Breaking News

Kabar Surabaya

Khofifah Atasi KLB Hepatitis A di Pacitan, Salurkan Air Bersih dan Bangunkan MCK di Rumah Warga

Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A yang terjadi di Kabupaten Pacitan disikapi serius oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Achmad Amru Muiz
suryamalang.com/Fatimatuz Zahro
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyalurkan bantuan air bersih ke Desa Bomo Pacitan untuk meningkatkan pola hidup bersih dan aehat warga dan membantu mengatasi kekeringan. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A yang terjadi di Kabupaten Pacitan disikapi serius oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Hari ini, Minggu (7/7/2019), bersama sejumlah jajaran terkait mulai Sekdaprov Heru Tjahjono, Kadinkes Jatim Kohar HS, dan Kadis PU Cipta Karya Jatim mereka melakukan rapat dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan.

Hasil dari rapat yang juga melibatkan Bupati Pacitan dan jajaran terkait itu, ditemukan bahwa KLB Hepatitis A yang terjadi di Pacitan disebabkan karena pola hidup bersih dan sehat (PHBS) warga Pacitan yang sangat kurang.

Dan ditambah dengan kondisi kemarau panjang yang membuat warga masyarakat mengalami kekurangan air dan PHBS semakin sulit dilakukan.

PHBS yang dimaksud khususnya adalah urusan kebersihan dan Mandi Cuci Kakus (MCK). Dimana warga di Pacitan masih menggunakan sistem MCK Komunal. Yang membuat penyakit mudah tertular dan membuat penyebaran penyakit hepatitis A merebak hingga menjadi kejadian luar biasa di Pacitan.

Menyikapi hal tersebut, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa warga Pacitan khususnya di Desa Sudimoro, yang paling banyak korban hepatitis A, harus mulai diarahkan untuk menggunakan dan memiliki MCK rumah tangga.

"Sedapat mungkin MCK komunal diperluas menjadi MCK rumah tamgga. Kalau septitank mungkin masih boleh lah ya menggunakan komunal. Tapi kalau MCK harus berbasis rumah tangga," tegas Khofifah

Itulah mengapa ia mengajak sejumlah jajaran pejabat untuk rapat membahas intervensi MCK untuk warga di Kabupaten Pacitan. Sebab sanitasi menjadi yang penting untuk jadi fokus intervensi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Tadi kita sudah melakukan pemetaan. Kita akan memberikan intervensi membangunkan MCK rumah tangga. Kota cocokkan berapa yang bisa dibantu Pemprov, berapa yang bisa dikerjakan oleh Pemkab dan kalau mungkin ada CSR juga bisa menyalurkan ke program ini," tandasnya.

Tidak hanya itu, untuk mengatasi kekeringan dan memudahkan warga mendapatkan air bersih, meningkatkan PHBS dan juga mencegah penyebaran hepatits A, dalam kesempatan tersebut Khofifah juga meyalurkan bantuan Pemprov untuk air bersih.

Setidaknya Pemprov Jatim memberikan bantuan 42 tandon untuk warga di Desa Bomo Pacitan. Serta juga disalurkan 250 rit mobil tangki air berkapasita 6.000 liter dan juga 240 jurigen untuk warga.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar mengatakan perilaku kurang bersih di Pacitan menjadi penyebab utama KLB Hepatitis di wilayah tersebut. Dan sumber masalahnya juga adalah karena MCK yang tidak layak.

"Bahkan kalau musim kemarau mereka tidak menggunakan jamban. Tapi mereka pergi ke kebun untuk buang air dan menanamnya di dalam tanah. Dan kita sudah lakukan tes pada orang pertama yang terdeteksi Hepatitis A ternyata memang harus PHBS nya kurang bagus dan ditemukan bakteri e-coli positif mengandung virus Hepatitis A," tegasnya.

Hingga saat ini di Pacitan ada sebanyak 1.093 orang korban penderita Hepatitis A. Dikatakan Kohar tidak ada penambahan sejatinya karena angka bertambah lantaran yang sebelumnya sudah sakit baru terdata. Sedangakan saat ini yang masih dirawat masih ada sebanyak tiga orang.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved