Kabar Ngawi

Kisah Subagyo 39 Tahun Mendayung Sampan Dekat Benteng Van den Bosch di Ngawi

Sebelum tiba di Ngawi, warga pun harus terlebih dahulu melewati Benteng Van den Bosch Ngawi warisan kolonialis Belanda yang selesai dibangun 1845.

Penulis: Joko Hari Nugroho | Editor: yuli
Armed 12/Divif-2/Kostrad
Pendayung sampan bernama Sugabyo (58), warga Desa Ngawi Purba, Kabupaten Ngawi, saat mengantarkan warga Madiun yang hendak ke Ngawi melalui area Benteng Van den Bosch warisan kolonial Belanda sejak 1845. 

SURYAMALANG.COM, NGAWI - Bengawan Madiun menjadi salah satu akses paling cepat bagi warga Madiun yang hendak bepergian ke Kabupaten Ngawi.

Sebelum tiba di Ngawi, warga pun harus terlebih dahulu melewati Benteng Van den Bosch Ngawi warisan kolonialis Belanda yang selesai membangun pada 1845. 

Lokasi benteng itu tepat berada di tengah pertemuan dua sungai besar: Bengawan Madiun dan Bengawan Solo.

Masalahnya di area tersebut tidak terdapat jembatan sehingga muncullah jasa penyeberangan pakai sampan atau perahu kecil.

Pendayung sampan itu bernama Subagyo (58), warga Desa Ngawi Purba, Kabupaten Ngawi.

Menurut dia, area Benteng Van den Bosch merupakan jalur utama idaman bagi warga Madiun sebelum tiba Ngawi.

“Saya menekuni profesi sebagai pendayung sampan sudah 39 tahun. Banyak yang menggunakan transportasi ini kalau mau ke Ngawi,” ungkapnya, Jumat, 5 Juli 2019.

Bapak 3 anak itu mengungkapkan, profesi yang ia geluti saat ini bukan semata-mata hanya karena rupiah saja. Namun, kata Subagyo, dirinya memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk membantu warga sekitar yang ingin melintas melalui sungai tersebut.

“Terus terang, saya kasihan sama warga. Apalagi, mayoritas anak-anak di seberang Bengawan Madiun, sekolahnya di Ngawi,” katanya.

“Kalau lewat jalur darat, jaraknya lumayan jauh. Kalau lewat bengawan ini, warga bisa langsung sampai di Benteng Van den Bosch,” imbuhnya.

Terpisah, Danyonarmed 12/Divif-2/Kostrad, Mayor Arm Ronald F Siwabessy mengatakan, dirinya sangat menyambut para warga yang hampir saban hari menggunakan jalur Benteng Van Den Bosch sebagai akses utama ketika beraktifitas.

Akan tetapi, kata Mayor Ronald, terdapat peraturan-peraturan yang harus ditaati bagi masyarakat. Pasalnya, Benteng Van den Bosch merupakan bagian dari Asrama Armed 12/Kostrad.

“Bukan berarti warga tidak diperbolehkan. Tapi, selama itu tidak menyalahi aturan dan tata tertib Satuan, tidak masalah,” tuturnya.

“Kami buka akses itu mulai pagi sampai sore, sesuai jam operasional Benteng. Apalagi, kalau lewat jalan raya, warga harus menempuh jarak yang cukup jauh. Kan kasihan,” imbuhnya.

Perwira TNI-AD kelahiran kota Ambon itu menambahkan, jika memberikan suatu manfaat ke masyarakat, merupakan salah satu bagian dari tugas TNI.

“Kami (TNI) harus bisa memberikan alternatif kepada masyarakat ketika mengalami kesulitan,” tandasnya.

GOOGLE STREET VIEW - Gerbang Benteng Van den Bosch di Ngawi, warisan kolonialis Belanda yang selesai membangun pada 1845.

BERITA TERKINI MALANG, AREMA DAN JATIM:

- Website SURYAMALANG.COM- Facebook SURYA AREMA- Instagram @suryamalangcom

BERITA TERKINI MALANG, AREMA DAN JATIM:

- Website SURYAMALANG.COM- Facebook SURYA AREMA- Instagram @suryamalangcom

(suryamalang.com)
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved