
Rupanya penyakit mematikan Hotman Paris ini terdeteksi saat dirinya memeriksakan diri ke dokter di Indonesia.
Saat itu Hotman Paris divonis bahwa jantungnya sudah mengalami penyumbatan sebanyak 75 persen.
Akan tetapi Hotman Paris tak begitu saja percaya dengan ucapan dokter tersebut dan memeriksakan dirinya ke Singapura.
"Saya pernah salah diagnosa dokter di Indonesia dia bilang penyumbatan saya sudah 75 persen, saya langsung booking pesawat ke Singapura karena saya nggak percaya," jelas Hotman Paris.
Namun, walaupun tidak percaya, untuk berjaga-jaga Hotman mengumpulkan ketiga anaknya.
Saat itu ia berniat membagikan harta kekayaanya kepada sang anak.
"Malamnya saya panggil anak-anak, catat! Kalau saya ada apa-apa catat! gue bilang, di sini ada rekening, di sini, di sini, tapi saya perhatiin muka anaknya juga," kata Hotman.
"Dalam hati gue ini anak jangan-jangan doain gue mati ini," kelakar Hotman Paris.
Beruntung bahwa diagnosa yang diberikan dokter saat itu ternyata keliru.
"Waktu abang cek ke Singapore, ternyata dokter salah diagnosa?" Tanya Melaney Ricardo.
"Ternyata di Singapore cuma 25 persen," kata Hotman Paris
Lalu bagaimanakah tanda-tanda penyumbatan jantung?
Dilansir dari Alodokter, penyumbatan jantung biasanya disebabkan oleh penumpukan plak pada dinding pembuluh darah Jantung.
Pembuluh darah ini mengelilingi jantung dan bertugas untuk membawa asupan oksigen beserta nutrisi dari tubuh menuju jantung.
Gejala penyumbatan jantung ini bisa saja dimulai sejak usia mudia, plak akan menumpuk seiring bertambahnya usia.
Namun biasnaya kondisi ini tak menunjukan gejala yang signifikan hingga pembuluh darah benar=benar menyempit, terhalang atau justru pecah yang menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Gejala penyumbatan jantung yang umum ditemukan adalah sakit dada atau serangan angina.
Sakit yang dirasakan biasa terasa seperti tekanan yang berat, sensasi perih, mati rasa, sesak, dada seperti diremas dan terasa amat sakit.
Rasa sakit ini bisa saja menjalar ke bagian lain seperti bahu kiri, lengan, leher, rahang hingga punggung.
Selain itu rasa sakit ini juga bisa saja disertai dengan mual, berkeringat, dan kelelahan.
Gejala lainnya yaitu detak jantung cepat atau tidak beraturan, merasa lemah dan pusing.
Berikut ini hal-hal yang bisa menjadi pemicu penyumbatan Jantung
1. Kurang tidur
Saat kita beristirahat, tubuh bekerja keras untuk memperbaiki DNA, menambah kadar vitamin, dan menghasilkan antioksidan.
Riset telah membuktikan, mereka yang memiliki gaya hidup sehat - seperti olahraga, mengonsumsi makanan bergizi, tidak merokok dan mengonsumsi alkohol - 67 persen lebih rendah untuk terhindari dari penyakit jantung.
Periset juga menemukan fakta, mereka yang tidur dengan intensitas yang cukup -7-8 jam dalam semalam, 83 persen lebih rendah untuk terhindar dari penyakit jantung. Riset tersebut dilakukan dengan mengamati 1.500 orang selama 14 tahun.
Terbukti, bahwa tidur merupakan istirahat terbaik, dan para ahli pun sepakat untuk menjadikan tidur sebagai prioritas demi kesehatan.
Jadi, agar kita memiliki kualitas dan kuantitas tidur yang baik, para ahli menyarankan agar kita menggunakan ruangan yang sejuk, gelap dan tanpa gangguan, serta menetapkan jam tidur sebelum malam terlalu larut.
2. Terlalu banyak terpapar polusi udara
Bahan kimia di udara yang tercemar dapat meningkatkan peradangan di tubuh, meningkatkan oksidasi, dan mencemari organ penting seperti jantung.
