Kabar Blitar
Tercatat 194 Penderita HIV/AIDS di Kota Blitar Sejak 2004, Kini Penularan Menyasar Usia Remaja
Plt Wali Kota Blitar Santoso mengatakan kasus HIV/AIDS hampir terjadi di semua daerah. Hal itu menjadi tantangan bagi daerah untuk mencegah peredaran
Penulis: Samsul Hadi | Editor: yuli
Plt Wali Kota Blitar Santoso mengatakan kasus HIV/AIDS hampir terjadi di semua daerah. Hal itu menjadi tantangan bagi daerah untuk mencegah peredaran HIV/Aids di masyarakat.
SURYAMALANG.COM. BLITAR - Penularan HIV/Aids di Kota Blitar mulai menyasar ke usia remaja antara 15 tahun-21 tahun. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar berupaya mencegah penularan HIV/Aids dengan menggencarkan penyuluhan ke anak-anak muda.
"Berdasarkan temuan kami, usia pengidap HIV/Aids semakin muda. Usia-usia remaja," kata Kepala Dinkes Kota Blitar, M Muchlis, usai membuka rapat koordinasi Tim Penanggulangan HIV/Aids di Kota Blitar, Rabu (31/7/2019).
Muchlis mengatakan sampai sekarang jumlah total orang dengan HIV/Aids (ODHA) di Kota Blitar ada 194 orang. Jumlah itu merupakan akumulasi sejak kasus HIV/Aids pertama kali ditemukan di Kota Blitar pada 2004.
Menurutnya, pengidap HIV/Aids tetap mayoritas laki-laki. Hanya saja, dari hasil temuan Dinkes, usia pengidap HIV/Aids semakin hari semakin muda. Penularan HIV/Aids sudah menyasar usia remaja.
"Paling banyak tetap usia produktif mulai 21-35 tahun. Tapi, sekarang juga sudah menyasar usia remaja," ujarnya.
Dikatakannya, Dinkes terus berupaya menekan jumlah penularan HIV/Aids. Salah satu upayanya dengan cara menggencarkan penyuluhan soal bahaya HIV/Aids ke kalangan remaja baik di kampus maupun sekolah.
"Program prioritas kami menekan jumlah kasus HIV/Aids, menekan jumlah kematian ODHA, dan menghilangkan stigma negatif masyarakat terhadap ODHA," katanya.
Dia menjelaskan program itu diwujudkan melalui cara penyuluhan, lalu menemukan kasus HIV/Aids, setelah ditemukan dilakukan pengobatan, dan terakhir dipertahankan jangan sampai ODHA meninggal.
Menurutnya, kendala pencegahan penularan HIV/Aids soal kesadaran masyarakat. Banyak masyarakat yang belum paham betul dengan HIV/Aids. Masyarakat masih enggan mengikuti pemeriksaan soal HIV/Aids.
"Makanya kami gencarkan penyuluhannya. Kalau sarana prasarana pemeriksaan HIV/Aids sudah bisa dilakukan di Puskesmas maupun rumah sakit," katanya.
Plt Wali Kota Blitar, Santoso mengatakan kasus HIV/Aids hampir terjadi di semua daerah. Hal itu menjadi tantangan bagi daerah untuk mencegah peredaran HIV/Aids di masyarakat.
Menurutnya, tim penanggulangan HIV/Aids akan merumuskan upaya untuk pencegahan penularan HIV/Aids.
"Kalau perlu, kami akan menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut memberikan penyuluhan soal bahaya HIV/Aids ke warga. Karena penyelesaian masalah HIV/Aids tidak bisa hanya dilakukan Dinkes saja, semua elemen harus terlibat," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/layanan-penderita-hivaids-di-rsud-bangil-pasuruan.jpg)