Nasional
Kejanggalan Terjadi Sebelum Bus Sriwijaya Masuk Jurang 80 Meter, Alami Tragedi, Seolah Jadi Firasat
Kejanggalan terjadi sebelum Bus Sriwijaya masuk jurang 80 meter, alami banyak tragedi, seolah jadi firasat.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Kejanggalan terjadi sebelum bus Sriwijaya di Sumatera Selatan masuk jurang 80 meter.
Kejanggalan itu diceritakan salah satu korban penumpang yang masih selamat bernama Hasanah berusia 52 tahun.
Nenek Hasanah adalah satu korban penumpang yang selamat dari kecelakaan bus Sriwijaya yang menewaskan 24 orang.
Dari cerita Nenek Hasanah terungkap bagaimana ia dan cucu bertahan hidup dengan memegang batang pohon.
Nenek Hasanah juga menceritakan kejadian ganjil yang sudah dialami bus Sriwijaya sebelum masuk jurang 80 meter yang seolah jadi firasat.
Berikut kisah lengkap kesaksian Nenek Hasanah:
1. Tragedi Sebelum Kecelakaan Terjadi

Dilansir dari Tribun Sumsel, salah seorang korban selamat bernama Hasanah (52) menceritakan kronologi terjadinya kecelakaan bus Sriwijaya.
Hasanah menjelaskan ketika itu ia, cucu, dan 2 rekannya menumpangi bus Sriwijaya dari Bengkulu menuju ke Palembang.
Sebelum kecelakaan terjadi, beberapa kejadian sempat dialaminya bersama penumpang lainnya.
Saat itu bus yang ditumpangi Hasanah ditabrak sopir travel yang mengendarai mini bus hingga terjadi keributan antara supir bus Sriwijaya dan juga supir travel.
Namun keduanya sepakat untuk berdamai.
2. Bus Hampir Terbalik

Setelah insiden tersebut, bus Sriwijaya melanjutkan perjalanannya dan singgah di rumah makan sekitar Pendopo.
"Di ujung Pendopo (Kabupaten Empat Lawang), bus kami masuk siring (selokan) dan hampir terbalik. Kami turun semua," katanya saat ditemui RSUD Besemah Pagaralam.
Hasanah pun kembali melanjutkan ceritanya.
Ketika itu bus pun ditolong oleh pengendara lain yang lewat dan bus pun akhirnya bisa kembali melakukan perjalanan.
3. Bus Masuk Jurang

Ketika melanjutkan perjalanannya, bus Sriwijaya melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba menabrak sesuatu.
"Dia ngebut dan tiba-tiba nabrak kencang.
"Tahu-tahu kami sudah ada di dalam air," ungkapnya yang terus melihat plafon RSUD.
4. Berpegangan Batang Pohon

Saat kecelakaan bus Sriwijaya ini terjadi, Hasanah, sang cucu bernama Aisyah dan 2 temannya sedang tidak tidur dan sedang bercanda.
Ketika kecelakaan terjadi Hasanah yang duduk di bangku nomor 4 dari belakang mendapat pertolongan setelah terus memegang cucunya.
"Saya pegang cucu saya. teman-teman saya langsung pecahkan kaca, kami keluar," ujar Hasanah.
"Dari situ, kami berpegangan batang pohon
"Kalau tidak, kami akan hanyut karena air sangat deras.
"Kami teriak-teriak. Belum ada yang tolong karena kejadiannya malam," ungkap Hasana.
5. Ditolong Warga
Saat itu tak cuma Hasanah, namun juga cucunya yang berusia 9 tahun ikut berteriak meminta tolong.
Beberapa warga yang mendengarkan hal ini pun langsung berdatangan.
"Tolong, tolong. Kalau ada orang di atas, tolong kami. Om tolong kami," katanya yang menirukan teriakan sang cucu.
Keteranga Resmi Polisi
Sementara itu, menurut penjelasan polisi, kecelakaan bus Sriwijaya Senin (24/12/2019) persisnya terjadi di kawasan Liku Pematang Pagaralam, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan.
Kecelakaan ini dikabarkan memakan 24 korban tewas sedangkan 13 orang lainnya selamat.
Bus dengan rute Bengkulu-Palembang ini terjun ke dalam sebuah jurang sedalam 80 meter.
Kasat Lantas Polres Pagaralam Iptu Rizky Mozam mengatakan bahwa dugaan sementara bus Sriwijaya masuk jurang karena mengalami rem blong.
"Dugaan sementara Bus ini Remnya Blong sehingga menyebabkan kecelakan," katanya
Tak cuma itu, Iptu Rizky juga menjelaskan sebelum terjun ke jurang, bus Sriwijaya ini sempat menabrak tembok penahan Liku Lematang.

Setelah itu, bus terjatuh bebas ke sungai Lematang.
"Sebelum jatuh ke jurang bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang dan jatuh ke bawah aliran Sungai Lematang dengan ketinggian kurang lebih 80 meter," ujar Kasat Lantas.
Hingga kini tim gabungan masih berusaha melakukan evakuasi.
Hal ini dikarenakan masih adanya korban yang berada dalam bus tersebut.
Iptu Rizky mengungkapkan kalau evakuasi sedikit mengalami kesulitan.
Pasalnya separuh badan bus berada di dalam aliran Sungai Lematang.
"Evakuasi sedikit sulit karena separuh badan bus berada dalam aliran sungai. Jadi petugas harus menyelam untuk bisa mengambil korban," jelasnya.
Humas Tim SAR Palembang, Dayu Willy mengatakan ada 37 orang penumpang di dalam bus Sriwijaya.
"Mobil tersebut mengangkut 37 penumpang dari Bengkulu ke Palembang.
"24 Dikabarkan meninggal dan 13 selamat, proses evakuasi masih berlangsung,"kata Dayu melalui pesan singkat dikutip dari Kompas.com.

Dayu juga menjelaskan dalam proses evakuasi satu unit truk satu sel palsar telah diterjunkan.
Selain separuh badan bus yang masuk sungai, kondisi jurang yang curam juga membuat proses evakuasi sedikit terhambat.
"Seluruh korban telah dibawa ke rumah sakit Besemah Pagaralam," ujarnya.