Para ilmuwan di Vancouver, British Columbia, menemukan fakta, peningkatan polusi lalu lintas dan kebisingan mengakibatkan peningkatan jumlah kematian karena penyakit jantung, sebanyak enam persen selama hampir sepuluh tahun.
Ketika pabrik di Beijing tutup selama dua bulan, - saat Olimpiade 2008, untuk memperbaiki kualitas udara, warga negara China mengalami peningkatan tekanan darah dan kesehatan arteri yang lebih baik.
Jadi, agar kita terhindar dari risiko penyakit jantung, hindarilah asap rokok, jauhkan diri dari asap kendaraan bermotor saat berada di luar, dan hindari situasi di mana kualitas udara buruk, seperti memanggang di dalam rumah.
3. Terlalu banyak terpapar racun logam berat
Sebanyak tiga perempat orang memiliki kadar bahan kimia tingkat tinggi dalam darah seperti timbal, merkuri dan kadmium, yang dapat meracuni enzim yang berfungsi dalam proses penyembuhan.
Para ilmuwan melakukan riset dengan meneliti lebih dari 1.400 penderita serangan jantung.
Peserta dalam riset terbagi menjadi dua, di mana peserta pada kelompok pertama menerima infus mingguan dengan obat yang mampu menghilangkan logam berat atau terapi khelasi.
Sementara itu, peserta pada kelompok kedua menerima obat plasebo atau "obat palsu" tanpa khasiat apapun selama 30 minggu.
Hasilnya, peserta pada kelompok pertama, terutama penderita diabetes, mengalami lebih sedikit serangan jantung.
Penelitian ini memang masih membutuhkan riset yang lebih mendalam.
4. Stres berlebihan
Terlalu stres dapat meningkatkan kortisol dan adrenalin yang membuat gula darah naik dan pembuluh darah mengeras.
Untuk melihat efek stres ini, periset meneliti 21 orang dengan penyakit jantung dan memberi pelatihan tentang kesehatan jantung.
Periset juga memberi petunjuk cara bermeditasi terkait hal ini.
Setelah lima tahun, mereka yang melakukan meditasi mengalami penurunan risiko penyakit janutung, stroke, dan kematian, hingga 50 persen dalam serangan jantung.
5. Sering lembur kerja
Orang yang bekerja setidaknya 55 jam per minggu lebih berisiko memiliki penyakit jantung dibanding orang yang bekerja selama 35-40 jam per minggu.
Hal ini bisa disebabkan karena tekanan pekerjaan di kantor. Semakin banyak kamu menghabiskan waktu untuk bekerja atau lembur, maka mungkin akan semakin banyak pikiran.
Kamu menjadi lebih stres, lebih banyak duduk, dan kurang olahraga.
6. Nonton tv terlalu lama
Tidak ada salahnya memang menonton tv sambil istirahat dan bersantai di rumah.
Namun, jika terlalu lama bisa menjadi penyebab penyakit jantung.
Jika kamu berjam-jam di depan tv sambil ngemil dan dengan posisi yang itu-itu saja, ini dapat meningkatkan risiko memiliki penyakit jantung.
Asosiasi Jantung di Amerika (American Heart Association) melaporkan bahwa diam dengan posisi yang sama dalam waktu yang lama adalah salah satu faktor risiko dari serangan jantung dan stroke.
Tubuh yang tidak aktif pada umumnya buruk untuk kesehatan secara menyeluruh, terutama jantung. Ini membuat rentan terhadap pembekuan darah.
Selain itu, saat nonton tv sambil makan berlebihan, seseorang mungkin akan ngemil junk food. Ini juga akan meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung.
7. Tinggal di lingkungan yang terlalu bising
Tingkat kebisingan suara bisa memengaruhi kesehatan jantung kita.
Mulai dari sekitar 50 desibel, yang setara dengan suara obrolan dan kebisingan lalu lintas dapat meningkatkan tekanan darah dan kemungkinan gagal jantung.
Untuk setiap peningkatan 10 desibel, kemungkinan penyakit jantung dan stroke seseorang juga akan meningkat.
Hal ini mungkin terkait dengan bagaimana tubuh bereaksi terhadap stres.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/penyakit-mematikan-hotman-paris.jpg)