Selebrita

Pesona Nia Ramadhani di Ajang Penghargaan Achmad Bakrie, Potretnya dengan Busana Tunik Sangat Elegan

Pesona Nia Ramadhani di ajang penghargaan Achmad Bakrie, potretnya dengan busana tunik aangat elegan.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: eko darmoko
Stylo.Grid.ID
Pesona Nia Ramadhani di Ajang Penghargaan Achmad Bakrie, Potretnya dengan Busana Tunik Sangat Elegan 

SURYAMALANG.COM - Pesona Nia Ramadhani di ajang penghargaan Achmad Bakrie belum lama ini terekspos. 

Artis peran Nia Ramadhani sekaligus istri konglomerat Adri Bakrie itu tampil cantik dengan busana tunik. 

Dalam ajang Achmad Bakrie itu penampilan Nia Ramadhani begitu elegan dan mempesona. 

Acara Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) XVII/2019 berlangsung di Ballroom Gedung Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019).

BERITA AREMA POPULER Hari Ini, Reaksi Kapten Persebaya Setelah Kalah 4-0 & Apresiasi Untuk Aremania

Tekanan Batin Nia Ramadhani Tak Kunjung Hamil, Perlakuan Asli Keluarga Ardi Bakrie Berubah Drastis
Nia Ramadhani (instagram.com/ramadhaniabakrie Via Grid.ID)

Mengutip unggahan Nia Ramadhani melalui instagram stories-nya @ramadhaniabakrie Kamis (15/08/2019).

Istri Ardi Bakrie itu Nia Ramadhani terlihat berpose bersama dua sahabatnya, yakni Theresa Wienathan dan Prita Aunalal.

Dibandingkan keduanya yang kala itu berpenampilan dengan dress Batik model sleeveless, Nia Ramadhani justru tampil tertutup.

BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Penyebab Demo Mahasiswa Papua, Ricuh, Lempar Batu & Jalan Ditutup

Nia Ramadhani bersama keluarga di acara Penghargaan Achmad Bakrie
Nia Ramadhani bersama keluarga di acara Penghargaan Achmad Bakrie (instastory ramadhaniabakrie)

Nia Ramadhani terlihat memakai tunik kerah bulat berlengan 3/4 warna hitam dengan aksen emas bermotif garis zig zag.

Gaya Nia Ramadhani ini dipadu kain batik dengan motif geometris berwarna senada dengan atasannya.

Terlihat, busana Nia Ramadhani ini menggunakan kain Tapis Lampung.

Tampilannya semakin modis dipadu dengan kalung panjang berbandul model teardrop dan anting.

Sembari menenteng tas kecil seukuran dompet, tampilan Nia Ramadhani yang sederhana dan tertutup ini dipadu makeup nuansa nude yang berfokus pada eye makeup.

Gaya Nia Ramadhani saat acara Penghargaan Achmad Bakrie, berpose bersama Theresa Wienathan dan Prita Naulal
Gaya Nia Ramadhani saat acara Penghargaan Achmad Bakrie, berpose bersama Theresa Wienathan dan Prita Naulal (instagram.com/ramadhaniabakrie)

Gaya Nia Ramadhani ini pun tuai pujian dari netizen.

'Gila .cantik bgt sih mama nia kaya orang india ginih' tulis akun @mayasaskia08.

'Bajunya bagus banget' ujar akun @imodpuspasari. 

'Cantik banget sihh kak' tulis akun @echyfitriyan. 

Sebelumnya, Nia Ramadhani juga menuai kritik netizen karena berpakaian terbuka pada saat Hari Raya Lebaran.

Kala itu Nia Ramadhani terlihat memakai busana one shoulder berhana kain potongan asimetris warna putih, dipadu rok songket dengan aksen belahan tinggi.

Nia Ramadhani memadukan gayanya kala itu dengan sepatu putih dan aksesori bebatuan dan gelang bangle besar.

Gaya Nia Ramadhani saat Hari Raya Lebaran 2019
Gaya Nia Ramadhani saat Hari Raya Lebaran 2019 (instagram.com/ramadhaniabakrie)

Untuk diketahui, Penghargaan Achmad Bakrie merupakan tradisi penganugerahan kepada para tokoh inspirasional yang telah berjasa bagi kehidupan bangsa Indonesia.

Achmad Bakrie adalah seorang pengusaha Indonesia, Ayah dari Aburizal Bakrie, mertua Nia Ramadhani

Tokoh-tokoh yang dipilih di ajang penghargaan in adalah insan-insan terbaik dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Serta mereka yang telah membaktikan hidupnya di bidang kemanusiaan.

Selama kurun waktu tujuh belas tahun berturut-turut, Penghargaan Achmad Bakrie telah diberikan kepada 76 penerima yang terdiri dari 72 individu dan 4 lembaga.

Irwan Oetama putra sulung Pendiri Kompas, Jakob Oetama didampingi istri Magda Hutagalung menerima penghargaan Achmad Bakrie (PAB) XVII/2019 untuk Negeri, Bidang Jurnalisme untuk Jakob Oetama, di XXI Ballroom Gedung Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019) malam.
Irwan Oetama putra sulung Pendiri Kompas, Jakob Oetama didampingi istri Magda Hutagalung menerima penghargaan Achmad Bakrie (PAB) XVII/2019 untuk Negeri, Bidang Jurnalisme untuk Jakob Oetama, di XXI Ballroom Gedung Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019) malam. (Warta Kota/Alex Suban )

“Tahun 2019 ini adalah tahun ke-17 Yayasan Achmad Bakrie memberikan PAB kepada anak bangsa. Yang telah menuangkan pikirannya dalam menghasilkan karya inspiratif yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat" 

"Semoga penghargaan ini juga mampu memotivasi anak-anak bangsa untuk terus berjuang menghasilkan karya-karya terbaik mereka bagi masyarakat,” ujar Ardiansyah, Ketua Penyelenggara PAB XVII dikutip dari Wartakotalive.com.

Adapun empat tokoh yang mendapatkan penghargaan adalah:

1. Jakob Oetama (Jurnalisme)

Irwan Oetama putra sulung Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama memberikan sambutan setelah penganugerahan penghargaan Achmad Bakrie (PAB) XVII/2019 untuk Negeri, Bidang Jurnalisme, di XXI Ballroom Gedung Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019) malam.
Irwan Oetama putra sulung Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama memberikan sambutan setelah penganugerahan penghargaan Achmad Bakrie (PAB) XVII/2019 untuk Negeri, Bidang Jurnalisme, di XXI Ballroom Gedung Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019) malam. (Warta Kota/Alex Suban)

Kecerdikan visionernya membangun jurnalisme kepiting.Yang memungkinkan Kompas bertahan sebagai bagian pilar demokrasi yang keempat.

Di tengah iklim politik yang otoriter, sekaligus kelompok usaha yang dinamis di tengah situasi ekonomi yang tak menentu.

2.Ashadi Siregar (Sastra Populer)

Lewat trilogi "Cintaku di Kampus Biru” (1974), "Kugapai Cintamu” (1974), dan "Terminal Cinta Terakhir” (1975), ia berhasil membuka babak baru penulisan novel populer di negeri ini.

Temanya memang lazim dalam genre sastra pop: dunia anak muda dan mahasiswa yang diwarnai liku-liku percintaan, pendobrakan, dan pencarian diri.

Namun semua itu dituturkan Ashadi dengan bahasa yang segar- lugas, dengan pandangan yang lebih terpelajar.

3. Anna Alisjahbana (Kedokteran)

Dedikasinya memperbaiki kualitas anak Indonesia secara holistik dan integratif, antara lain mengilhami pengembangan perangkat inovatif dan tepat guna DDTK.

"Deteksi Dini Tumbuh Kembang" temuannya ini bertujuan menjaring anak dengan gangguan perkembangan pada masyarakat rentan dan kurang mampu, yang diterapkan pada Taman Posyandu, PAUD dan pendidikan keluarga, untuk mempersempit kesenjangan anak desa - kota.

4. Anawati (Sains)

Rela meninggalkan gemerlap karir dan gemerincing mata uang Euro, karena melihat kualitas air minum perdesaan di Sumbawa hampir sebagiannya terkontaminasi logam berat.

Risetnya tentang Tubular Anodic Aluminium Oxide (AAO) dan gagasannya memanfaatkan teknologi pelapis bahan lokal, telah membantu masyarakat Sumbawa.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved