Nasional
Akhir Kisah Video Viral Ospek Mahasiswa Baru Disuruh Minum Air Ludah, Ini Nasib Para Senior Kini
Beredar video viral ospek Mahasiswa baru disuruh minum air ludah temannya sendiri, begini nasib para seniornya kini.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Beredar video viral ospek Mahasiswa baru disuruh minum air ludah temannya sendiri.
Dalam video viral ospek mahasiswa baru itu juga terlihat beberapa perlakuan senior yang membuat geram para netizen.
Dalam salah satu video viral yang beredar, terlihat para mahasiswa baru yang mengenakan jaket almamater berwarna kuning disuruh meminum dan meludah kedalam sebuah kemasan air mineral.
Selain itu, dalam video yang lainnya terlihat para mahasiswa baru menaiki tangga dengan cara berjalan jongkok.
Sementara itu para senior yang berada di lokasi sibuk menyoraki mahasiswa baru yang tengah naik tangga.
Belakangan diketahui bahwa peristiwa tersebut terjadi di Dikutip dari Kompas.com, peristiwa itu terjadi di Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara.
Diketahui video viral ini diunggah oleh beberapa akun instagram @makassar_iinfo pada Kamis 29 Agustus 2019 malam.
Pada video pertama, tampak beberapa mahasiswa baru duduk rapi sambil memegangi segelas air putih.
Para mahasiswa baru itu dipaksa minum lalu memuntahkannya lagi ke dalam gelas.
Setelah itu, para oknum senior memaksa mahasiswa baru yang telah meludah, untuk mengoper gelas ke mahasiswa lain.
Pada video lain, para mahasiswa baru dipaksa menaiki tangga dengan cara berjongkok.
Para oknum senior dalam video, terlihat asyik membentak bahkan sampai ada yang tertawa terbahak-bahak.
Tak cuma itu, ada pula oknum senior yang memukul kepala mahasiswa yang tertutup caping.
Tindakan miris para oknum senior Unkhair itu dilakukan berkali-kali hingga penggalan video itu berakhir.
Dilansir dari Kompas.com, Rektor Unkhair Ternate, Husen Alting mengaku sudah mengambil langkah-langkah guna menindaklanjuti pelanggaran ini.
Melalui rilis persnya, Husen Alting mengatakan kejadian ini terjadi saat pelaksanaan Inforient Fakultas Kelautan dan Perikanan pada Kamis (29/8/2019) kemarin.
Sebagai Rektor Unkhair Ternate, Husen Alting meminta maaf atas aksi ospek yang telah meresahkan masyarakat.
“Kami selaku pimpinan Unkhair menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut sekaligus mengutuk keras perbuatan yang dilakukan itu,” ucap Husen Alting.
Selain meminta maaf, ia juga memastikan agar oknum-oknum yang terlibat mendapat hukuman.
Diketahui memang ada beberapa oknum mahasiswa yang memanfaatkan kesempatan terhadap mahasiswa baru di dalam kelas.
Kemudian, oknum mahasiswa itu melakukan tindakan yang tak sesuai norma akademik, kode etik mahasiswa, dan panduan inforient.
Empat orang mahasiswa yang diduga terlibat dalam ospek itu berasal dari Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan berinisial AE, FSMA, LM, dan NSF.
Keempatnya dikenai sanksi berupa skorsing kuliah dengan jangka waktu satu hingga dua semester.
AE diberikan sanksi berupa skorsing perkuliahan dalam waktu dua semester, sedangkan FSMA, LM, dan NSF diskorsing selama satu semester.
“Para pelaku tersebut telah menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan atas tindakan tidak terpuji mereka kepada mahasiswa baru, civitas akademika, dan masyarakat,” ujar Husen Alting.
Menurutnya, seharusnya, mahasiswa baru diberikan materi meliputi pengenalan akademik fakultas, kelembagaan ditingkat fakultas, serta minat dan bakat.
Siswa SMA Meninggal Saat MOS
Kekerasan saat masa orientasi sudah sering terjadi setiap tahunnya.
Belum lama ini seorang siswa SMA Militer Plus Taruna Indonesia Palembang tewas saat kegiatan Masa Orientasi Siswa pada Sabtu (13/7/2019).
Siswa berinisial DBJ (14) tewas dianiaya oleh pembina MOS bernama Obbi.
Kepala korban dipukul oleh pembina menggunakan bambu.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMA Militer Plus Taruna Indonesia Palembang dikabarkan meninggal dunia saat kegiatan MOS.
Curiga akan kejadian yang menimpa DBJ, pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.
Hasil pemeriksaan visum luar RS Bhayangkara Palembang menyatakan adanya tanda luka memar di bagian kepala dan kaki DBJ.
"Saat diperiksa visum dalam juga memang resapan darah di kepala. Berarti ada benturan kuat di kepala. Di dada juga ada," ujar dokter forensik RS Bhayangkara Palembang Indra Sakti, Sabtu (13/7/2019) dikutip dari Kompas.com.
Setelah melakukan pemeriksaan, Satreskrim Polresta Palembang kemudian menetapkan satu orang tersangka dalam kasus tewasnya DBJ, yakni Obbi (24).
Obbi merupakan pembina dari SMA Militer Plus Taruna Indonesia Palembang.
"Hasil pemeriksaan, tersangka mengakui jika telah menganiaya korban. Tadi malam telah ditetapkan tersangka atas nama Obbi," kata Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara, Senin (15/7/2019).
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukukan kepada tersangka, diduga Obbi nekat melakukan penganiayaan karena kesal dengan ulah DBJ.
Kompol Yon Edi mengatakan, DBJ dianggap pemalasa dna sering membantah arahan pembina.
"Motifnya berawal dari dia (tersangka) kesal, karena calon siswa ini malas-malasan begitu, dia lakukan pemukulan dengan bambu," katanya.
DBJ disebut sempat memaki Obbi setelah dipukul.
Obbi merasa tersinggung hingga membuatnya marah dan menarik DBJ hingga terjatuh.
Akibatnya, kepala DBJ terbentul ke aspal.
Benturan ini diduga membuat DBJ mengalami pendarahan di kepala.
Obbi merupakan pembina yang ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengurusi MOS.
Mengani legalitas dna kompetensinya, pihak kepolisian akan terus menyelidiki.
"Tersangka Obbi statusnya pembina yang ditunjuk pihak sekolah, masalah legalitas dan kompetensi kita cari lagi," ujar Yon.