BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Rencana Pembangungan Jalur Lingkar dan Pemasangan ATCS di Malang
Berikut rangkuman berita Malang populer hari ini, Rabu 31 Juli 2019 yang populer sejak kemarin.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com - Berikut rangkuman berita Malang populer hari ini, Rabu 31 Juli 2019 yang populer sejak kemarin.
Berita Malang hari ini mencakup tentang rencana pembangungan jalur lingkar oleh Wali Kota Malang Sutiaji.
Selain itu ada juga kabar terkait rencana pemasangan ATCS oleh Dishub kota Malang.
Berikut rangkuman berita Malang hari ini.
1. Cara Universitas Brawijaya (UB) Malang Tangani Mahasiswa Bermasalah
Mahasiswa bermasalah di Universitas Brawijaya (UB) Malang diharapkan berkurang jika di setiap fakultas ada lembaga konseling mahasiswa.
Saat ini masih ada di lima fakultas yang memiliki jumlah mahasiswa cukup banyak yaitu di Fisip, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Filkom, Kedokteran dan Fakultas Teknik.
"Biasanya kami melakukan tindakan setelah ada masalah."
"Karena itu saya harapkan setelah ada pelatihan dosen-dosen PA (Penasihat Akademik) dari fakultas-fakultas ini akan ada embrio lembaga konseling mahasiswa," kata Rektor UB Prof Dr Ir Nuhfil Hanani MS kepada SuryaMalang.com usai membuka pelatihan bimbingan dan konseling dosen PA di Hotel Swissbell Inn, Selasa (30/7/2019).
Setiap fakultas mengirimkan dua dosen PA di acara itu.
Sehingga mahasiswa yang berpotensi ada masalah sudah diketahui atau ditangani di fakultas.
Ia menyatakan sejak jadi rektor, mendapat tamu dari orangtua mahasiswa. Kadang juga kedatangan mahasiswa dan orangtuanya.
Masalah mahasiswa antara lain terkait akademik. Bahkan ada yang terancam DO di salah satu fakultas.
Nuhfil menyebut ada 18 mahasiswa. Namun kemudian diselesaikan. Masalahnya, antara lain kerap tidak masuk kuliah.
Hal ini jika tidak diselesaikan juga bisa terkait dengan akreditasi.
"Dari pengalaman saya jadi dekan, memang mahasiswa itu perlu tempat curhat," kata rektor.
Sehingga setiap perguruan tinggi harus memiliki lembaga konseling mahasiswa.
Sementara itu salah satu pemateri pelatihan itu adalah Dosen Psikologi UB, Ari Pratiwi dari Badan Konseling UB.
Dikatakan ada empat permasalah kelompok besar yang dihadapi mahasiswa UB.
Yaitu sosial, keluarga, akademik dan umum.
"Kalau masalah akademik seperti terlambat menyelesaikan kuliah karena kurang motivasi, ada masalah dengan dosen. Kalau masalah umum terkait masalah mahasiswa secara pribadi. Misalkan keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri," kata Ari. Dikatakan, awalnya lembaga konseling tingkat universitas melayani online.
Tapi kemudian karena banyak permintaan ingin konseling tatap muka, maka bisa mendaftarkan online untuk tatap muka dengan konselor.
"Pada 2018, ada sebanyak 140 an yang memanfaatkan konseling online dan tatap muka. Sedang 2019, mulai Januari sampai Juni 2019 ada 21 mahasiswa yang konseling dan sudah disebarkan ke konselor yang ada.
"Kebanyakan masalahnya ya akademik," kata Ari. Biasanya disarankan ke PA di fakultas dulu. Tapi masalahnya PA di fakultas kurang berperan, tambah Ari. Sehingga ada yang konseling ke tingkat universitas.
"Gak papa sih. Bisa pakai dua jalur. Bisa di fakultas dan di universitas. Mungkin kalau konseling di fakultas gak enak karena menyangkut dosen, misalnya," kata Ari.
Karena terkait standar akreditasi, maka idealnya di setiap fakultas juga ada lembaga konseling mahasiswa.
"Karena saya dosen di Fisip, saya tahu jumlah konselor di lembaga konseling mahasiswa di Fisip ada empat dosen," kata dia. Ia kurang tahu di fakultas lain. Menurut Nuhfil, konseling akademik awalnya jadi satu di akademik di tiap fakultas. Tapi dalam perkembangannya dipisah agar bisa fokus menangani konseling.
2. Dishub Kota Malang Akan Pasang ATCS untuk Atasi Kemacetan
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang akan memasang Area Traffic Control System (ATCS) untuk mengatasi kemacetan di Jalan MT Haryono (Dinoyo), Jalan Soekarno-Hatta, dan di Jalan Cengkeh.
Keberadaan ATCS ini waktu tunggu di lampu lalu lintas bisa dikontrol dengan menyesuaikan jumlah kendaraan yang ada.
“ATCS menggunakan sistem berbasis Information Technology (IT) yang sudah bisa dikontrol dari Kantor Dishub,” ujar Handi Priyanto, Kepala Dishub Kota Malang kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (30/7/2019).
