Kabar Blitar
Rumah di Blitar Jadi Bilik Bercinta Tarif Rp 20 Ribuan, Ada Tumpukan Kondom Terpakai & 3 Pasang ABG
Petugas menemukan banyak kondom bekas terpakai, yang dibuang begitu saja dan tiga pasangan ABG dalam-bilik-bilik bercinta dalam rumah di Blitar
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, BLITAR - Temuan mencengangkan didapat polisi dan aparat kelurahan dan RT saat memeriksa sebuah rumah kontrakan di Talun Blitar yang ternyata digunakan sebagai tempat bilik-bilik bercinta.
Saat melakukan pemeriksaan, petugas menemukan banyak kondom bekas terpakai, yang dibuang begitu saja di pekarangan, bahkan saat memeriksa ke dalam rumah didapati tiga pasangan ABG dalam-bilik-bilik bercinta.
Lokasi rumah yang diduga disewakan sebagai bilik bercinta itu berada di tepi jalan raya Malang-Blitar atau tepatnya sekitar 200 meter sebelah timur perempatan traffic light Kecamatan Talun.
• Kronologi Gadis 11 Tahun Dinodai 6 Pria Secara Bergiliran di Malang, Terungkap Paksaan di Banyak TKP
• Putri Pasangan TKI di Tulungagung Ini Terpilih Sebagai Paskibraka, Pembawa Baki Bendera Pusaka
• Pendiri Bank Sampah Slatri, Heri Cahyono Mau Kabupaten Malang Maju, Terutama Pendidikan & Pertanian
Rumah kontrakan yang diduga berubah fungsi jadi bilik-bilik bercinta itu diperkirakan disewakan dengan harga sangat murah.
Menilik dari daftar harga yang ditempel, bilik bercinta di rumah kontrakan di Blitar itu disewakan mulai harga Rp 20 ribu.
Petugas Polres Blitar dan Polsek Talun sengaja melakukan pengecekan terhadap rumah yang berada di Kelurahan Bajang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar tersebut.
Itu karena petugas mendapatkan laporan dari masyarakat, kalau rumah yang disebut-sebut telah dikontrakkan ke seorang ibu-ibu itu, seringkali terlihat sepasang muda-mudi keluar masuk.
Tak tahu apa yang diperbuat namun mereka sepertinya pasangan yang lagi memadu kasih.

Mendapatkan laporan dari masyarakat seperti itu, petugas langsung sigap.
Sebab, khawatir kalau tidak segera ditindaklanjuti, bakal terjadi sesuatu yang tak dinginkan.
Kamis (18/7/2019) petang, petugas mengecek ke rumah itu.
Sesampai di dalam rumah, petugas kaget karena rumah itu kondisinya kumuh, kotor dan tak layak huni.
Bahkan, terkesan rumah itu tak berpenghuni karena kondisinya saking kotornya.
Rumput di luar rumah juga dibiarkan tumbuh tak karuan, dan daun-daun kering berserahkan di man-mana.
Kalau dilihat dari luar, dikira rumah itu tak berpenghuni.
Begitu masuk ke dalam rumah, petugas melihat banyak keanehan.
Di antaranya, ruangan di dalam rumah itu dibuat banyak sekatan-sekatan, yang mirip bilik-biik atau kamar-kamar.
Bilik itu disekat dengan dindig triplek.
Semula petugas belum tahu buat apa kamar-kamar itu.
Namun, yang janggal lagi, ditemukan banyak tisu bekas di mana-mana, termasuk menumpuk di samping kamar mandi.
Akhirnya, satu per satu kamarnya dicek oleh petugas.
Agar ada saksi lain selain petugas, mereka mengajak perangkat desa.
Di antaranya, Imam Harimiadi, Lurah Bajang, dan ketua RT setempat.
Tak disangkanya, saat mengecek kamar-kamar, petugas mendapati pasangan anak muda-mudi, yang lagi berada di dalam kamar itu.
Tak hanya sepasang ABG, di kamar lainnya, juga ditemukan pasangan ABG serupa.
Total yang ketangkap basah, petang itu ada tiga pasang anak muda-mudi.
Yang membuat orangtua miris, usia mereka baik yang cowok atau yang cewek rata-rata baru belasan tahun.
Malah informasinya, mereka masih berstatus pelajar SMA.
"Tindakan kami ini adalah preventif. Sebab, kami mendapat laporan dari para pemuda, bahwa sering melihat pasangan muda mudi keluar masuk rumah itu.
"Dari pada terjadi sesuatu yang tak diingin, kami melakukan tindakan ini. Dan, kami menyerahkan sepenuh kepada petugas atas kejadian ini," kata Imam Harimiadi, Lurah Bajang.
