Kabar Solo
Takmir Masjid Deg-degan Hendak Salat Asar, Ular Kobra Nangkring di Karpet, Dibuka Malah Bikin Syok
Takmir Masjid deg-degan hendak salat asar, ular kobra nangkring di atas karpet, saat dibuka isinya malah bikin syok.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Seorang takmir masjid belum lama ini deg-degan saat hendak salat asar berjamaah.
Bagaimana tidak, seekor ular kobra berwarna hitam tiba-tiba nangkring di atas gulungan karpet dekat mimbar salat.
Setelah karpet dibuka isinya malah membuat takmir masjid At Takwa di Perumahan Griya Adi Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo tercengang.
Awalnya, takmir masjid bernama Lanjar menemukan ular tersebut pada Sabtu (7/12/2019).
Saat itu Lanjar hendak menunaikan Salat Ashar berjamaah.

Tiba-tiba, pria 47 tahun tersebut melihat hal mencurigakan di dekat mimbar masjid.
Begitu dilihat dari dekat, ternyata ada seekor ular berwarna hitam di sana.
"Ularnya ada di gulungan karpet dekat mimbar," ujar Lanjar, saat dijumpai TribunSolo.com, Selasa (17/12/2019).
Penemuan Lanjar, membuatnya teringat maraknya penemuan ular di sejumlah daerah.
Lanjar pun berinisiatif memeriksa gulungan karpet itu.

Benar saja, ada banyak ular di sana.
"Saat mau salat, di karpet dekat mimbar ditemukan satu ekor ular.
Pas kita cek di lipatan karpet yang lain, ternyata ditemukan 6 ekor ular lagi," kata Lanjar.
Pengurus masjid kemudian memanggil bantuan dari seorang warga sekitar bernama Janu.
Janu adalah anggota TNI dari Brigrif 6, yang juga anggota komunitas pencinta ular, Exalos Indonesia.
Penemuan Janu selama memeriksa masjid itu, lebih mengejutkan lagi.
Selama empat hari menyisir, Janu menemukan puluhan anak ular kobra jawa atau yang memiliki nama latin Naja Sputatrix.
"Saya temukan lagi 25 ekor, yang 5 ekor sudah saya lepas liarkan lagi, ini tinggal 20 ekor," kata Janu.

