Nasional
Sosok Benny Wenda, Pria Kelahiran 17 Agustus Dicap sebagai Tokoh Separatis Papua & Dalang Kerusuhan
Sosok Benny Wenda, Pria Kelahiran 17 Agustus Dicap sebagai Tokoh Separatis Papua dan Dalang Kerusuhan
Dilansir dari Harian Kompas, penyerangan Polsek Abepura 6 Desember 2001 diduga atas kerja sama Benny Wenda bersama kakaknya Matias Wenda di wilayah perbatasan Jayapura-Papua Niugini.
Keduanya mengerahkan sekitar 500 warga Jayawijaya ke perbatasan Jayapura-PNG dengan alasan keamanan di Jayapura tidak terjamin.
Kelompok ini pula melakukan pembantaian terhadap enam warga pendatang pekerja kayu di perbatasan RI-PNG, Desember 2001.
Saat penangkapan Benny, polisi menemukan sejumlah dokumen mengenai perjuangan OPM dan Surat Keputusan Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka dan lainnya.
Dokumen-dokumen ini dimiliki Benny Wenda sebagai bagian dari jaringan kerja sama dengan kelompok OPM.
Di pengadilan, Benny Wenda didakwa jaksa setempat, telah bekerja sama dengan OPM berupaya membangun keresahan di kalangan masyarakat, memisahkan Papua dari Negara Kesatuan RI.
Difasilitasi Bertemu PBB
Benny Wenda memiliki kiprah dan jaringan yang cukup luas di ranah internasional.
Dia bahkan pernah bertemu Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa.
Pemerintah Vanuatu menjadi pihak yang memfasilitasi tokoh pembebasan Papua Barat itu untuk bertemu Komisi Tinggi HAM PBB.
Pertemuan terjadi di sela kunjungan kehormatan delegasi Vanuatu ke kantor KTHAM pada Jumat 25 Januari 2019.
Kehadiran Benny ternyata mengejutkan KTHAM karena pembahasannya berbeda dengan tujuan kedatangan delegasi Vanuatu ke kantor KTHAM, yakni untuk membahas pelaksanaan Universal Periodic Review (UPR) HAM Vanuatu.
Ditambah lagi, Benny tidak tercatat sebagai delegasi resmi Vanuatu.
Atas hal ini, Pemerintah RI telah melayangkan protes keras terhadap Pemerintah Vanuatu.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai Vanuatu tidak memiliki iktikad baik terkait penghormatan atas kedaulatan wilayah negara Indonesia dengan memfasilitasi Benny Wenda.