Nasional

Ada Cinta Segitiga di Balik Kasus Teror Petasan Klaten

Ada cinta segitiga di balik teror petasan di RT 01 RW 06, Desa Ngemplak, Kalikotes, Klaten.

Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.com/Muhammad Romadoni
Ilustrasi. 

SURYAMALANG.COM – Ada cinta segitiga di balik teror petasan di RT 01 RW 06, Desa Ngemplak, Kalikotes, Klaten.

Polres Klaten telah menangkap tersangka teror petasan tersebut.

Pelaku bernama Bambang Murdoko (41) merupakan warga desa Gumulan, Kecamatan Klaten Tengah.

Bambang melakukan aksi teror petasan itu sebanyak tiga kali.

Pelaku melakukan aksi teror petasan diduga karena cemburu.

Kapolres Klaten AKBP Aries Andhi menjelaskan tersangka memiliki hubungan dekat dengan istri Sigit, yakni Rubiyem.

Karena cemburu, tersangka melakukan teror petasan ke rumah pasangan suami istri (pasutri) Sigit dan Rubiyem tersebut.

“Tersangka melempar mercon dengan sasaran ke rumah korban sebanyak tiga kali,” kata AKBP Aries Andhi, Kamis (8/8/2019) siang.

“Tersangka melakukan aksi teror tersebut sendirian dengan mengendarai motor Vario nopol AD 2989 OQ,” katanya.

Tersangka Bambang merasa dibuat tidak tenang oleh Rubiyem.

Awalnya Rubiyem menyuruh Bambang untuk kembali ke Klaten.

Setelah dituruti, ternyata Rubiyem kembali ke suaminya.

Sedangkan Bambang sudah terlanjur tidak diterima oleh istri sahnya di Jakarta.

Sehingga Bambang berniat membuat Rubiyem dan keluarga tidak tenang dengan cara melempar petasan.

Dalam kasus ini polisi menyita motor Vario nopol AD 2989 OQ, STNK, kunci, jaket jin warna biru, dan korek gas warna biru.

Polisi juga menyita lima mercon tabung berdiameter 4 cm sepanjang 17 cm, dan sejumlah paku usuk.

Juga ada satu pipa paralon berdiameter 3,3 cm sepanjang 16 cm yang dua ujungnya ditutup penutup warna biru dan dibalut isolasi transparan.

Selain itu, ada satu pipa paralon warna putih yang sudah terpotong menjadi dua bagian.

Aksi teror itu terjadi pada Selasa (6/7/2019) pukul 02.00 WIB.

Ledakan keras menyebabkan beberapa kaca dan jendela bergetar.

Setelah mendengar ledakan keras itu, warga langsung berhamburan keluar rumah.

Warga mengira ada bom rakitan yang meledak. Ternyata suara ledakan dari petasan di depan rumah Rukiyem.

Ditemui Tribunsolo.com dikediamannya, Rubiyem mengungkapkan rumahnya sudah tiga kali menjadi sasaran orang tidak bertanggung jawab

“Ini sudah ketiga kalinya saya diteror. Teror pertama terjadi beberapa minggu lalu,” kata Rubiyem, Selasa (6/8/2019).

Petasan pertama ditemukan pada 30 Juli 2019, lalu petasan kedua ditemukan pada 3 Agustus 2019.

“Saat pertama ini di depan rumah saya, satu kresek ada paku payungnya,” katanya.

“Kalau kedua di dekat sumur, itu petasan yang menggunakan pipa paralon,” katanya.

Namun, petasan yang langsung meledak sangat keras baru terjadi Selasa (6/7/2019) pukul 02.00 WIB.

Saat itu dirinya sudah mau kembali ke kamar untuk tidur.

Namun Tina mendengar ada suara motor yang disusul letusan petasan yang cukup keras sehingga membuat tanah bergetar.

Bahkan para tetangga langsung keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi.

Suara tersebut menyebabkan beberapa kaca dan jendela bergetar.

“Kami mengira ada bom rakitan yang meledak, ternyata bukan,” katanya.

Saat memeriksa, tetangga menemukan empat petasan, satu paralon, dan beberapa paku payung.

Rubiyem mengaku tidak memiliki dendam terhadap siapapun.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Motif Asmara Teror Petasan Klaten: Tak Diterima Istri Sah, Pelaku Cemburu Korban Kembali ke Suaminya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved