5 Fakta Kondisi di Bali Pasca Gempa 4,9 SR, BMKG Denpasar Sebut Penyebab, Ada Aktivitas Lempeng Bumi

5 Fakta Kondisi di Bali Pasca Gempa 4,9 SR, BMKG Denpasar Sebut Penyebab, Ada Aktivitas Lempeng Bumi

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
Tribun Travel dan BMKG
5 Fakta Kondisi di Bali Pasca Gempa 4,9 SR, BMKG Denpasar Sebut Penyebab, Ada Aktivitas Lempeng Bumi 

SURYAMALANG.COM - Lima fakta kondisi di Bali pasca gempa 4,9 SR Rabu (24/7/2019) salah satunya soal aktivitas masyarakat yang masih berjalan normal. 

Selain itu dari lima fakta kondisi di Bali pasca gempa terungkap penyebabnya menurut BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). 

Selengkapnya langsung saja simak 5 fakta kondisi di Bali pasca gempa 4,9 SR dan penyebabnya:

1. Belum ada kerusakan 

Mengutip TribunBali.com, Menurut Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin hingga saat ini belum ada laporan kerusakan pasca gempa yang terjadi di Bali. 

“Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan, kami BPBD sedang melakukan assesment ke semua Daerah (kabupaten/kota se-Bali) untuk memastikan kondisi di masyarakat terkait dampak gempa yang baru saja terjadi,” ujar Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin.

Fakta-fakta Kebakaran di Junorejo, Batu yang Tewaskan 4 Anak, Ada Firasat Ini

BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Buntut Kasus Rekrutmen PT QN di Malang & Kebakaran di Desa Junrejo

BERITA AREMA POPULER Hari Ini, Harga Tiket Arema vs Bhayangkara FC & Tekad Tim Lawan

2. Aktivitas masyarakat berjalan lancar 

Made Rentin menambahkan laporan sementara yang kami terima via radkom (radio komunikasi) kondisi aman terkendali.

“Kegiatan masyarakat yang melakukan aktivitas persembahyangan Hari Raya Suci Galungan tetap berjalan lancar,” imbuhnya.

3. Aktivitas wisatawan lancar 

Demikian juga aktivitas wisatawan terpantau ramai lancar, aktivitas operasional bandara tetap normal. 

“Kami BPBD Provinsi Bali menghimbau kepada seluruh masyarakat (Krama Bali khususnya) untuk tetap tenang jangan resah apalagi panik, ikuti arahan petugas dan hanya percaya dengan informasi resmi yang dikeluarkan oleh Lembaga Pemerintah dalam hal BPBD dengan BMKG, mengingat banyaknya informasi berita hoax,” tambahnya.

BPBD (Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali) selalu standby dan siap-siaga dengan personil lengkap didukung sarpras (sarana prasarana), untuk melakukan penanganan jika terjadi Bencana.

Masyarakat yang membutuhkan pelayanan kegawat-daruratan agar menghubungi call center Pusdalops BPBD Provinsi Bali di nomor 0361-251177.

“BPBD Provinsi Bali selalu siap-siaga dengan rumus 247, artinya 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu selalu melayani dan atensi serta siap-siaga antisipasi segala kemungkinan bencana, BPBD tidak pernah libur melayani bidang penanggulangan bencana termasuk kegawat-daruratan,” tutur Made Rentin.

 4. Ada aktivitas lempeng bumi 

Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, M Taufik Gunawan mengatakan gempa tersebut akibat adanya aktivitas subduksi dari lempeng Indo-Australia.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan juga kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia," ujarnya.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan M Taufik Gunawan, gempa yang mengguncang Bali, tidak menunjukkan adanya gelombang besar atau tidak berpotensi tsunami.

"Gempa bumi tidak berpotensi tsunami," lanjutnya.

Tes Kepribadian Psikologi - Kupu-kupu yang Kamu Pilih Mencerminkan Sifat Tersembunyimu

Calon Pengantin Wajib Tes Urine tapi di Kota Mojokerto Harus Beli Sendiri Alatnya

Kisah Kurir 15.410 Butir Ektasi, Fitriani Marsela dan Suami, dari Sulawesi Tenggara hingga Surabaya

5. Himbau masyarakat tetap tenang

Sementara itu, BBMKG Wilayah III Denpasar juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Diketahui dari hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=4,9, dimutakhirkan menjadi M=4,6.

Menurut BMKG, Gempa yang dirasakan sebagian masyarakat Bali ini terjadi pada pukul 09.29 Wita dan bertepatan dengan Hari Raya Galungan.

Pusat gempa terjadi di Jembrana, Bali dengan jarak 84 kilometer barat daya atau 8.98 lintang selatan, 114.17 bujur timur.

Kedalaman mencapai 71 kilometer dan dirasakan hingga Kuta, Denpasar, Banyuwangi, Jember, Gianyar, Tabanan, Lombok Utara.

Episenter terletak pada koordinat 8,98 LS dan 114,17 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 84 km barat daya Jembrana, pada kedalaman 71 km.

Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, M. Taufik Gunawan, mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.

 “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault),” ungkap Taufik.

Ia menambahkan guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Kuta IV MMI, Denpasar, Banyuwangi, dan Jember III MMI, Gianyar, Tabanan, dan Lombok Utara II MMI.

Hasil permodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. 

Tonton video aktivitas warga Bali pasca gempa di bawah ini:

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved