Malang Raya

Sambut Tim Pimnas UB, Rektor Tak Masalahkan Penurunan Peringkat

Prof Dr Nuhfil Hanani MS menyambut kedatangan tim dosen dan mahasiswa yang terlibat di Pimnas ke-32 di Universitas Udayana.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Tim Pimnas Universitas Brawijaya (UB) usai berlaga di Pimnas di Universitas Udayana Bali disambut Rektor UB Prof Dr Ir Nuhfil Hanani MS, Rabu (4/8/2019). UB di peringkat enam di Pimnas. 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof Dr Nuhfil Hanani MS menyambut kedatangan tim dosen dan mahasiswa yang terlibat di Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) ke 32 di Universitas Udayana Bali, Rabu (4/9/2019).

Di Pimnas, UB merosot di peringkat 6 dari sebelumnya 2018 di posisi 2. Jawaranya tetap UGM Jogjakarta.

“Ya nggak apa. Harapannya ya tahun depan meningkat lagi. Kalau ada yang salah, salahkan saya rektornya,” ungkap Nuhfil Hanani pada SURYAMALANG.COM usai penyambutan.

Hal ini diduganya karena banyak pergantian wakil dekan juga wakil rektor.

Menurut dia, prestasi naik turun sebuah hal yang lumrah.

“Sama juga dengan peringkat UB secara nasional. Tahun lalu 12, sekarang 9,” tandasnya.

Dikatakan, pada sistem penilaian di Pimnas ada yang berubah. Yang jadi juara adalah sudah masuk jurnal terindeks Scopus.

Untuk itu harus diupayakan agar hasil PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) bisa masuk ke jurnal internasional.

“Kami kan sudah MoU dengan beberapa perguruan tinggi untuk penerbitan jurnal,” katanya.

Sehingga untuk perbaikan ke depan akan dievaluasi penyebabnya.

Di Pimnas, UB mendapat dua perak dan dua perunggu di poster dan dua emas di presentasi serta empat perak dan dua perunggu.

Salah satu peraih emas di presentasi adalah tim PKM PE (Penelitian) dari Fakultas Teknologi Pertanian.

Christina Ekawati merasakan suasana kompetisi sangat ‘panas’ tapi juga menyenangkan karena banyak bertemu inovator-inovator muda dari berbagai perguruan tinggi di Pimnas.

“Jadi tahu apa saja inovasi-inovasi teman lainnya di Bali,” kata Christina.

Timnya mengangkat tentang teknologi yang bisa mendegradasi warna dari pewarna tekstil dengan memakai konsorsium bakteri.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved