Citizen Reporter

Perihal Frekuensi dan Durasi Hubungan Badan, Satu Tinjauan Psikologis

Seberapa sering kita berhubungan seksual tergantung pada faktor genetik, biologis, dan kondisi kehidupan kita.

Editor: yuli
Kompas.com
Ilustrasi 

Berapa sering biasanya orang berhubungan seks?

OLEH: John Malouff, Associate Professor, School of Behavioural, Cognitive and Social Sciences, University of New England

John Malouff
John Malouff (theconversation.com)

Rata-rata orang Australia mengaku berhubungan seks satu atau dua kali dalam seminggu. Orang Inggris mengaku belum tentu berhubungan seks sekali dalam seminggu. Sementara, warga Amerika Serikat berhubungan seks dua sampai tiga kali seminggu.

Tentu kita tidak dapat mengetahui dengan pasti seberapa sering seseorang berhubungan seks. Orang bisa salah memberitahu frekuensi aktivitas seksualnya, baik sengaja maupun tidak. Namun, data perkiraan ini dibuat berdasarkan sampel yang representatif sehingga dapat dijadikan acuan.

Apa yang dimaksud dengan berhubungan seks?

Beberapa studi bertanya secara general mengenai frekuensi hubungan seksual; tapi ada juga studi lain yang mengartikannya secara spesifik, seperti “kegiatan bersama orang lain yang melibatkan kontak alat kelamin dan gairah seksual”.


Tentu saja, angka rata-rata tidak menggambarkan keberagaman populasi. Beberapa orang, baik yang sedang menjalani hubungan atau tidak, menyatakan tidak pernah atau hampir tidak pernah berhubungan seksual. Sementara yang lain berhubungan seksual setiap hari.

Aktivitas seksual setiap orang berbeda dari tahun ke tahun, tergantung pada kesempatan melakukan hubungan seksual, kondisi kesehatan, dan faktor lainnya.

Mengapa rata-ratanya satu atau dua kali seminggu?

Seberapa sering kita berhubungan seksual tergantung pada faktor genetik, biologis, dan kondisi kehidupan kita.

Secara biologis, bila pasangan bersetubuh paling tidak dua kali dalam seminggu, pembuahan bisa terjadi paling tidak sekali selama periode subur perempuan yang terjadi enam hari dalam sebulan. Oleh karena itu, pasangan seperti ini lebih besar kemungkinannya untuk bereproduksi dibandingkan dengan pasangan yang jarang berhubungan seks.

Keberhasilan reproduksi dapat mengarah pada penyaringan perilaku genetik. Dengan kata lain, orang-orang yang sering berhubungan seks lebih besar kemungkinannya mendapatkan anak, sehingga gen mereka akan tersimpan dalam lungkang gen (gene pool).

Namun, tingkat dorongan genetik untuk berhubungan seksual bisa bervariasi pada setiap orang.

Kondisi hidup kita bisa berperan dalam frekuensi hubungan seksual, terutama karena ada hal lain yang perlu kita perhatikan: pekerjaan kantor, mengurus anak, mengurus rumah tangga, dan juga ponsel pintar and ragam pilihan hiburan lainnya.

Teknologi kadang menghalangi. Annie Spratt

Nyatanya, dalam beberapa dekade terakhir, frekuensi hubungan seksual orang Australia dan AS berkurang.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved