Malang Raya
Kabar Terbaru Penyebaran Difteri Carrier di MIN 1 Kota Malang, Sekolah Difogging & Respon Walikota
Kabar Terbaru Penyebaran Difteri Carrier di MIN 1 Kota Malang, Sekolah Difogging & Respon Walikota
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Murid MIN 1 Kota Malang diliburkan setelah ratusan murid positif carrier difteri.
Menanggapi hal tersebut, pihak sekolah melakukan sterilisasi dengan cara melakukan penyemprotan atau fogging ke seluruh sudut sekolah.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji turut mengunjungi MIN 1 Kota Malang dan memberikan tanggapannya.
1. Murid Libur, MIN 1 Kota Malang Difogging

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang melakukan sterilisasi dengan penyemprotan atau fogging di seluruh sudut sekolah. Sterilisasi dipilih pasca 212 siswa positif carrier difteri.
“Fogging ini dipilih untuk sterilisasi. Semua ruang kelas, wastafel, pagar dan tembok dan seluruhnya kami semprot. Harapan kami supaya bakterinya ini tidak menyebar,” ujar Waka Kurikulum MIN 1 Kota Malang, Nanang Sukmawan Setiabudi, Rabu (23/10/2019).
Ia mengatakan per hari ini, pihak MIN 1 Kota Malang memutuskan untuk meliburkan aktivitas belajar mengajar. Tujuannya agar mata rantai penyebaran difteri dapat diputus.
“Keputusan ini juga melalui musyawarah dan izin kepada Kanwil Kemenag Jawa Timur. Jadi bukan sepihak,” ucapnya.
Nanang menjelaskan awal mula ditemukan kasus difteri di MIN 1 Kota Malang adalah dari pemeriksaan satu orang siswa kelas V. Saat diperiksa, si siswa itu negatif carrier difteri.
“Kami tidak sampai di situ. Kami lakukan swab kepada beberapa siswa yang merupakan teman sekelasnya. Hasilnya 29 orang positif carrier difteri,” papar Nanang.
Pihak sekolah memperlebar uji swab ke kelas II sebab ada siswa yang diduga carrier difteri. Hasilnya, 62 siswa di kelas II juga positif terkontaminasi difteri.
“Terakhir kami lakukan swab di kelas IV. Totalnya 212 orang carrier difteri,” imbuhnya. (Sofy)
2. Tanggapan Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji

Wali kota Malang mengunjungi MIN 1 Kota Malang, kunjungan ini terkait dengan penyakit Carrier difteri yang diderita siswa.
Wali Kota Malang Drs H Sutiaji menegaskan bahwa di MIN 1 Kota Malang tidak ada yang menderita difteri.
“Gini saya mohon kepada semuanya untuk ikut mendinginkan suasana dan situasi, disini itu difterinya nggak ada, disini itu adalah carrier, carrier itu pembawa kuman,”ujarnya.
Selanjutnya Sutiaji menjelaskan bagaimana isu tentang carrier difteri ini menyebar.
“Jadi awalnya gini, salah satu siswa anggota pos polisi kecil emang sakit, terus dia ngamar dan infonya dia punya carrier,
karena takut menular akhirnya satu tim polisi kecil itu diperiksa, dan hasil labnya ada 10 anak carrier, ternyata anak pertama di rumah sakit tadi ternyata negatif carrier, rata-rata sesungguhnya tidak ada yang difteri,” terangnya.
Akhirnya setelah kejadian itu, wali siswa meminta semua anak untuk di lab.
Sutiaji juga menambahkan bahwa di Kota Malang yang menderita difteri hanya 6 orang dan itu sudah sembuh.
“Di Malang itu yang terjangkit difteri hanya 6 dan sudah sembuh,” kata Sutiaji. (Bella Ayu Kurnia Putri/BA)
3. Dinas Kesehatan Gelar Imunisasi 1 Bulan Penuh

Dituturkan Kepala Seksi Survelen Imunisasi Dinkes Kota Malang, dr. Anik Hertin, pihaknya akan melakukan pencegahan berupa imuniasasi secara bertahap selama bulan November.
"Difteri ini bisa dicegah melalui imunisasi. Maka dari itu, nanti akan kami gelar bertahap selama sebulan penuh," ucapnya Kepala Seksi Survelen Imunisasi Dinkes Kota Malang, dr. Anik Hertin kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (24/10/2019).
Untuk itu, ia mendorong kepada orang tua wali murid agar mengijinkan siswa-siswinya mengikuti imunisasi.
Tak hanya siswa saja yang diwajibkan mengikuti imunisasi, tapi semua bayi dan wanita usia subur termasuk calon pengantin diwajibkan untuk mengikuti imunisasi.
"Asalkan imunisasinya lengkap, daya tahan tubuh kuat, difteri pun bisa dicegah," ujarnya.
3. Murid MIN 1 dan SMAN 7 Kota Malang Positif Carrier Difteri

Seperti dilaporkan sebelumnya, Ratusan murid dan sejumlah guru di MIN 1 Kota Malang positif terjangkit carrier difteri.
Menurut keterangan Kepala Sekolah Min 1 Kota Malang, Suyanto, ada 212 siswa dari 1.617 siswa dan 15 guru di MIN 1 Kota Malang yang menderita difteri carrier.
Kebanyakan, mereka yang terjangkit difteri carrier merupakan siswa kelas II.
Penyakit difteri carrier yang diderita oleh para murid tidak membuat anak tersebut sakit.
Namun, anak yang positif terjangkit difteri carrier bisa menularkan penyakitnya ke orang lain.
Sementara itu di SMAN 7 Malang tercatat sebanyak 42 siswa dan 20 guru SMAN 7 Kota Malang positif carrier difteri hingga Rabu (23/10/2019).
Alhasil, proses pembelajaran pun terpaksa menggunakan masker.
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala difteri meliputi, sakit tenggorokan dan suara serak, nyeri saat menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening membesar) di leher, dan terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu menutupi tenggorokan dan amandel, sulit bernapas atau napas cepat, demam, dan menggigil.
Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi terinfeksi.
Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali.
Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai carier (pembawa) difteri.
Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier.
Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit lainnya.
Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga mempengaruhi mata.
Penularan
Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:
* Bersin: Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di sekitarnya terpapar bakteri tersebut.
* Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari barang-barang pribadi seperti gelas yang belum dicuci.
* Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara bersamaan, seperti handuk atau mainan.
Selain itu, Anda juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi.
Orang yang telah terinfeksi bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang nonimmunized selama enam minggu - bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.