Menurut Janu, ular tersebut banyak ditemukan di gudang karpet yang berada di dekat mimbar masjid.
"Ular pertama kali saya temukan di tumpukan keramik, dan tumpukan karpet," jelasnya.
Tumpukan karpet itu kemudian digelar satu per satu di dalam ruangan masjid, dan banyak sekali ditemukan anak ular di sana.
Dia memperkirakan, induk dari anak ular itu masuk ke dalam masjid sekitar dua bulan yang lalu, untuk bertelur, lalu pergi.
"Proses penetasan telur ular sekitar dua bulan, dan telur ular ini tidak diengkrami, jadi setelah si Induk bertelur, dia langsung pergi," terangnya.
Sementara ular yang ditemukan sekitar umur 2-3 minggu dengan panjang sekitar 20 cm.
Untuk mengantisipasi masjid tersebut digunakan sebagai sarang ular, pihaknya dan pengurus masjid menutup lubang di dalam gudang, yang dijadikan tempat untuk pompa air.
Menurut Lanjar, ini merupakan kejadian pertama kali yang terjadi di masjid tersebut.
Seperti diketahui akhir-akhir ini, berbagai daerah di Indonesia dibuat khawatir dengan fenomena munculnya ular Kobra di sekitar pemukiman warga.
Diketahui, musim hujan atau akhir tahun seperti saat ini memang musimnya telur ular untuk menatas.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Taman Belajar Ular Indonesia, Erwandi Supriadi, dilansir dari Kompas.com.
"Telur ular itu menetas 3 bulan. Saya mengamati 5-6 tahun yang lalu. Bulan November, Desember, dan Januari musim menetas bibit kobra," kata Erwandi, yang biasa disapa Elang.
Lalu, bagaimana cara menghadapinya?
Erwandi Supriadi mengatakan, kobra biasanya ditemukan di tempat yang tidak terlalu lembap, tempat gelap, tumpukan batu, dan genteng.
Elang menyampaikan, anakan ular kobra juga sudah berbisa sejak menetas dari telurnya.
"Iya, semua jenis ular berbisa tinggi itu ketika keluar dari telurnya sudah mempunyai bisa," tutur dia.
Oleh karena itu, anakan dengan induk ular ini sama berbahayanya.
Anakan ular kobra yang masih kecil juga akan menggigit dan menyemburkan bisanya jika merasa terancam.
Ular yang kecil ini relatif agresif dan lebih susah untuk ditangkap.
"Luka gigitannya sama, tapi gigitannya (anakan kobra) bisa dua sampai tiga kali. Karena kalau kecil kan labil, megangnyapun susah kalau kecil. Jadi harus ekstra hati-hati," papar Elang.
Ia mengatakan, bisa ular tak bisa masuk melalui pori-pori kulit, namun lewat luka.
"Kesembur, kena bisanya, kalau lagi enggak ada luka, itu enggak apa-apa. Tapi kalau ada luka, (misalnya) kayak digigit nyamuk terus digaruk, itu kan luka. Itu bisa masuk (bisa ular ke tubuh)," ujar dia.
Bisa ular kobra, lanjut Elang, jika hanya mengenai kulit tak akan terasa panas dan tidak menimbulkan lepuhan.
"Bisa berbeda dengan racun. Racun dapat masuk ke tubuh melalui pori-pori. Namun, bisa ular masuk karena terdapat luka, suntikan, atau gigitan," lanjut dia.
Apa yang harus dilakukan ketika bertemu ular?
Saat melihat atau bertemu ular, jika memungkinkan untuk ditangkap, lakukan hal itu dengan tenang.
Kobra atau ular berbisa secara umum akan menyemburkan bisa ketika terancam.
"Misal dipegang kepalanya pun nanti pasti dia akan menyemburkan bisanya. Makanya kalau nangkap kobra, usahakan kepalanya dibawahin. Tutup mulutnya pakai tangan pun masih bisa nyembur," kata Elang.
Ia menyebutkan, bagian terpenting saat bertemu ular, terutama ular berbisa adalah tetap tenang.
Selama ini, ia menamai metode yang dipakai ketika menjumpai ular dengan "STOP" (Silent, Thinking, Observation, Prepare).
Silent
Setakut apapun dengan ular, upayakan tetap diam dan jangan lakukan gerakan kaki sama sekali.
Diam bukan berarti tidak meminta pertolongan.
Elang menjelaskan, seseorang yang bertemu dengan ular dapat berteriak meminta bantuan.
"Diam bukan berarti kita tidak boleh teriak, teriak itu enggak apa-apa, tapi kakinya jangan gerak-gerak. Takutnya nanti diamnya kakinya gerak-gerak, kalau ada pergerakan akan menimbulkan suatu ancaman untuk ular," kata Elang.
Thinking
Upayakan cari tahu jenis ular apa yang dilihat atau ditemui.
Jika tak mengetahui jenisnya, anggap ular tersebut merupakan ular berbisa tinggi.
Hal itu dilakukan agar lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan.
"Kalau memang tidak tahu itu ular apa, anggap saja itu ular berbisa tinggi. Jadi kita bisa lebih berhati-hati," ujar Elang.
Observation
Saat melihat atau bertemu ular, observasi sekeliling kita.
Hal ini dilakukan agar lebih aman dan mengetahui tempat yang aman untuk menyelamatkan diri.
"Melihat sekeliling. Nanti kalau misalkan lari atau menghindar, tahu tempat yang aman," kata Elang.
Prepare
Langkah terakhir, bersiap untuk menghindar dari ular tersebut.