Kabar Medan
Amir Syam Gantung Diri di Halte Bus, Tulis Surat Bertinta Merah, Sebut Kakak Kandung Biang Keladinya
Amir Syam gantung diri di halte bus, tulis surat bertinta merah, sebut kakak kandung biang keladinya.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM - Amir Syam pria 57 tahun di Medan, Sumatera Utara ditemukan tewas gantung diri di halte bus.
Menyertai kematiannya, Amir Syam meninggalkan sepucuk surat berisi curhatan kekecewaannya pada keluarga.
Dalam surat bertinta merah, Amir Syam juga menulis jika kakak kandung adalah biang keladi dari kematiannya tersebut.
Amir Syam ditemukan tewas gantung diri pada Selasa (5/11/2019), persisnya di halte bus kilometer 18 Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur.
Berikut kronologi penemuan mayat Amir Syam:
1. Ditemukan Satpam

Amir Syam pertama kali ditemukan tewas tergantung dengan tali nilon berwarna biru menjerat lehernya.
Melansir dari Kompas.com, Kepala Sub Bagian Humas Polres Binjai Iptu Siswanto Ginting mengatakan, mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh dua orang saksi yakni Anwar (25) dan Irwan (29).
Kedua saksi tersebut merupakan sekuriti Rumah Sakit Latersia, Kecamatan Sei Bingei, Langkat.
Saksi diberitahu oleh seorang laki-laki yang melintas dan melaporkan bahwa ada seseorang yang gantung diri.
2. Ciri-ciri Amir Syam

Kemudian saksi bersama dengan rekannya melihat ada mayat tergantung menggunakan baju kemeja cokelat, celana hitam, dan sandal kulit hitam.
"Saksi melapor ke Polsek Timur yang kemudian turun ke lokasi," kata Siswanto.
3. Tinggalkan 8 Barang
Dari pemeriksaan terhadap identitas korban, diketahui pria tersebut adalah Amir Syam (57).
Polisi mencatat delapan barang yang ditinggalkannya, yakni sebuah ponsel, KTP, ATM Mandiri, kartu Alfamart, kartu NPWP, 1 lembar kertas catatan, 1 lembar kertas daftar riwayat hidup dan beberapa kertas lainnya.
4. Isi Kertas Bertinta Merah

Surat yang ditulis Amir Syam itu berisi tulisan tangan huruf sambung dengan tinta merah.
Surat itu berisi delapan poin, yang secara garis besar menceritakan riwayat hidup korban, yang bermasalah dengan keluarga atau saudara kandungnya.
Dalam surat itu tertulis, bahwa bunuh diri itu merupakan keinginan kakak kandungnya yang dia sebut "Hajjah Jahanam (Pito)".
Dia bahkan menyertakan alamat lengkap dan kontak kakaknya dalam sepucuk surat yang ditulis menggunakan tinta warna merah tersebut.
Nada kemarahan dan kekecewaan terhadap kakaknya dituangkan dalam surat itu.
Korban menyebut, Pito sering mengakalinya. Dia sempat mengirim uang dari Jakarta kepada kakaknya untuk membeli tanah.
Tapi, pada kenyataannya uangnya itu justru digunakan untuk membayar kuliah anak kakaknya.
5. Ditujukan Untuk Polisi

Polisi mengamankan sejumlah barang milik korban, termasuk sepucuk surat dengan judul "Catatan untuk Polisi".
Humas Polres Binjai, Iptu Siswanto Ginting mengatakan, surat tersebut diduga sengaja ditinggalkan korban sebagai petunjuk untuk polisi.
"Dari judulnya sudah begitu," kata Siswanto, Selasa (5/11/209).
6. Masalah Sertifikat dan Warisan
Selain masalah tanah, dia juga menyinggung masalah terkait sertifikat dan warisan.
Lagi-lagi, Amir Syam menuduh kakak kandungnya berlaku curang, dan berusaha menjegal segala usaha yang dilakukannya.
Adapun berdasarkan identitas korban yang ditemukan di lokasi, Amir beralamat di Jalan Kramat Sawah, Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Provinsi DKI Jakarta.
"Soal temuan-temuan, termasuk surat itu akan kami dalami," ujar Siswanto.
"Saat ini petugas sudah menghubungi pihak keluarga. Kita tunggu, masih proses," ujar Siswanto.
7. Dugaan Sementara
Menurut dugaan sementara Siswanto, Amir Syam diduga bunuh diri lantaran depresi karena masalah keluarga.
"Kemungkinan, dia tak kuat menahan masalah dengan keluarga atau saudara-saudaranya, sehingga bunuh diri," ujar Siswanto.
8. Hasil Visum
Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menerima hasil visum.
Berdasarkan pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan pada tubuh korban.
"Hingga saat ini pihak Rumah Sakit Djoelham menunggu keluarga terdekat apakah mayat dilakukan otopsi atau tidak dan untuk saat ini hanya dilakukan visum," kata Siswanto.