Nasional
Update Gempa Jakarta yang Berpusat di Banten Kemarin: 15 Rumah Rusak dan Daftar Wilayah Terdampak
Update gempa Jakarta yang berpusat di Banten kemarin: 15 rumah rusak dan berikut daftar wilayah terdampak, dan penjelasan pakar teknotik UGM.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM - Update gempa Jakarta yang berpusat di Banten kemarin Jumat (3/8/2019) salah satunya ada 15 rumah yang rusak.
Selain itu dari update terbaru gempa kemarin selain Jakarta ada beberapa wilayah lain yang juga terdampak.
Untuk lebih lengkapanya langsung saja simak upate gempa Banten 7,4 SR yang telah dirangkum SURYAMALANG.COM.
1. 15 Rumah Rusak

• 5 Pengakuan Hotman Paris Seusai HP-nya Hilang & Dilaporkan Atas Konten Porno, Sebut Banyak yang Iri
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, 15 unit rumah rusak di Sukabumi dampak gempa Banten bermagnitudo 7,4 yang kemudian dimuktahirkan menjadi 6,9 pada Jumat (2/8/2019).
"Laporan sementara yang kami terima ada 15 rumah rusak dampak gempa," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupatem Sukabumi Maman Suherman dalam keterangan tertulis diterima Kompas.com, Jumat malam.
Sebanyak 15 rumah rusak meliputi 1 rusak berat (RB), 9 rusak sedang (RS), dan 5 rusak ringan (RR). Belasan rumah rusak itu tersebar di 15 desa di 9 kecamatan.
"Satu unit rumah rusak berat di Kampung Cigaluga Desa Pasanggrahan Kecamatan Sagaranten," tutur dia.
"Jumlah rumah rusak dampak gempa ini masih bersifat sementara. Nanti akan kami sampaikan laporan terbarunya," sambungnya.
Belasan rumah rusak itu tersebar di Kecamatan Parakansalak, Cikembar, Cimanggu, Ciambar, Sagaranten, Cidahu, Nagrak, Bojonggenteng, Parakansalak, Kalapanunggal dan Parakansakak.
2. Daerah yang merasakan gempa

• BERITA MALANG POPULER Hari Ini, 5 Fakta Penangkapan 17 Pelaku Narkoba & Tarif Tol Pandaan - Malang
Gempa yang terjadi tak jauh dari Selat Sunda ini terasa hingga ke beberapa daerah, seperti Jakarta, Depok, Bekasi, Sumedang, Yogyakarta, Solo, Malang, hingga Denpasar.
Durasi gempa di masing-masing wilayah ini berbeda-beda. Sempat terjadi kepanikan di Sumedang, Jawa Barat, karena gempa yang dirasakan.
Di Depok, guncangan terasa selama 15-20 detik.
Pantauan BMKG, guncangan terjadi di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar II MMI.
3. Peringatan Tsunami sudah dicabut

• BERITA AREMA POPULER Hari Ini, 2 Hal Penting Jelang Laga Vs Persija, Narasi Optimis & Kondisi Pemain
Gempa Banten yang terjadi pada Jumat (2/8/2019) membuat panik masyarakat Indonesia.
Selain gempa yang dirasakan cukup besar kekuatannya, gempa Banten ini juga picu peringatan dini tsunami.
Informasi ini disampaikan sendiri oleh BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Pengumuman ini dikeluarkan pada pukul 19:35 dan menunggu 2 jam untuk melihat tindak-lanjutnya.
Setelah 2 jam berlalu dan tak terjadi gempa serta permukaan air laut yang tak mengalami perubahan signifikan, BMKG pun mengakhiri peringatan ini.
Hal ini disampaikan lewat pers-conference dari BMKG.
....Sehingga setelah kami menunggu sesuai SOP, 2 jam setelah perkiraan akhir gelombang tsumani datang pada pukul 19:35... yaitu pukul 21:35 maka peringatan dini potensi tsunami diakhiri, bukan dicabut. Jadi diakhiri," tukas BMKG.
"Jadi dengan pers-conference ini sekaligus kami menyatakan bahwa pukul 21:35 WIB peringatan dini tsunami telah berakhir," lanjut BMKG.
Gempa susulan belum tercatat di BMKG hingga 21:35.
4. Penyebab Gempa

Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa bumi yang mengguncang sebagian wilayah selatan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa dipicu adanya deformasi batuan Lempeng Indo-Australia.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia," kata Daryono, Jumat malam.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaoti kombinasi gerakan mendatarr dan naik," lanjutnya.
Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa tektonik di Samudera Hindia Selatan Selat Sunda.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Kasbani mengatakan, gempa bumi dengan pusat di laut ini disusun oleh batuan sedimen berumur kuarter.
"Wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi adalah wilayah pesisir selatan Banten, Jawa Barat dan Lampung yang pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur kuarter.
Batuan berumur kuarter serta batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, belum kompak dapat bersifat memperkuat efek guncangan gempa bumi," ujar Kasbani, Jumat (2/8/2019).
5. Alasan gempa dirasakan mulai Jogjakarta hingga Mataran

Meski berpusat di Banten, gempa Banten dirasakan di sejumlah wilayah di Pulau Jawa, seperti Yogyakarta hingga Banyuwangi dan Denpasar.
Pakar Tektonik Aktif Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada, Gayatri Indah Marliyani, mengatakan, bahkan sebaran getaran gempa dirasakan hingga Mataram.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
"Karakteristik gempa merata seperti itu, biasanya (pusat) gempanya ada di bagian dalam dari zona subduksi. Atau istilah geologinya intra-slab," ujar Gayatri dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2019).
Ia menjelaskan, penyebabnya biasanya karena ada lempeng samudera yang pecah, retak, atau patah.
Hal ini mengakibatkan hiposenter agak dalam dan getarannya bisa terasa sampai ratusan bahkan mungkin ribuan kilometer.
Karakteristik gempa dengan kedalaman seperti ini umumnya sesar tidak bisa dipetakan.
6. Selektif terhadap informasi Pasca-gempa
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap segala informasi yang ada. Masyarakat diminta mempercayai perkembangan informasi dari sumber resmi seperti BMKG dan BNPB.