Universitas Muhammadiyah Malang
Mahasiswa KKN UMM Berbagi Strategi Pemasaran Produk Kentang ke Petani Desa Ngantru, Malang
Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) 108 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berbagi pengalaman dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Ngantru
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, NGANTANG - Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) 108 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berbagi pengalaman dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Ngantru Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, pekan lalu.
Mereka presentasi tentang cara memasarkan dan mengembangkan produk.
"Strategi pemasaran berfokus pada pengolahan kentang," jelas M Fajar Cahyautama, koordinator desa dalam rilis yang dikirim ke Suryamalang.com, Senin (5/8/2019).
Desa Ngantru merupakan desa yang memiliki keunggulan pertanian yaitu kentang dan cabai. Ibu-ibu KWT yang sudah terbentuk pada Maret 2018 sudah mengolah produk kentang menjadi olahan kripik. Mahasiswa KKN 108 UMM yang dibimbing langsung oleh Sholahuddin Al Fatih SH MH ini lalu menjelaskan jika olahan kentang bisa juga diolah menjadi Brownies Kentang ataupun Donat Kentang.
Mereka juga membawa contoh olahan donat kentang dan mempersilahkan ibu-ibu KWT untuk mencicipi donat kentang tersebut. Mereka juga memberikan informasi terkait strategi pemasaran. Dimulai dari penampilan produk yang bagus bisa menarik minat konsumen. Juga penjelasan strategi pemilihan kemasan, membuat perbedaan melalui design kemasan dengan produk lain, termasuk tagline yang menarik bisa membuat daya tarik konsumen semakin meningkat.
"Nah, misalkan ya bu membuat produk Donat Kentang Pelakor. Ini kan namanya beda daripada yang lain. Ibu-ibu bisa bikin nama produk Keripik Kentang Pelakor Ngantru, rasa balado wah pasti banyak yang tertarik beli itu, Bu," ujar Evy, salah satu anggota kelompok KKN 108 dari divisi Ekonomi dan Pariwisata.

Pelakor disini dimaksudkan agar produk keripik kentangnya bisa menarik perhatian dari keripik kentang yang lain. Diharapkan ini bisa memunculkan rasa ingin membeli. Materi lalu dilanjutkan dengan penjelasan tentang bagaimana mendapatkan Perizinan Industri Rumah Tangga (PIRT). Sebab produksi keripik kentang merek memang belum mendapat legalitas perizinan.
Penjelasan materi yang sederhana dan hangat ini berlanjut sampai pada tahap bagaimana cara mengambil gambar produk yang menambah nilai jual dan menarik perhatian konsumen. Kemudian Divisi Publikasi dan Dokumentasi juga mencontohkan bagaimana pengambilan gambar produk yang menarik dengan membawakan mini studio hasil buatan mereka sendiri.
Mereka juga membuatkan akun online Facebook dan Instagram bagi produk keripik kentang buatan ibu-ibu KWT tersebut, dengan harapan nantinya pemasaran dari produk keripik kentang atau olahan kentang yang lain tersebut bisa disebarluaskan wilayah pemasarannya sampai ke luar kota.
Ny Wiwik selaku tuan rumah senang ada sesi ini. Sebab bisa lebih dibantu dari segi pemasaran.
Ulfa Fitriani dari Divisi Ekonomi dan Pariwisata juga menjelaskan adanya program kerja ini ditujukan untuk membantu memberikan informasi terkait strategi pemasaran hingga mendapatkan legalitas dari PIRT yang menjadi kendala dalam pemasaran produk tersebut.
“ Harapannya nanti bisa melanjutkan pemasaran produk kentang yang berorientasi ke online agar produk tersebut nantinya bisa meluas," paparnya. Selain itu juga jika dengan pemasaran lewat online ini berhasil diharapkan nantinya bisa tidak hanya mengolah hasil panen sendiri tapi juga hasil panen orang lain.