Handi mengatakan pihaknya sudah mengajukan hal tersebut kepada Pemprov Jatim.
Sebab, tiga titik ruas jalan yang kerap menjadi langganan macet tersebut merupakan jalan provinsi.
“Pengajuan kami sudah disetujui Pemprov, dan saat ini sudah dilelangkan. Jadi tiga titik tersebut akan dipasangi ATCS oleh Pemprov,” imbuhnya.
ATCS yang terpasang terintegrasi dengan sistem milik Dishub Kota Malang.
Dishub juga sudah menyiapkan ruangan yang nanti akan digunakan untuk memantau ATCS.
“Minimal nanti ada satu ruas yang terselesaikan,” jelasnya.
Handi mengatakan kemacetan di Kota Malang juga dampak dari pintu keluar tol Malang-Pandaan (Mapan) di sekitar pertigaan Karanglo.
Menurutnya, volume kendaraan yang melintas dari pintu keluar tol menumpuk di Jalan Ahmad Yani dan di sekitar Masjid Sabilillah Kota Malang.
“Hambatan di tol dan di fly over kan tidak ada, ketemu lampu merah itu kan di sekitaran Sabilillah, jadi macetnya pasti di situ,” imbuhnya.
Dishub juga mengirim surat ke Kementrian Perhubungan (Kemenhub) untuk mendapat pelimpahan kewenangan mengontrol ATCS yang saat ini telah dipasang di lampu lalu lintas Karanglo.
saatini kontrol ATCS di Karanglo masih ada di Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Surabaya.
Selain itu, juga direncanakan pemasangan lampu lalu lintas sekaligus ATCS sebagai antisipasi pintu keluar tol Mapan di wilayah sekitar Madyopuro.
3. Rencana Pembangungan Jalan Lingkar
Pemerintah Kota Malang memiliki skenario yakni jalur lingkar barat dan timur.
Di timur, membentang mulai Jalan Ki Ageng Gribik hingga Jalan Mayjen Sungkono. Jalur ini menghubungkan Kota Malang dengan Kabupaten Malang.
Sedangkan di barat, ada dua opsi. Hal itu dikatakan Wali Kota Malang Sutiaji.
Kata Sutiaji, jalur di barat bisa mengambil jalur yang melintas dari Tlogomas, kemudian ke kawasan Merjosari dan tembus ke Dau di Kabupaten Malang.
“Atau bisa lewat Dieng. Nanti masuk Kalisongo, lalu Batu. Lingkar timur dan barat harus ada sentuhan dari pusat, kami sudah sampaikan ke Bappenas. Pembiayaan tidak hanya APBD saja,” ujar Sutiaji, Selasa (30/7/2019).
Kata Sutiaji, lingkar timur dan barat sudah ada di tata ruang dan wilayah Kota Malang. Sutiaji pun berharap, daerah lainnya seperti Kota Batu dan Kabupaten Malang bisa menyinergikan jalur-jalur yang dikembangkan.
“Berarti harus melalui Kabupaten Malang dan Kota Batu. Ketika kami melakukan pembangunan ke sana, harus ditangkap Kabupaten Malang dan Kota Batu,” terangnya.
Rencana ini sudah lama dicanangkan, namun belum terealisasi hingga saat ini. Kata Sutiaji, keterlambatan terjadi karena ada proyek tol. Ia pun mendorong agar konsep jalur lingkar bisa segera terealisasi dalam waktu dekat.
“Site plan kami di RTRW sudah lama. Dulu agak terlambar karena ada tol. Kedua, sinergi tiga daerah itu penting ketika saya menindaklanjuti seperti ini,” paparnya.
Di kawasan timur, Jalan Ki Ageng Gribik hingga Jalan Mayjen Sungkono direkomendasikan untuk menjadi jalur nasional. Dijelaskan Kepala Dinas PUPR Kota Malang, Hadi Santoso, jalur tersebut juga disebutnya jalur lingkar timur.
"Titik lingkar timur kami di RTRW ya itu. Termasuk yang terhubung ke Jembatan Sulfat," terang Soni, sapaan akrabnya.
Dijelaskan Soni, Wali Kota Malang Sutiaji telah mengirim surat ke Kementerian PUPR agar Jalan Ki Ageng Gribik dan Jalan Mayjen Sungkono menjadi jalan nasional. Namun hingga saat ini, belum ada surat balasan dari pusat.
"Belum ada jawaban dari pak menteri. Kami berupaya itu jadi Jalan nasional," terangnya.
Ditanya terkait upaya mengurangi kemacetan, Soni mengatakan solusi yang bisa diambil adalah mengendalikan pemanfaatan jalan dari parkir. Katanya, saat ini banyak tempat parkir yang memakan badan jalan sehingga mrngakibatkan kemacetan.
"Kalau tengah Kota ya tetap mancet. Untuk mengurai kemacetan, pemanfaatan jalan yang dikendalikan," katanya.
Soni juga berharap, nantinya jalur lingkar timur tetap bisa menjadi solusi mengurai kemacetan. Ke depannya, kendaraan besar akan lewat di jalur itu, sehingga tidak melintas di tengah kota.