Karuan, saat dipergoki di dalam kamar, mereka terutama yang cewek langsung menangis ketakutan.
Selanjutnya, petang itu ketiga pasang ABG itu dibawa ke Polsek Talun.
Setelah identitasnya didata, mereka dipulangkan.
Baru besoknya atau Jumat (19/7/2019) pagi, mereka disuruh kembali dengan diantarkan orangtuanya masing-masing.
Karena mereka anak-anak, ya dikembalikan ke orangtuanya.
"Yang penting, orangtuanya sudah tahu kalau anaknya telah berada di rumah itu." kata AKBP Anisullah M Ridha, Kapolres Blitar.
Karena ada dugaan rumah itu telah disalahgunakan, Jumat (19/7/2019) pagi, petugas mendatanginya kembali.
Untuk menguatkan dugaan adanya tindakan pelanggaran, petugas mencari barang bukti.
Hasilnya, petugas menemukan banyak kondom bekas.
Itu berserahkan di mana-mana, di antaranya di bawah tempat tidur, di bawah jendela, di samping kiri kanan rumah, dll.
Kalau soal jumlahnya, petugas tak menghitungnya namun diperkirakan jumlah kondom yang ditemukan lebih dari 50 buah.
"Sepertinya, habis dipakai, langsung dibuang seenaknya. Sebab, itu berserahkan dan ada di mana-mana. Yang banyak, ditemukan bercampur tisu bekas, termasuk botol-botol bekas air mineral, juga dibuang di mana-mana," ujar petugas.
Dengan penemuan itu, maka petugas menduga rumah itu disalahgunakan atau diduga disewakan buat tempat mesum.
• Guru Honorer Jadi Begal Payudara di Yogyakarta, Bikin Resah Turis
• Jadwal Pertandingan & Siaran Langsung Indosiar Madura United Vs Arema FC, Singo Edan Sedang Pincang
• Jadwal Timnas Indonesia vs Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia 2022
Tarif Mulai Rp 20 Ribu
Itu ditemukan tulisan tarif kamarnya, yang ditempelkan di ruang tamu atau di antara sekatan kamar-kamar dari triplek.
Tarifnya dibagi empat. Yakni, tipe C Rp 20.000, tipe C1 Rp 30.000, tipe B1 Rp 40.000, tipe A Rp 50.000.
Itu semua durasinya per tiga jam dan hanya buat hari Senin sampai Jumat.
Namun, khusus Sabtu dan Minggu, tarifnya beda, yakni per tipe kamar itu masing-masing naik Rp 10.000.
Yang membedakan tarif adalah fasilitasnya.
Meski kondisi kamarnya seadanya seperti itu, namun informasinya, ada kamar yang ada kipas anginnya dan tidak.
Untuk yang tanpa kipas angin, tarifnya Rp 20.000 per tiga jam.
Sedang, kamar yang fasilitannya terbaik di rumah itu Rp 50.000 sampai Rp 60.000 karena selain ada kipas anginnya juga kamar mandi dalam.
"Saya sebenarnya tak tahu kalau ada seperti ini. Malah, saya mengira, ini rumah kosong karena setahu saya, pemiliknya tak ada di sini," ujar Imam.
Begitu mencuat kasus ini, akhirnya petugas dengan dibantu warga menyelidinya siapa yang menyewakannya.
Informasinya, ternyata rumah itu diduga sudah delapan bulan ini dikontrakan ke ibu-ibu.
Namun, si ibu yang mengontrak itu, tak pernah menempatinya.
Entah sejak kapan rumah itu mulai disewakan kamar-kamarnya, namun para pemuda setempat sudah melihat sekitar beberapa bulan lalu, sering terlihat orang keluar masuk.
Terutama mereka berpasangan. Bahkan, malah yang sering terlihat itu, anak-anak ABG.
Anehnya lagi, yang menunggu rumah itu, tak terlihat orang tua, melainkan seorang anak yang diduga di bawah umur.
"Kami masih mengumpulkan bukti-bukti di rumah itu. Jika nanti, kami menemukan unsur adanya dugaan pelanggaran hukum, ya akan kami usut dengan tegas, terutama siapa yang menyewakan rumah itu," ujar Anis.
Jamil Mashadi, Sekretaris MUI Kabupaten Blitar, menyayangkan atas kejadian itu.
Padahal, pihaknya sudah mewanti-wanti para orangtua agar menjaga anaknya dari pergaulan bebas.
Begitu ke anak-anak khusus pelajar, MUI juga selalu membinanya.
Namun di luar perkiraannya, kok ada orang menyewakan rumah seperti itu.
"Kalau itu benar, maka orang yang berbisnis seperti ya harus ditindak. Sebab, ia telah menyediakan tempat buat maksiat," ungkap Jamil.