Malang Raya

Devano Siswa SMAN 1 Kota Batu Terpilih sebagai Anggota Pengibar Bendera di Istana Kepresidenan

Ditemani ibunya, Devano bercerita ia terpilih setelah melalui proses yang cukup panjang. Ia menyingkirkan pesaing di 36 kota/kabupaten di Jatim.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Sany Eka Putri
Mochammad Devano Faris Estiawan siswa SMAN 1 Kota Batu yang terpilih mewakili Jatim sebagai pasukan pengibar bendera, didampingi ibunya saat di rumahnya, Minggu (30/6/2019). 

SURYAMALANG.COM, BATU - Raut wajah bahagia ditunjukkan oleh siswa SMAN 1 Kota Batu, Mochammad Devano Faris Estiawan (16).

Saat ditemui di rumahnya di Jalan Semeru, Kelurahan Sisir, bungsu dari dua bersaudara ini serasa tidak sabar menanti tanggal 17 Agustus saat upacara peringatan Kemerdekaan Indonesia.

Devano, panggilannya, terpilih mewakili Provinsi Jatim sebagai pasukan pengibar bendera di Istana Kepresidenan.

Ditemani ibunya, Devano bercerita ia terpilih setelah melalui proses yang cukup panjang. Ia menyingkirkan pesaing di 36 kota/kabupaten di Jatim.

Di sekolah ia sudah mengikuti ekstra kurikuler baris berbaris. Karena potensi yang dimiliki Devano, akhirnya ia diikutkan bersama beberapa temannya untuk seleksi provinsi terlebih dahulu. Seleksi provinsi ia lolos, lalu ia mengikuti seleksi nasional.

"Setiap kota diambil satu pasang, sampai pada akhirnya seleksi nasional, setiap provinsi satu pasang," kata Devano, Minggu (30/6/2019). Ia terpilih bersama perwakilan dari Tulungagung, Dhea Lukita Anggriana.

Anak dari pasangan Prayanti Sulistyawati dan Ahmad David ini harus melewati berbagai macam tes kemampuan fisik dan tes tulis.

Semua ia lalui dengan sempurna, dan mendapatkan peringkat pertama dari peserta se-Jatim.

Bagian menantang menurutnya adalah saat tes fisik. Sejak kecil Devano sudah aktif di olahraga, sehingga tes fisik itu menurutnya adalah makanan dia sehari-hari.

"Karena sejak kecil saya sudah sering olahraga, jadi harus terbiasa. Tesnya itu sit up, push up, lari, tes suara, dan masih banyak lagi," tuturnya yang memiliki tinggi badan 178,5 centimeter ini.

Saat tes sit up, ia mendapatkan poin tertinggi. Nilai 100 ia dapatkan karena ia mencapai 55 kali hitungan, padahal nilai maksimal adalah 40 kali hitungan.

Sejak kecil Devano ingin menjadi anggota polisi. Oleh karena itu, ia harus maksimal menjalani prestasi karena terpilih menjadi anggota paskibraka nasional.

Devano bersama perwakilan se-Indonesia yang terpilih harus menjalani masa karantina. Pola makan yang sebelumnya harus ia atur dengan tepat.

"Makanan kesukaan saya kan nasi goreng, jadi harus meninggalkan makanan itu. Karena tidak boleh makan nasi. Diganti dengan telur ayam kampung. Dibanyakin makanan yang banyak mengandung energi dan protein," ungkap kelahiran 11 November ini.

Saat menjadi paskibraka nasional, tidak menutup kemungkinan ia pasti bertemu dengan Presiden Indonesia. Ada banyak hal yang ingin ia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo. Satu di antara yang ingin ia sampaikan adalah agar dipermudah saat mencari pekerjaan setelah lulus nanti.

Terutama bagi para anggota paskibraka yang telah selesai menjalankan tugas saat upacara kemerdekaan. Hal itu juga sama diungkapkan oleh ibundanya.

"Seorang ibu pasti berharap yang terbaik untuk anaknya. Semoga saat bertemu dengan pak Presiden nanti melalui Devano, bisa tersampaikan untuk anak-anak didik di Indonesia ini," ungkap sang ibunda.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved